Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung

curah yang dibeli konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor sebelum dan sesudah flu burung di Bogor menghasilkan nilai korelas 0,950 dan nilai probabilitas 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang cukup erat antara rata-rata jumlah telur curah yang dibeli konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor pada saat sebelum dan sesudah kasus flu burung di Bogor.

6.3 Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung

Harga telur bermerek stabil dan tidak mengalami perubahan, baik pada saat sebelum maupun setelah terjadinya kasus flu burung karena harga telur bermerek ditentukan oleh produsen telur bersangkutan dan tidak dipengaruhi oleh mekanisme penawaran dan permintaan pasar. Terdapat empat kategori harga berdasarkan merek telurnya, yaitu Rp 16.200, Rp 14.950, Rp 13.950 dan Rp 12.750 untuk masing-masing jenis telur Omega 3 SIH, Prima Omega3+Vit A, Vegetarian dan Low Cholesterol SIH. Semakin tinggi harga telur bermerek umumnya menunjukkan bahwa jenis telur tersebut memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap dan merek telur yang lebih terkenal dibandingkan dengan telur bermerek lainnya. Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Sebelum Kasus Flu Burung Sesudah Kasus Flu Burung Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase T.Low Choles SIH Rp12.750 T.Vegetarian Rp 13.950 T.Prima Omega3+VitA Rp14.950 T.Omega3 SIH Rp16.200 9 2 4 15 30 6,66 13,33 50 9 2 4 15 30 6,66 13,33 50 Sebanyak 50 persen konsumen telur bermerek memilih jenis telur Omega 3 SIH pada saat sebelum dan setelah terjadinya kasus flu burung Tabel 12. Konsumen lainnya memilih telur Low Cholesterol SIH, Prima Omega3+Vit A dan Vegetarian dengan persentase masing-masing 30 persen, 13,33 persen dan 6,66 persen. Hal ini disebabkan tingkat harga telur bermerek tidak mengalami perubahan saat sebelum maupun setelah terjadinya kasus flu burung. Hal ini diiringi pula dengan tidak adanya perubahan jumlah konsumen yang melakukan pembelian telur bermerek sehingga konsumen telur bermerek dapat dikatakan relatif tidak terpengaruh oleh kasus flu burung. Hal ini juga menunjukkan loyalitas dan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas telur tersebut. 6.4 Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Curah Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Harga telur curah dibagi menjadi empat kategori, yaitu Rp.7.790, Rp.8.990, Rp.9.450 dan Rp.9.890 berdasarkan harga jual telur curah yang ditetapkan oleh Hero Supermarket Padjajaran Bogor. Harga telur curah cenderung stabil karena persediaan telur curah di lokasi pembelian dipenuhi oleh beberapa pemasok telur ayam yang saling berusaha untuk menjaga stabilitas harga produknya agar mampu bersaing dengan pemasok telur lainnya. Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Curah Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Sebelum Kasus Flu Burung Sesudah Kasus Flu Burung Harga Telur Curah Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Rp.7.790 Rp.8.990 Rp.9.450 Rp.9.890 8 16 1 5 26,67 53,33 3,33 5 1 22 2 5 3,33 73,33 6,66 16,66 Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa pada saat sebelum terjadinya kasus flu burung sebanyak 53,33 persen konsumen membeli telur curah dengan harga Rp.8.990. Sedangkan konsumen lainnya membeli telur curah dengan harga Rp.7.790 26,66 persen, Rp.9.890 16,66 persen dan Rp.9.450 3,33 persen. Setelah terjadinya kasus flu burung, jumlah konsumen yang membeli telur curah dengan harga Rp.8.990 dan Rp.9.450 meningkat masing-masing menjadi 73,33 persen dan 6,66 persen, sedangkan konsumen telur curah yang membeli dengan harga Rp.7.990 menurun menjadi 3,33 persen. Penurunan jumlah konsumen ini disebabkan oleh perubahan harga jual yang ditetapkan oleh Hero Supermarket Padjajaran Bogor berkaitan dengan adanya kegiatan promosi pada periode-periode tertentu. Pada periode tersebut konsumen membeli telur dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan biasanya. Akan tetapi, perubahan harga yang terjadi tidak terlalu besar karena Hero Supermarket Padjajaran Bogor sendiri berusaha mempertahankan harga jual produknya pada tingkat di mana harga jual tersebut tetap dapat memberikan margin keuntungan. Secara keseluruhan diketahui bahwa tidak ada konsumen yang menghentikan sama sekali pembelian telur curah setelah terjadinya kasus flu burung. Hal ini menandakan bahwa konsumen telur curah tidak terpengaruh oleh kasus flu burung karena mereka percaya mengkonsumsi telur tidak berbahaya jika dimasak dengan cara yang benar. 6.5 Sebaran Pendapat Responden terhadap Perubahan Perilaku Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung. Perubahan perilaku konsumsi atau pembelian telur ayam akibat adanya isu atau kasus flu burung pada konsumen rumah tangga yang membeli telur ayam bermerek dan telur ayam curah dapat dilihat pada Tabel 14. Sebagian besar konsumen telur ayam bermerek 96,66 persen dan sebesar 83,34 persen konsumen telur ayam curah pada kategori ini tidak terpengaruh dengan adanya isu atau kasus tersebut dan tetap melakukan pembelian telur ayam di Hero Supermarket Padjajaran Bogor. Sisanya sebesar 3,33 persen untuk telur bermerek dan 16,66 persen untuk telur curah mengurangi pembelian telur ayam. Selain itu, diketahui juga bahwa sedikit saja konsumen yang mengurangi pembelian telur ayam bermerek dibandingkan dengan telur curah karena sebagian besar konsumen percaya bahwa telur bermerek tersebut lebih berkualitas dibandingkan telur curah. Hal ini dapat dilihat atau diketahui dari penampilan kulit telur bermerek tersebut yang sangat bersih. Sedangkan konsumen yang berhenti mengkonsumsi sama telur bermerek atau curah tidak ada sehingga kasus flu burung ini tidak mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi telur ayam karena konsumen percaya pada kualitas dan tempat pembelian telur. Tabel 13. Pendapat Responden terhadap Perubahan Perilaku Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung. Telur Bermerek Telur Curah Perilaku Akibat Adanya Kasus Flu Burung Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Berhenti Mengkonsumsi Mengurangi Pembelian Tidak Mengurangi Pembelian 1 29 3,33 96,96 5 25 16,66 83,34 Berdasarkan hasil wawancara dengan supervisor Departemen Fresh and Frozen , Hero Supermarket Padjajaran Bogor menjamin bahwa produk unggas yang dijualnya bebas dari flu burung dengan jaminan berupa sertifikat. Hero Supermarket Padjajaran Bogor sendiri menampilkan brosur mengenai cara-cara agar terhindar dari virus flu burung. Sedangkan dari 30 konsumen telur bermerek dan 30 konsumen telur curah, tidak ada satupun dari mereka yang berhenti mengkonsumsi sama sekali. 6.6 Alasan Konsumen Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung. Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa alasan konsumen mengurangi pembelian telur ayam karena takut terkena virus flu burung untuk telur bermerek sebesar 3,33 persen dan telur curah sebanyak 10 persen. Sedangkan konsumen yang mengurangi pembelian telur ayam karena ikut-ikutan saja untuk telur bermerek sebanyak 3,33 persen dan telur curah sebanyakr 13,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa alasan konsumen mengurangi pembelian telur ayam karena takut terkena virus flu burung dan ikut-ikutan saja didominasi oleh konsumen telur curah. Penyebabnya adalah konsumen telur curah menganggap bahwa telur curah lebih rentan terhadap virus flu burung dibandingkan dengan telur bermerek. Akan tetapi, karena Hero Supermarket Padjajaran Bogor menjamin kualitas produk unggas yang dijualnya, hanya sedikit saja konsumen telur curah yang mengurangi pembeliannya. Tabel 15. Alasan Konsumen Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Telur Bermerek Telur Curah Alasan Mengurangi Pembelian Telur Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Takut terkena Flu Burung Ikut-ikutan saja Tidak terlalu takut karena jika dimasak dengan benar tidak berbahaya Sulit didapatkan Lainnya 1 1 3,33 3,33 3 4 1 10 13,33 3,33 Konsumen yang mengurangi pembelian telur dengan alasan tidak terlalu takut karena jika telur ayam dimasak dengan cara yang benar tidak berbahaya bagi kesehatan untuk telur bermerek sebesar 0 persen dan untuk telur curah sebesar 3,33 persen. Kemudian tidak ada konsumen yang menjawab alasan mengurangi pembelian telur karena sulit didapatkan ataupun alasan lainnya. 6.7. Alasan Konsumen Tidak Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung. Berdasarkan pada Tabel 16 diketahui bahwa sebanyak 90 persen konsumen telur bermerek tidak mengurangi jumlah pembelian telur ayam setelah kasus flu burung karena percaya pada kualitas telur ayam yang dijualnya. Sedangkan alasan-alasan lain berupa tidak takut terkena virus flu burung, percaya pada tempat pembelian dan tidak terlalu takut karena jika dimasak dengan cara yang benar tidak berbahaya bagi kesehatan memiliki persentase yang lebih rendah dengan persentase masing-masing 3,3 persen, 23,3 persen dan 6,66 persen. Tabel 16. Alasan Konsumen Tidak Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Telur Bermerek Telur Curah Alasan Tidak Mengurangi Pembelian Telur Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Tidak takut terkena FluBurung Ikut-ikutan saja Tidak terlalu takut karena jika dimasak dengan benar tidak berbahaya Harga telur sedang murah Percaya pada tempat pembelian Percaya pada kualitas telur yang dijual 9 2 2 7 27 3,33 6,66 23,33 90 1 20 6 15 6 3,33 66,66 20 50 20 Tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap kualitas ayam bermerek disebabkan oleh nilai sikap konsumen Ao yang tinggi terhadap atribut-atribut produk telur bermerek. Konsumen percaya bahwa proses produksi yang ketat dari telur bermerek menjadikan telur bermerek lebih higienis dan aman untuk dikonsumsi dibandingkan dengan produk unggas lainnya. Akan tetapi, sedikitnya konsumen 6,66 persen yang memiliki alasan tidak terlalu takut karena jika telur ayam dimasak dengan cara yang benar tidak berbahaya bagi kesehatan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan konsumen telur bermerek terhadap virus flu burung relatif rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen telur bermerek lebih percaya terhadap ekuitas merek dari telur bermerek dibandingkan dengan informasi yang diketahuinya tentang virus flu burung. Di sisi lain, sebagian besar dari konsumen telur curah memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan konsumen telur bermerek. Hal tersebut terlihat pada Tabel 16 dimana sebanyak 66,66 persen konsumen menyatakan tidak mengurangi pembelian telur ayam curahnya pasca kasus flu burung disebabkan tidak terlalu takut karena jika telur ayam dimasak dengan cara yang benar tidak berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan sebagian besar konsumen lainnya 50 persen menyatakan bahwa mereka tidak mengurangi pembelian telur ayam curahnya karena percaya pada tempat pembelian telur. Hal ini disebabkan telur curah tidak memiliki atribut merek yang dapat digunakan oleh konsumen sebagai indikator kualitas produk yang dipersepsikannya perceived quality sehingga konsumen cenderung mengganti indikator tersebut dengan lokasi pembelian telur. Konsumen telur curah percaya bahwa semakin terkemuka lokasi pembelian telur curahnya, semakin baik pula kualitas telur yang dijual di tempat tersebut karena semakin ketatnya proses seleksi terhadap produk-produk yang dijualnya.

6.8 Sebaran Informasi Mengenai Wabah Flu Burung.