Sistem Arus Permukaan di Sekitar Jalur ARLINDO

Gambar 14. Anomali Presipitasi Bulan Oktober 2010 di Perairan Barat Sumatera dan Sekitarnya Makarim, et al., 2011

2.7 Sirkulasi Arus Muson dan Arus Lintas Indonesia

Perairan Indonesia bagian barat, lebih didominasi oleh Armondo Arus Monsun Indonesia sedangkan Arlindo Arus Lintas Indonesia lebih dominan di perairan Indonesia bagian tengah dan timur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. Pada wilayah perairan Indonesia bagian barat, disamping terdapat pengaruh ENSO dan monsun, juga diduga dipengaruhi oleh Dipole Mode. Variasi transpor Arlindo di perairan Indonesia bagian barat yang meliputi Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Selat Malaka, Laut Jawa dan Selat Luzon telah dilakukan untuk tahun 1988-1989 fasa La Nina kuat, 1996 tahun normal dan 1997-1998 fasa El Nino kuat dengan menggunakan simulasi model numerik 3D barotropik POM Pricenton Ocean Model yang dimodifikasi oleh Ningsih 2000 dengan gaya pembangkit angin untuk mengetahui variabilitas Arlindo akibat interaksi ENSO, Monsun dan Dipole Mode. Secara umum diperoleh bahwa monsun berpengaruh kuat terhadap variasi transpor Arlindo di perairan Indonesia bagian barat. Adanya penguatan angin zonal meridional akan diikuti dengan meningkatnya arus ke arah yang sama. Pengaruh ENSO yang terlihat dengan jelas ditemukan di Laut Cina Selatan dan Selat Luzon Hidayati, 2004. Transpor massa air di perairan yang terlintasi oleh mm Arlindo cenderung konstan sepanjang tahunnya, namun besarnya sangat erat kaitannya dengan pengaruh situasi iklim regionalglobal. Gambar 15. Skematik Sirkulasi Massa Air Laut Jawa dan Sirkulasi Arlindo Gordon, 2005

2.8 Pola Iklim dan Curah Hujan di Indonesia

Kepulauan Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, sehingga sangat dipengaruhi oleh iklim Monsoon monsoon type climate. Umumnya, musim barat berlangsung dari bulan Desember sampai Februari dan musim timur berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus. Sedangkan bulan-bulan diantaranya merupakan musim peralihan dari musim barat ke musim timur September-November. Selama musim barat, angin bertiup ke timur dan menimbulkan hujan hampir di semua kepulauan Indonesia. Curah hujan dan ditambah dengan aliran sungai-sungai dari pulau-pulau Sunda Besar Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyebabkan penurunan salinitas di pantai-pantai. Kadang-kadang isohalin 30 psu terdorong jauh ke laut lepas. Pada saat yang sama arus permukaan dari Laut Cina Selatan membawa massa air bersalinitas rendah ke bagian barat Laut Jawa dan mendorong massa air yang bersalinitas tinggi ke timur. Sebaliknya, pada musim timur massa air dengan salinitas rendah tadi didorong kembali ke Laut Jawa dan Laut Cina Selatan, dan diganti oleh massa air yang bersalinitas tinggi dari Selat Makassar dan Laut Flores. Penetrasi massa air bersalinitas tinggi ke barat mencapai puncaknya pada bulan September Wyrtki, 1961; Gordon, 2005. Iklim didefinisikan sebagai kondisi atmosfir rata-rata pada suatu wilayah untuk periode waktu yang cukup lama, biasanya sekitar 30 tahun yang dipengaruhi oleh interaksi antara atmosfir, daratan dan lautan. Secara statistik, iklim juga mencakup tidak hanya nilai rata-rata, tetapi juga variasi besaran dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun. Iklim suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh garis lintang rendah tropis, menengah sedang, atau tinggi kutub, topografi, ada tidaknyanbadan air, seperti laut, danau, atau sungai. Wilayah yang berada di lintang rendah tropis akan menerima radiasi matahari maksimum hampir sepanjang tahun. Cuaca adalah kondisi atmosfir pada suatu wilayah untuk periode waktu yang singkat, jam atau hari. Unsur-unsur cuaca dan iklim terdiri dari: suhu udara, tekanan udara, kelembababn udara, jumlah partikel atmosfir, radiasi matahari, evapotranspirasi potensial, angin, dan curah hujan Nasrullah, 2011. Indonesia memiliki iklim yang unik, selain disebabkan oleh wilayahnya yang berupa kepulauan dan berada di wilayah tropis, keunikan iklim Indonesia juga dipengaruhi oleh letaknya yang berada di antara dua samudera dan dua benua. Di Indonesia terdapat tiga jenis pola iklim. Menurut Aldrian dan Susanto, 2003, pola curah hujan di Indonesia terbagi menjadi tiga zona utama, yaitu zona iklim monsunal, iklim equatorial, dan zona iklim lokal dengan sebuah wilayah peralihan Gambar 16 yaitu: Gambar 16. Tiga Daerah Pola Hujan di Indonesia Aldrian E. Dan D. Susanto, 2003.