65
Perhitungan kekuatan tarik sejajar serat dilakukan dengan cara membagi beban maksimum oleh luas penampang uji sebagai berikut Arinana 1997; Singer dan
Pytel 1995 :
Keterangan :
σ
t
= F
t
= kekuatan tarik sejajar serat kgcm
2
P = beban tarik maksimum kg A = luas penampang cm
2
Dengan mengacu pada Hukum Hooke bahwa σ = Eε, selanjutnya dicari
formula hubungan antara modulus elastisitas dan tegangan tarik. Perhitungan tahanan tarik dilakukan menggunakan rumus yang sama dengan kekuatan lentur
sederhana yang telah diuraikan pada point 2 di atas. Hanya ada perbedaan nilai pada faktor penyesuaian kayu untuk sifat tarik sejajar serat adalah .
3.3.4 Analisis data
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan, semua hasil perhitungan di atas dianalisis menggunakan Analysis of Variance ANOVA.
Analysis of Variance digunakan untuk menyelidiki hubungan antara variabel respon dependent dengan satu atau beberapa variabel prediktor independent.
ANOVA tidak mempunyai koefisien atau parameter model. ANOVA yang digunakan dalam analisis data ini adalah General Linear Model Iriawan dan
Astuti 2006 dengan menggunakan tiga faktor, yaitu bagian batang bambu, posisi kulit luar spesimen bambu saat diuji dan lebar spesimen bambu. Model uji dalam
ANOVA tersebut sebagai berikut : Y
ijk
= μ + α
i
+
j
+
k
+ α
ij
+ α
ik
+
jk
+ α
ijk
+ ε
ijk
keterangan : Y
ijk
= nilai pengamatan dalam rancangan ; μ
= nilai tengah ; α
i
= pengaruh posisi batang i = 1,2,3 ;
j
= pengaruh posisi kulit luar bambu dalam uji j = 1,2 ;
k
= pengaruh lebar spesimen k = 1,2 ; P
max
A
σ
t
=
1 2,3
66 α
ij
= pengaruh interaksi antara posisi batang ke-i dan posisi kulit luar spesimen bambu dalam uji ke-j ;
α
ik
= pengaruh interaksi antara posisi batang ke-i dan lebar spesimen ke-k;
jk
= pengaruh interaksi antara posisi kulit luar spesimen bambu dalam uji ke-j dan lebar contoh uji ke-k;
α
ijk
= pengaruh interaksi antara posisi batang ke-i, posisi kulit luar spesimen bambu dalam uji ke-j dan lebar spesimen ke-k ;
ε
ijk
= galat percobaan. Analisis dilakukan terhadap hubungan antara tekanan atau ketahanan
stress dan regangan atau kemuluran strain material bambu untuk menentukan apakah hubungan stress-strain bambu tersebut sebagai material yang elastis
mengikuti Hukum Hooke. Kesesuaian kurva hasil percobaan dan hasil
perhitungan teoritis untuk hubungan stress-strain
yang dihitung berdasarkan Hukum Hooke hubungan gaya dapat menunjukkan apakah Hukum Hooke berlaku
pada bambu sebagai bahan yang elastis. Langkah analisis uji lentur sederhana simple beam bending test maupun
uji lentur cantilever adalah sebagai berikut: 1
Membuat kurva hubungan antara load-deflection dari hasil percobaan dengan rumus P = f
Δy, beban merupakan fungsi defleksi. 2
Membuat kurva hubungan antara elasticity-load dari hasil percobaan dan menentukan bentuk persamaan E = fP.
3 Berdasarkan persamaan E = fP, selanjutnya secara teoritis ditentukan nilai
y
max
atau Δy deflection dan membuat kurva hubungan load-deflection dari
hasil perhitungan tersebut. 4
Menyandingkan kurva hubungan load-deflection dari hasil percobaan dan hasil perhitungan teoritis.
Langkah analisis berdasarkan Hukum Hooke pada uji tarik tension dan uji tekan compression adalah sebagai berikut:
1 Membuat kurva hubungan antara tekanan-regangan atau stress-strain dari
hasil percobaan. 2
Menghitung nilai elastisitasnya menggunakan rumus E = σε. Selanjutnya
membuat kurva hubungan antara elasticity-stress dari hasil percobaan dan menentukan bentuk persamaan E = f
σ.
67
3 Berdasarkan persamaan E = f
σ, selanjutnya secara teoritis ditentukan nilai teoritis modulus elastisitas E dan nilai strain
ε. 4
Menyandingkan kurva hubungan stress-strain dari hasil percobaan dan hasil perhitungan teoritis.
4 HASIL
4.1 Ukuran dan Kadar Air Bambu Bahan Uji