Karakteristik umum responden dilihat dari usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam keluarga dan pendapatan keluarga.
5.3.1 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Para pemasar menggunakan usia sebagai karakteristik demografi untuk memilih segmen pasar yang akan dimasuki. Usia merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk. Usia responden sangat bervariasi, usia terendah adalah 23 tahun dan tertinggi
adalah 67 tahun. Penggolongan usia ini dibagi menjadi lima kelompok usia yang dilakukan dengan cara membagi usia tertinggi dikurangi dengan usia terendah
kemudian dibagi dengan jumlah kelompok yang diinginkan. Berdasarkan pembagian tersebut, maka usia konsumen dikelompokkan menjadi kelompok usia
23-31 tahun, 32-40 tahun, 41-49 tahun 50-58 tahun dan 59-67 tahun. Persentase
kelima kelompok usia tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel
3. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia Telur Bermerek
Telur Curah Karakteristik Responden
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Usia 23-31 tahun
32-40 tahun 41-49 tahun
50-58 tahun 59-67 tahun
5 16
3 4
2 16,66
53,33 10
13,33 6,66
3 17
4 4
2 10
56,66 13,33
13,33
6,66
Total 30 100 30 100
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa persentase terbesar golongan usia konsumen telur bermerek dan curah adalah 32-40 tahun dengan persentase
masing-masing 53,33 persen untuk telur bermerek dan 56,66 persen untuk telur
curah. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia 32-40 tahun konsumen telah cukup matang dan berada pada usia yang cukup mapan secara sosial-ekonomi sehingga
berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarganya. Tidak adanya perbedaan karakteristik usia
yang mendominasi konsumen telur bermerek dan curah disebabkan sebagian dari konsumen tersebut menganggap bahwa kebutuhan gizi mereka sudah cukup
terpenuhi dari telur ayam curah. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu mengganti jenis telur yang dikonsumsinya dengan telur ayam bermerek yang
kualitas nutrisinya lebih baik.
5.3.2 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4 menunjukkan bahwa telur bermerek dan curah dipilih oleh konsumen yang memiliki pendidikan sarjana dengan persentase masing-masing
43,33 persen untuk telur bermerek dan 46,66 persen untuk telur curah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen yang melakukan pembelian telur
ayam adalah orang yang sadar akan kebutuhan makanan yang bergizi. Tingginya tingkat pendidikan juga menandakan tingkat pengetahuan dan tingkat
intelektualitas konsumen yang tinggi tentang telur yang berkualitas sehingga berpengaruh terhadap penentuan jenis telur yang akan dikonsumsinya.
Pendidikan pasca sarjana paling sedikit memilih telur bermerek dan telur curah dengan persentase masing-masing 13,33 persen untuk telur bermerek dan
6,66 persen untuk telur curah. Kasali dalam Wijaya, A 2007 yang menjelaskan bahwa tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan konsumen dapat menentukan
tingkat pendapatan dan kelas sosial konsumen tersebut. Oleh karena itu,
konsumen yang berpendidikan terakhir pascasarjana umumnya memiliki tingkat pendapatan yang tinggi sehingga mereka cenderung memilih jenis makanan yang
harganya lebih mahal dan kandungan gizinya lebih baik dibandingkan dengan telur ayam, seperti daging ayam.
Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Telur Bermerek
Telur Curah Karakteristik Responden
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Pendidikan Terakhir SMA
Diploma Sarjana
Pasca Sarjana
6 7
13 4
20 23,33
43,33 13,33
9 5
14 2
30 16,66
46,66 6,66
Total 30 100 30 100
5.3.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan