Kurva tegangan-regangan dari hasil uji tekan tegak lurus serat

113 Tabel 28. Nilai tegangan tekan tegak lurus serat rata-rata kgfcm 2 untuk setiap pengelompokan Bagian bambu Posisi kulit luar di atas bawah samping Pangkal 81,23 126,83 78,31 Tengah 830,56 891,41 170,10 Ujung 992,94 1.010,98 191,06 Hasil analisis statistik terhadap hasil uji tekan tegak lurus serat Lampiran 9 poin 4 dan Lampiran 16 poin 2 menunjukkan bahwa secara individu maupun bersama-sama perbedaan bagian batang bambu dan posisi kulit luar bambu dalam uji tekan tegak lurus serat memberikan pengaruh yang nyata pada selang kepercayaan 99 dengan koefisien determinasi 86,60. Grafik plot kenormalan menunjukkan asumsi kenormalan tidak dilanggar, hal ini tampak dari titik hasil uji yang cenderung membentuk garis lurus.

4.6.3 Kurva tegangan-regangan dari hasil uji tekan tegak lurus serat

Hasil uji tekan tegak lurus serat dari setiap pengelompokan digambarkan dalam kurva hubungan antara tegangan dan elastisitas. Selanjutnya dari kurva hubungan tersebut digambarkan trendline-nya dan didapatkan persamaannya. Berdasarkan Hukum Hooke, dengan persamaan yang diperoleh selanjutnya dicari nilai modulus elastisitas dan regangan teoritisnya. Nilai-nilai tegangan, regangan dan modulus elastisitas hasil uji dan hasil perhitungan dapat dilihat dalam Lampiran 17, sedangkan persamaan yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 29. Hubungan antara tegangan tekan dan modulus elastisitas dari hasil uji tekan tegak lurus serat bagian pangkal bambu membentuk kurva polynomial dengan persamaan E = -0,01 σ 2 + 4,1 σ + 122,3 untuk posisi kulit luar di atas, E = - 0,01 σ 2 + 3,6 σ + 176,5 untuk posisi kulit luar di bawah dan untuk posisi kulit luar di samping E = -0,11 σ 2 + 16,3 σ + 20,6 Gambar 74 dan Lampiran 17 poin 1 sampai dengan 3. Kurva modulus elastisitas hasil uji berada relatif dekat dengan trendline-nya dengan pola yang hampir sama, kecuali pada bagian ujung yang agak berbeda bentuknya. Dari Gambar 74 terlihat bahwa kurva hubungan antara 114 regangan dan tegangan tekan tegak lurus serat pada bagian pangkal bambu hasil uji dan hasil perhitungan hampir berimpit. Pada kurva terjadi dua kali perpotongan, di awal dan akhir regangan, nilai perhitungan lebih besar dibandingkan dengan nilai eksperimen pada tegangan yang sama, namun pada bagian ujung bambu terjadi sebaliknya dengan jumlah perpotongan yang lebih banyak. Tabel 29. Persamaan pada kurva hubungan tegangan-elastisitas dari hasil uji tekan tegak lurus serat untuk setiap pengelompokan Bagian bambu Posisi kulit luar di atas bawah samping Pangkal E = -0,01 σ 2 + 4,1 σ + 122,3 E = -0,01 σ 2 + 3,6 σ+ 176,5 E = -0,1 σ 2 + 16,3 σ + 20,6 Tengah E = -0,002 σ 2 + 3,4 σ + 196,2 E = -0,002 σ 2 + 3,6 σ + 237,6 E = -0,05 σ 2 + 18,0 σ + 69,3 Ujung E = -0,002 σ 2 + 4,6 σ + 153,7 E = -0,002 σ 2 + 4,0 σ + 189,4 E = -0,07 σ 2 + 19,2 σ + 83,1 Hubungan antara tegangan tekan dan modulus elastisitas dari hasil uji tekan tegak lurus serat bagian tengah bambu membentuk kurva polynomial dengan persamaan E = -0,002 σ 2 + 3,4 σ + 196,2 untuk posisi kulit luar di atas, untuk posisi kulit luar di bawah E = -0,002 σ 2 + 3,6 σ + 237,6 dan untuk posisi kulit luar di samping E = -0,05 σ 2 + 18,0 σ + 69,3 Gambar 75 dan Lampiran 17 poin 4 sampai dengan 6. Kurva modulus elastisitas hasil uji berada relatif dekat dengan trendline-nya dengan tipe polynomial. Kurva hubungan antara regangan dan tegangan tekan tegak lurus serat bagian tengah bambu hasil uji dan hasil perhitungan hampir berimpit, walaupun terjadi perpotongan pada setiap grafik, namun tampak selisih nilai dari hasil eksperimen dan hasil perhtiungan tidak jauh Gambar 75. Hubungan antara tegangan tekan dan modulus elastisitas dari hasil uji tekan tegak lurus serat bagian ujung bambu membentuk kurva polynomial dengan persamaan E = -0,002 σ 2 + 4,6 σ + 153,7 untuk posisi kulit luar di atas, untuk posisi kulit luar di bawah persamaan E = -0,002 σ 2 + 4,0 σ + 189,4 dan untuk posisi kulit kuar di samping E = -0,07 σ 2 + 19,2 σ + 83,1 Gambar 76 dan Lampiran 17 poin 7 sampai dengan 9. Kurva modulus elastisitas hasil uji berada begitu dekat dengan trendline-nya. Kurva hubungan antara tegangan dan regangan tekan tegak lurus 115 serat bagian ujung bambu hasil uji dan hasil perhitungan hampir berimpit, untuk nilai tegangan yang sama nilai regangan teoritis lebih kecil dibandingkan nilai hasil uji.

4.6.4 Tegangan tekan tegak lurus serat referensi allowable compress stress