Sifat Fisik Sifat Mekanis Bambu

15 5 Percabangan Percabangan umumnya terdapat di atas buku-buku ; 6 Helai daun dan pelepah daun Helai daun bambu mempunyai daun yang sejajar seperti rumput dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang pendek atau bisa panjang. Kuping pelepah bisa berukuran besar, kecil atau tidak tampak. Kuping pelepah daun mempunyai bulu kejur yang panjang atau gundul Gambar 5.

2.3 Sifat Fisik

Bambu Bambu mulai menyusut pada permulaan pengeringan. Bambu yang belum dewasa kehilangan lengas lebih cepat daripada bambu dewasa, tetapi memerlukan waktu lebih banyak untuk mengering. Bambu yang belum dewasa sering mengalami keretakan pada proses pengeringan Yap 1983. Selanjutnya dikemukakan bahwa bagian dalam batang bambu biasanya mengandung lebih banyak lengas dibandingkan dengan bagian luar. Bagian buku Gambar 5. Bagian-bagian pelepah daun Widjaja 2001. Tangkai daun Ligula Bulu kejur Kuping pelepah daun 16 bambu mengandung kira-kira 10 lebih sedikit air daripada ruas dan pada bagian pangkal bambu biasanya angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan bagian ujungnya. Kadar lengas dalam suatu batang bambu berubah-ubah sesuai dengan tingginya. Bambu yang lebih tua – berumur 6-9 tahun – mengandung lebih sedikit lengas dibandingkan dengan batang bambu yang lebih muda – 3-4 tahun. Batang-batang yang termuda – umur 6-12 bulan – menunjukkan kadar lengas tertinggi Yap 1983. Anyaman bambu tali dengan kulit cenderung menghasilkan nilai daya serap air yang lebih rendah dibandingkan dengan anyaman bambu tali tanpa kulit. Hal ini disebabkan, selain terdapatnya lapisan lilin pada bagian luar kulit yang dapat menghalangi masuknya air, juga disebabkan oleh perbedaan struktur anatomi bambu pada bagian dalam, tengah dan luar. Pada bagian luar, bambu tali memiliki pori-pori dengan diameter yang lebih kecil 0,078 mm – 0,105 mm dibandingkan dengan bagian tengah 0,15 – 0,176 mm dan bagian dalam 0,217 mm – 0,248 mm Nuriyatin 2000 diacu dalam Setyawati et al. 2008. Dengan demikian anyaman bambu tanpa kulit, lebih mudah menyerap air dibandingkan bambu dengan kulit Setyawati et al. 2008.

2.4 Sifat Mekanis Bambu

Secara teoritis sifat mekanis bambu bergantung pada Frick 2004: 1 Jenis bambu, 2 Umur bambu pada waktu penebangan, 3 Kelembaban atau kadar air kesetimbangan pada batang bambu, 4 Bagian batang bambu yang digunakan, pangkal, tengah atau ujung, 5 Letak dan jarak ruasnya masing-masing, bagian ruas bambu kurang tahan terhadap gaya tekan dan lentur. Penentuan sifat-sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa bambu yang digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar air 12 . Kadar air ini merupakan kadar air kesetimbangan pada kelembaban udara 70 . Angka kelembaban ini dapat dianggap sebagai nilai rata-rata yang wajar pada iklim tropis. 17 Berat jenis bambu berbeda-beda menurut jenis bambu. Berat jenis ρ bambu berkisar antara 670 – 720 kgm 3 . Berat jenis bambu akan cepat menurun sesuai dengan proses pengeringan. Namun, untuk konstruksi bangunan bambu – sebagai bahan bangunan yang kering dengan kadar air 12 - berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata-rata sebesar 700 kgm 3 Frick 2004. Nuriyatin 2000 diacu dalam Setyawati et al. 2008 menyatakan bahwa susunan ikatan vaskular pada bambu tali bagian luar lebih banyak dan lebih rapat dibandingkan dengan ikatan vaskular pada bagian tengah dan dibandingkan anyaman bambu tanpa kulit. Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya-gaya tarik berbeda pada bagian dinding batang dalam atau bagian luar, garis tengah batang, serta bagian batang yang digunakan. Batang bambu yang langsing memiliki ketahanan terhadap gaya tarik yang lebih tinggi. Bagian ujung bambu memiliki kekuatan terhadap gaya tarik 12 lebih rendah dibandingkan dengan bagian pangkal. Di Indonesia tegangan tarik sejajar serat yang diizinkan adalah 29,4 Nmm 2 Frick 2004. Kekuatan tekan bambu untuk menahan gaya-gaya tekan berbeda pada bagian ruas dan buku. Bagian ruas memiliki kekuatan terhadap gaya tekan 8-45 lebih tinggi daripada batang bambu yang berbuku. Di Indonesia tegangan tekan sejajar arah serat yang diizinkan adalah 7,85 Nmm 2 Frick 2004. Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian bambu bergeser dari bagian lain di dekatnya. Kekuatan geser berbeda pada tebalnya dinding batang bambu, serta pada bagian ruas dan buku bambu. Kekuatan geser pada dinding 10 mm 11 lebih rendah daripada dinding bambu setebal 6 mm. Bagian ruas bambu memiliki kekuatan terhadap gaya geser 50 lebih tinggi daripada batang bambu yang berbuku. Di Indonesia kekuatan geser sejajar serat yang diizinkan adalah 2,45 Nmm 2 Frick 2004. Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan batang bambu atau menahan muatan mati atau hidup. Oleh karena bambu merupakan bahan yang elastis, maka lendutan yang terjadi sesuai dengan kekuatan bahan menjadi agak tinggi, rata-rata satu per dua puluh 120. 18 Hal ini perlu diperhatikan pada pembangunan gedung, lendutan konstruksi biasanya tidak boleh melebihi 1300 dari lebar bentang. Di Indonesia tegangan lentur yang diizinkan untuk konstruksi bangunan adalah 9,80 Nmm 2 Frick 2004. Modulus elastisitas batang bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing lebih menguntungkan dibandingkan dengan batang yang utuh, karena kekuatannya lebih tinggi. Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar batang bambu meningkatkan kekuatan maupun elastisitas. Seperti pada bahan bangunan kayu, modulus elastis menurun 5-10 di bawah beban yang meningkat. Di Indonesia modulus elastisitas dapat diperhitungkan dengan 20 kNmm 2 Frick 2004. Kekuatan bambu bergantung pada jenis, umur, kandungan air, kepadatan dan tinggi buluh Mohmod dan Liese 1995. Semakin tua umur bambu, maka semakin meningkat kekuatannya. Hasil penelitian sifat-sifat mekanis bambu Yap 1983 menunjukkan selang angka yang besar. Hasil uji sifat mekanis bambu seperti berikut : 1 Kekuatan tarik atau tegangan patah untuk tarikan berkisar antara 1.000 – 4.000 kgcm 2 , 2 Kekuatan tekan atau tegangan patah untuk tekanan berkisar antara 250 – 1.000 kgcm 2 , 3 Modulus elastisitas untuk uji tarik berkisar antara 100.000 – 300.000 kgcm 2 . Hasil uji sifat mekanis menunjukkan bahwa kekuatan dan modulus elastisitas bagian luar bambu lebih besar daripada bagian dalam, juga kekuatan pada ruas lebih besar dibandingkan dengan di bagian buku Yap 1983. Sementara sebagai pegangan dapat diambil nilai sebagai berikut : 1 Tegangan izin tarik allowable tensile strength = 300 kgcm 2 , 2 Tegangan izin tekan allowable compress strength = 80 kgcm 2 , 3 Tegangan izin lentur allowable bending strength = 100 kgcm 2 , 4 Modulus elastisitas untuk tarikan dan tekanan = 200.000 kgcm 2 , 5 Panjang batang tertekan dihitung menggunakan rumus tekuk Euler dengan faktor keamanan n = 4. Batang yang tidak lurus dihitung sendiri. 19

2.5 Bambu sebagai Bahan Alat Penangkapan Ikan