Tujuan Penelitian Variabilitas musiman dan antar tahunan salinitas permukaan laut jawa serta implikasinya terhadap hasil tangkapan ikan pelagis kecil
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Umumnya di laut sebaran salinitas erat kaitannya dengan proses penguapan dimana garam-garam yang terkandung pada air laut akan mengendap atau
terkonsentrasi. Daerah yang mengalami penguapan E yang lebih tinggi dibandingkan presipitasi Pcurah hujannya EP akan mengakibatkan salinitas
yang tinggi. Menurut Nybakken 1988, salinitas pada berbagai tempat di lautan terbuka yang jauh dari daerah pantai keragamannya cukup sempit, biasanya antara
34-37 psu dengan rata-rata 35 psu. Perbandingan salinitas di perairan Indonesia pada umumnya menunjukkan kandungan salinitas laut di permukaan perairan
bagian barat di Indonesia termasuk Laut Jawa adalah relatif rendah, rata-rata sekitar kurang dari 34 psu dan di wilayah bagian timur Indonesia relatif lebih
tinggi 34-36 psu. Secara horisontal, perbedaan salinitas ini di suatu perairan laut dan
samudera terjadi karena perbedaan dalam penguapan dan curah hujan. Distribusi salinitas ditentukan oleh proses-proses yang berlangsung di permukaan laut dan
oleh arus dan percampuran. Salinitas tertinggi ditemukan di lintang 20-30
o
Lintang Utara dan 15-20
o
Lintang Selatan, dimana laju evaporasi tinggi akibat suhu yang tinggi dan angin muson yang kuat. Di daerah katulistiwa, salinitas lebih
rendah karena besarnya curah hujan dan rendahnya kekuatan angin. Selanjutnya ke arah kutub, salinitas menurun akibat curah hujan yang lebih besar dibanding
dari evaporasi. Di lapisan dalam lautan, variasi salinitas lebih kecil dari pada di dekat permukaan akan tetapi sangat penting dalam hubungannya dengan sirkulasi
utama dunia.