127
5.2.4 Pengujian tekan
Ada dua tipe uji tekan, yaitu uji tekan tegak lurus serat dan uji tekan sejajar serat. Posisi spesimen dalam uji tekan tegak lurus serat dibedakan menjadi
posisi kulit luar di atas, di bawah dan di samping. Kerusakan hasil uji pada posisi kulit luar di atas hampir sama dengan pada posisi kulit luar di bawah. Bagian
dalam bambu yang awalnya berbentuk seperti melengkung pada posisi kulit luar di bawah, setelah uji tekan dilakukan menjadi seolah merata, adanya tekanan
menyebabkan keadaan merata dan menyebabkan bagian samping spesimen seolah melebar dan menjadi terbelah. Hal yang sama terjadi pula pada spesimen dari
bagian pangkal, tengah dan ujung dengan kulit luar di bawah. Kerusakan yang terjadi seolah sama, karena memang mendapat beban tekanan dari arah yang
sama, hanya posisi kulit luar yang berbeda. Hanya pada posisi kulit luar di bawah ini, pembelahan bagian samping contoh terjadi dari bagian cekung menjadi
merata, sedangkan pada posisi kulit luar di atas proses yang terjadi mulai dari bagian cembung hingga menjadi merata. Pada posisi kulit luar di atas dan di
bawah seolah-olah ada selaput yang melindungi kumpulan serabut bambu di antara kulit luar dan dalam, sedangkan posisi kulit luar di samping tidak ada
Gambar 79. Pada saat tekanan diberikan maka serabut yang tadinya bersatu menjadi berlepasan dan spesimen dengan posisi kulit luar di samping seolah
membelah seiring beban tekanan yang diberikan.
5.3 Pengujian Lentur Sederhana
5.3.1 Hasil uji
Secara keseluruhan nilai-nilai dalam Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas bambu di bagian pangkal lebih rendah dibandingkan bagian
batang bambu yang lain, atau dapat dikatakan bahwa bagian batang bambu ini lebih elastis atau lentur. Hal ini menunjukkan bahwa semakin ke atas atau ke arah
ujung, sifat bambu semakin kaku. Hal ini disebabkan struktur anatomi batang bambu yang terdiri atas sejumlah serabut memang semakin padat ke arah ujung,
karena semakin kecilnya diameter bambu.
128 Berdasarkan hasil perhitungan modulus elastisitas MOE, bagian batang
bambu yang paling lentur adalah bagian pangkal dengan tebal:lebar 1:1, sebaliknya yang paling kaku adalah bagian ujung dengan tebal:lebar 1:½.
Berdasarkan hasil perhitungan tegangan lentur MOR, bagian batang bambu yang paling kuat adalah bagian pangkal dengan tebal:lebar 1:1, keadaan sebaliknya ada
pada bagian ujung dengan tebal:lebar 1:½. Rusaknya bilah bambu dengan posisi
Posisi kulit luar di bawah
Gambar 79. Proses penekanan contoh uji di posisi kulit luar atas, bawah dan samping.
= Arah pembebanan Posisi kulit luar di atas
Posisi kulit luar di samping
129
kulit luar di atas memerlukan nilai beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan bilah bambu dengan posisi kulit luar di bawah.
Frick 2004 mengemukakan nilai tegangan lentur yang diizinkan di Indonesia untuk bahan bangunan adalah 9,80 Nmm². Sebagai bahan bangunan
tentunya bambu yang digunakan dalam bentuk utuh, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan hasil uji dalam penelitian ini. Yap 1983 menyarankan
pegangan untuk tegangan lentur referensi sebesar 100 kgcm², Yap memberlakukan ini tampaknya secara umum, tidak menyebutkan bagaimana
bentuk spesimen saat uji lentur dilakukan, tidak menyebutkan jenis bambu yang dipakai dan tidak dinyatakan untuk kondisi pemakaian seperti apa. Hasil uji dari
penelitian ini lebih besar 200 lebih, yaitu sebesar 216 kgcm², untuk kondisi aktual yang terlindung, sementara untuk kondisi di dalam air adalah 144 kgcm².
Dalam kedua kondisi pemakaian, nilai hasil penelitian masil lebih besar dibandingkan nilai pegangan yang disarankan.
Berdasarkan hasil perhitungan tahanan lentur referensi allowable bending stress, pemasangan bilah bambu akan memberikan hasil yang lebih tahan jika
menggunakan bilah dari bagian ujung dengan posisi kulit luar di atas dan tebal:lebar 1:1. Hal ini dapat dimaklumi jika dikaitkan dengan struktur anatomi
bilah bambu yang tersusun dari sejumlah serabut Gambar 80, bagian kulit luar bambu lebih solid – sehingga lebih liat – dibandingkan dengan bagian dalam.
Selain itu, susunan serabut di bagian ujung lebih rapat dibandingkan dengan susunan serabut di bagian pangkal, sehingga lebih kenyal.
Hasil uji menunjukkan bahwa kekuatan bilah akan lebih tinggi jika dipasang atau diletakkan dengan posisi kulit luar di atas dibandingkan dengan
posisi kulit luar di bawah. Nilai kekuatan posisi kulit luar di atas berkisar antara 22-36 lebih tinggi dibandingkan posisi kulit luar di bawah, dan semakin
meningkat dari pangkal ke arah ujung. Jika memungkinkan dalam konstruksi, maka disarankan untuk memposisikan kulit luar bambu berada di atas.
Kekuatan lentur di bagian pangkal, baik dengan posisi kulit luar di atas maupun posisi kulit luar di bawah, besarnya tidak lebih dari 60 dibandingkan
dengan kekuatan lentur pada bagian tengah dan ujung bambu. Sementara bagian tengah bambu mempunyai kekuatan lentur mendekati 90 dari kekuatan di ujung.
130 Namun hal ini belum dapat diberlakukan secara umum, karena sejauh ini belum
ditemui data pembandingnya, sehingga ada baiknya dilakukan beberapa uji lagi sehingga lebih akurat.
5.3.2 Aplikasi dalam konstruksi alat penangkapan ikan