53
Tabel 3. Perancangan pengujian bahan
Kelompok Perlakuan uji mekanis
Bagian batang
Ukuran lebar specimen
Tebal:Lebar Posisi
kulit luar
Lentur sederhana
Simple bending
beam Lentur
cantilever Tarik
tension Tekan
Compress Tegak
lurus serat
Sejajar serat
Pangkal 1:1 PTA 18x 18x - 18x
- PTB
18x 18x
- 18x
- PTS
- -
18x 18x
18x 1:½
PTA 18x
18x -
18x -
PTB 18x
18x -
18x -
PTS -
- 18x
18x 18x
Tengah 1:1 TTA 18x 18x - 18x
- TTB
18x 18x
18x -
TTS -
- 18x
18x 18x
1:½ TTA
18x 18x
- 18x
- TTB
18x 18x
- 18x
- TTS
- -
18x 18x
18x Ujung 1:1 UTA
18x 18x - 18x
- UTB
18x 18x
- 18x
- UTS
- -
18x 18x
18x 1:½
UTA 18x
18x -
18x -
UTB 18x
18x -
18x -
UTS -
- 18x
18x 18x
Keterangan : x = ulangan; PTA-B-S = pangkal tepi atas-bawah-samping; TTA-B-S = tengah tepi atas-bawah-samping; UTA-B-S = Ujung tepi atas-bawah-
samping.
3.3.1 Penyiapan spesimen dan peralatan uji
Penelitian ini menggunakan batang satu jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan alat penangkapan ikan, yaitu bambu betung Dendrocalamus
asper. Bambu betung bahan penelitian dipilih yang dewasa, berumur 4-5 tahun. Yap 1983 mengemukakan bahwa umur bambu yang baik digunakan adalah yang
telah berumur 3-5 tahun, karena di atas umur tersebut maka kadar air bambu lebih sedikit, sehingga bambu cenderung kering. Sementara di bawah umur tersebut,
kadar air bambu sangat tinggi, sehingga bisa terjadi keadaan keriput pada bambu jika dikeringkan. Bambu betung ditebang dari Kebun Percobaan IPB sebanyak
54 9 sembilan batang. Kemudian bambu hasil tebangan dikering-udarakan selama
tujuh hari dengan maksud mengurangi kandungan air di dalam batang bambu. Selanjutnya bambu uji diambil dari tiga bagian batang bambu, yaitu bagian
pangkal basal, tengah dan atas atau ujung top. Masing-masing bagian batang bambu diambil sepanjang 1,5 meter. Bagian pangkal diambil dari ruas ke1-5,
bagian tengah dari ruas ke11-16 dan bagian ujung dari ruas ke21-26 dengan diameter minimal 1 cm.
Spesimen merupakan bagian batang bambu yang dibelah Gambar 33 sedemikian rupa, lalu dibentuk dengan ukuran sesuai kebutuhan Gambar 34.
Bilah bambu untuk setiap spesimen diambil dari bagian ruasnya, kecuali spesimen untuk uji lentur catilever. Spesimen untuk uji lentur cantilever memerlukan
ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan panjang ruas bambu yang tersedia, sehingga dalam setiap spesimen terdapat bagian buku bambu. Pengaruh
adanya buku dalam spesimen tersebut dalam penelitian ini diabaikan.
Ukuran tebal bambu yang digunakan adalah bervariasi sesuai dengan ketebalan alami dinding bambu contoh, tidak dipotong lagi. Sementara lebar
bambu digunakan dua macam, mengikuti tebal bambu yang ada dengan perbandingan tebal:lebar sebesar 1:1 dan 1:½. Spesimen bambu untuk uji lentur
Gambar 33. Cara pembelahan bambu untuk spesimen uji. Kulit bambu bagian dalam
Kulit bambu bagian luar Bagian ruas bambu
Bagian buku bambu
55
sederhana dan uji tarik berbentuk balok berukuran panjang 30 cm. Spesimen bambu untuk uji lentur cantilever juga berbentuk balok dengan ukuran panjang 50
cm. Spesimen untuk uji tekan tegak lurus serat berbentuk kubus dengan ukuran panjang 2 cm dan lebar 2 cm. Sementara spesimen untuk uji tekan sejajar serat
berbentuk balok dengan ukuran panjang 6 cm. Jumlah spesimen untuk masing- masing perlakuan uji adalah dua buah per batang bambu. Keseluruhan spesimen
bambu untuk uji laboratorium berjumlah 972 buah.
Keseluruhan spesimen uji bambu dikelompokkan menjadi : 1 spesimen untuk uji lentur sederhana simple bending beam test meliputi
• PTA 1:1 = spesimen dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• PTB 1:1 = spesimen dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
t ½-1t
30 cm
E
t ½-1t
6 cm
D
t ½-1t
2 cm
C
t ½-1t
50 cm
B
30 cm t
½-1t
A
A = bentuk spesimen uji lentur sederhana simple bending beam B = bentuk spesimen uji lentur cantilever
C = bentuk spesimen uji tekan tegak lurus serat D = bentuk spesimen uji tekan sejajar serat
E = bentuk spesimen uji tarik t = tebal bambu
Gambar 34. Bentuk dan ukuran berbagai spesimen uji.
56 • PTA 1:½ = spesimen dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:½, • PTB 1:½ = spesimen dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di
bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:½, • TTA 1:1 = spesimen dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:1, • TTB 1:1 = spesimen dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di
bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:1, • TTA 1:½ = spesimen dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:½, • TTB 1:½ = spesimen dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di
bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:½, • UTA 1:1 = spesimen dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:1, • UTB 1:1 = spesimen dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di bawah
dan perbandingan tebal:lebar 1:1, • UTA 1:½ = spesimen dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:½, • UTA 1:½ = spesimen dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas
dan perbandingan tebal:lebar 1:½. 2 spesimen untuk uji lentur cantilever meliputi
• PCTA 1:1 = spesimen cantilever dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• PCTB 1:1 = spesimen cantilever dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• PCTA 1:½ = spesimen cantilever dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:½,
• PCTB 1:½ = spesimen cantilever dari bagian pangkal bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:½,
• TCTA 1:1 = spesimen cantilever dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
57
• TCTB 1:1 = spesimen cantilever dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• TCTA 1:½ = spesimen cantilever dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:½,
• TCTB 1:½ = spesimen cantilever dari bagian tengah bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:½,
• UCTA 1:1 = spesimen cantilever dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• UCTB 1:1 = spesimen cantilever dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di bawah dan perbandingan tebal:lebar 1:1,
• UCTA 1:½ = spesimen cantilever dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:½,
• UCTB 1:½ = spesimen cantilever dari bagian ujung bambu dengan posisi tepi di atas dan perbandingan tebal:lebar 1:½.
3 spesimen untuk uji tekan meliputi • PTeA = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian pangkal bambu
dengan posisi tepi di atas, • PTeB = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian pangkal bambu
dengan posisi tepi di bawah, • PTeS = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian pangkal bambu
dengan posisi tepi di samping, • PTSS = spesimen uji tekan sejajar serat dari bagian pangkal,
• TTeA = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian tengah bambu
dengan posisi tepi di atas, • TTeB = spesimen dari uji tekan tegak lurus serat bagian tengah bambu
dengan posisi tepi di bawah, • TTeS = spesimen uji tekan tegak lurus serat ari bagian tengah bambu
dengan posisi tepi di samping, • TTSS = spesimen uji tekan sejajar serat dari bagian tengah bambu,
• UTeA = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian ujung bambu
dengan posisi tepi di atas,
58 • UTeB 1:1 = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian ujung bambu
dengan posisi tepi di bawah, • UTeS 1:½ = spesimen uji tekan tegak lurus serat dari bagian ujung bambu
dengan posisi tepi di samping, • UTSS 1:½ = spesimen uji tekan sejajar serat dari bagian ujung bambu.
4 spesimen untuk uji tarik meliputi • TP 1:1 = spesimen uji tarik dari bagian pangkal bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:1, • TP 1:½ = spesimen uji tarik dari bagian pangkal bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:½, • TT 1:1 = spesimen uji tarik dari bagian tengah bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:1, • TT 1:½ = spesimen uji tarik dari bagian tengah bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:½, • TU 1:1 = spesimen uji tarik dari bagian ujung bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:1, • TU 1:½ = spesimen uji tarik dari bagian ujung bambu dengan
perbandingan tebal:lebar 1:½, Peralatan uji yang utama digunakan adalah Universal Testing Machine
UTM Instron, namun ada penambahan kelengkapan alat dalam uji lentur cantilever. Alat tambahan dimaksud adalah sebuah tanggem dan meja
dudukannya Gambar 35. Tanggem digunakan untuk menjepit salah satu ujung spesimen bambu yang akan diuji agar uji cantilever dapat dilakukan.
Gambar 35. Tanggem dan meja dudukannya.
59
3.3.2 Pelaksanaan uji