Telur Curah dan Bermerek Kajian Penelitian Terdahulu .1 Preferensi Konsumen Terhadap Suatu Produk

2. Telur tidak mempunyai bentuk ukuran yang sama besar sehingga bentuk elipsnya memberikan masalah untuk penanganan secara mekanisme dalam suatu sistem yang kontinu. 3. Udara, kelembaban relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama kuning telur dan putih telur dan menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan bakteriologis. 4. Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan telur terutama mempengaruhi harganya. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Secara umum, kualitas telur ditentukan oleh : 1. Kualitas bagian dalam kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur 2. Kualitas bagian luar bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan dan kebersihan kulit telur.

2.2 Telur Curah dan Bermerek

Telur adalah sumber protein yang relatif murah. Selain itu juga telur mengandung choline, yaitu zat yang diperlukan oleh tubuh supaya tetap sehat terutama untuk perkembangan otak dan memori. Manfaat lain yang didapatkan dari mengkonsumsi telur yaitu sebagai sumber nutrisi penting, mencegah penyebaran Food-Borne Phatogen E Coli, mencegah kadar kolesterol dalam darah, menjaga kesehatan mata dan sebagai sumber protein 4 . 4 http:www.keluarga sehat.com ”Manfaat Terbaik dari Telur” Sabtu, 27 April 2008. Telur bermerek branded egg adalah telur yang dihasilkan oleh peternakan ayam dengan perlakuan khusus pada pakan ternaknya. Biasanya sejumlah peternakan ayam mengalokasikan sekitar 5-10 persen dari total populasi ayamnya untuk dijadikan telur-telur bermerek. Jenis-jenis telur bermerek yang beredar dipasaran banyak jenisnya yaitu telur Omega-3 vegetarian, telur Rendah kolesterol, telur Prima omega-3+vitamin A dan telur Vegetarian. Masing-masing jenis telur bermerek dihasilkan dari sumber pakan yang berbeda seperti ada yang berasal dari jagung ditambahkan ampas buah merah serta ada juga yang seluruh pakannya berasal dari sumber nabati. Manfaat dari telur-telur bermerek adalah meningkatkan kecerdasan otak, menurunkan kadar kolesterol, mencegah diabetes, mengatasi gangguan pandangan mata kabur dan meningkatkan kekebalan tubuh. Manfaat lainnya adalah menghilangkan gejala penyakit radang sendi, menghilangkan gangguan tulang belakang dan otak multiple sclerosis serta menghambat pertumbuhan kanker 1 . 2.3 Kajian Penelitian Terdahulu 2.3.1 Preferensi Konsumen Terhadap Suatu Produk Penelitian Suryadi 1995 mengenai preferensi konsumen dan pola konsumsi terhadap komoditi telur dan daging unggas, telur ayam ras merupakan pilihan konsumen yang berpendapatan tinggi dengan tingkat konsumsi telur cukup tinggi yaitu sebesar 6,01 kgkeluargabulan atau sekitar 70 persen dibandingkan dengan golongan berpendapatan menengah dan rendah. Keadaan ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap telur ayam ras cukup tinggi tercermin dari pilihan dan pola konsumsi keluarga untuk telur ayam sangat tinggi dibandingkan untuk telur lainnya dan hal ini sangat mendukung perkembangan produksi ayam ras. Dengan alasan harganya yang murah dan tersedia dimana-mana sehingga mudah didapat dibandingkan dengan telur ayam kampung. Keadaan ini membawa implikasi bahwa produk ayam ras dapat terus dikembangkan dan harus tetap memperhatikan aspek pasar. Suryadi 1995 dalam penelitiannya tersebut menyatakan bahwa terdapat lima kriteria penilaian konsumen terhadap komoditi telur yaitu kualitas, kebersihan, ukuran dan warna. Sebanyak 75 persen konsumen sangat mengutamakan kualitas dari telur ayam tersebut dan sebanyak 55 persen konsumen mengutamakan kebersihan. Di samping itu, sebagian kecil konsumen mengutamakan ukuran dan warna telur yang disukai konsumen adalah warna putih dengan alasan tidak mudah pecah. Penelitian Komalasari 2004 mengenai pola konsumsi daging ayam konsumen rumah tangga di Kota Cilegon. Menjelaskan bahwa secara keseluruhan daging ayam kampung hanya dikonsumsi oleh kelas atas sebanyak 80 persen dan kelas menengah sebanyak 67 persen. Sedangkan semua konsumen kelas bawah hanya mengkonsumsi jenis daging ayam broiler saja. Hal ini disebabkan oleh relatif mahalnya harga daging ayam kampung dibandingkan denga harga daging ayam broiler. Alasan konsumen yang mengkonsumsi daging ayam kampung saja, untuk kelas atas sebagian besar karena kualitas yang lebih baik, sementara kelas menengah karena alasan kesehatan. Konsumen yang mengkonsumsi daging ayam broiler saja sebagian besar karena alasan harga yang lebih murah. Alasan sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kedua jenis daging ayam, mengkonsumsi daging ayam kampung karena kualitas yang lebih baik dan mengkonsumsi daging ayam broiler karena keinginan anak-anak yang lebih menyukai daging ayam broiler dibandingkan dengan daging ayam kampung. Pada penelitian ini juga dibahas mengenai atribut-atribut yang menjadi perhatian dalam mengkonsumsi daging ayam. Ada lima atribut dari daging ayam, yaitu harga, rasa, kadar lemak, ketersediaan produk, kemudahan memperoleh dan kepadatan daging. Dari hasil analisis model multiatribut Fishbein. Secara keseluruhan, menurut penilaian konsumen daging ayam kampung lebih baik daripada daging ayam broiler. Atribut daging ayam kampung yang dianggap lebih baik daripada daging ayam broiler adalah atribut rasa yang lebih enak, atribut kadar lemak yang lebih sedikit dan daging yang lebih padat. Sedangkan atribut dari daging ayam broiler yang dianggap konsumen lebih baik dibandingkan dengan daging ayam kampung adalah atribut harga yang lebih murah, atribut ketersediaan produk yang lebih banyak dan atribut kemudahan dalam memperoleh. Berdasarkan pada penelitian Suryadi 1995, maka peneliti ingin mengetahui apakah saat ini atribut atribut telur ayam seperti kualitas, kebersihan dan warna dapat menjadi atribut yang digunakan oleh konsumen untuk menentukan jenis telur yang akan dikonsumsinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak Hero Supermarket Padjajaran Bogor Bagian Fresh and Frozen, atribut dari telur ayam yang sering diperhatikan oleh konsumen pada saat menentukan pilihan jenis telur ayam adalah harga, kemudahan memperoleh, tanggal kadaluarsa, izin Depkes RI dan kemasan. Berdasarkan hal tersebut, atribut yang ditambahkan oleh penulis adalah atribut harga, kemudahan memperoleh, tanggal kadaluarsa, izin Depkes RI dan kemasan dengan pertimbangan bahwa kelima atribut tersebut menjadi atribut penentu yang digunakan oleh konsumen dalam pemilihan jenis telur yang akan dikonsumsinya. Selanjutnya untuk menganalisis preferensi konsumen mengenai telur ayam, penulis menggunakan alat analisis yang sama dengan yang digunakan oleh Komalasari 2004 yaitu Multiatribut Fishbein. 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Pembelian Suatu Produk Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian suatu produk sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian telur ayam baru dilakukan oleh Suryadi 1995 mengenai preferensi dan pola konsumsi terhadap komoditi telur dan daging unggas. Dengan menggunakan regresi logistik, dimana peubah respon Y terdiri dari Y=1, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang rendah dan Y=0, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang tinggi. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai G sebesar 53.195 dengan nilai p= 0.0001, yang artinya model ini dapat diterima sebagai model yang baik. Variabel- variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah pendapatan, pendidikan dan jumlah keluarga. Sedangkan variabel lain yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan dan agama tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi telur. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga suatu rumah tangga maka peluang mengkonsumsi produk unggas lebih banyak mempunyai peluang lebih besar. Nurmansyah 2006 dalam penelitiannya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsipembelian seperti yang dilakukan oleh Suryadi 1995 dengan menggunakan regresi logistik namun dengan produk yang berbeda dan dikaitkan dengan pasca isu flu burung. Metode yang dilakukan oleh Nurmansyah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengurangi konsumsi atau tetap mengkonsumsi seperti biasa atau malah menambah konsumsi daging ayam pada kondisi sekarang dengan adanya kasus flu burung. Dimana variabel tak bebasnya adalah Y=1, jika konsumen mengurangi konsumsi daging ayam, Y=0, jika konsumen tidak mengurangi konsumsi daging ayam. Hasil regresi logistik yang diperoleh adalah G= 29.633 dengan nilai p= 0.002. Hal ini berarti ada koefisien model yang berpengaruh nyata atau tidak sama dengan nol, minimal ada satu variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumsi daging ayam. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi daging ayam adalah variabel pendapatan, pendidikan ibu rumah tangga dan lokasi tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan jika pendapatan meningkat maka kemungkinan konsumen mengurangi konsumsi daging ayam semakin besar. Dilihat dari pendidikan, semakin tinggi pendidikan ibu rumah tangga, semakin kecil kemungkinan mengkonsumsi daging ayam. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, semakin rendah kelas perumahan, konsumen cenderung tidak mengurangi konsumsi daging ayam tidak terpengaruh oleh isu flu burung. Penelitian yang dilakukan Komalasari 2004 mengenai pola konsumsi daging ayam konsumen rumah tangga di Kota Cilegon. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih jenis daging yang akan dikonsumsinya. Variabel tak bebas adalah Y=1, jika konsumen mengkonsumsi daging ayam kampung, Y=0, jika konsumen tidak mengkonsumsi daging ayam kampung. Dengan menggunakan regresi logistik diperoleh nilai statistik G= 62.337 dan p= 0.000. Hal ini menunjukkan paling sedikit terdapat satu variabel yang berpengaruh nyata. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah tingkat pendapatan, harga relatif menunjukkan kualitas, terdiri dari konsumen yang mempertimbangkan harga dan konsumen yang tidak mempertimbangkan harga dan etnis Sunda. Dari penelitian dapat disimpulkan semakin besar pendapatan rumah tangga maka semakin besar peluang untuk memilih mengkonsumsi daging ayam kampung. Dilihat dari harga relatif, konsumen yang mempertimbangkan harga cenderung mempunyai peluang untuk membeli daging ayam kampung lebih rendah dibandingkan konsumen yang tidak mempertimbangkan harga. Selain itu variabel lain yang berpengaruh nyata terhadap keputusan untuk mengkonsumsi daging ayam kampung adalah etnis Sunda. Konsumen yang beretnis Sunda mempunyai peluang yang besar mengkonsumsi daging ayam kampung dibandingkan etnis lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu penulis ingin mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembeliankonsumsi pada penelitian di atas juga mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih mengkonsumsi telur ayam bermerek atau telur curah pada kondisi sekarang dengan adanya kasus flu burung. Faktor-faktor tersebut adalah pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga. Pada penelitian ini variabel yang ditambahkan adalah variabel jumlah balita dalam keluarga, tuntutan kesehatan dan ketersediaan produk. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap telur ayam yang dikonsumsinya. Berdasarkan alat analisis yang digunakan oleh penelitian-penelitian terdahulu oleh Nurmansyah. Komalasari dan Suryadi memiliki kesamaan, yaitu menggunakan regresi logistik. Perbedaannya penelitian yang dilakukan sekarang dengan Suryadi adalah untuk menganalisis pola konsumsi konsumsi telur ayam bermerek dan telur ayam curah sebelum dan sesudah flu burung menggunakan uji t berpasangan. Sedangkan Suryadi untuk menganalisis pola konsumsi daging dan unggas di Kota Bogor menggunakan uji ANOVA.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN