BAB VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP TELUR BERMEREK DAN TELUR CURAH
7.1 Proses Keputusan Pembelian Telur Bermerek dan Telur Curah
Berdasarkan Model Engel dan Miniard 1994, proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Berikut ini akan dibahas mengenai tahap-tahap keputusan pembelian.
7.1.1 Pengenalan Kebutuhan
Sebelum proses keputusan pembelian dilakukan, konsumen harus mengetahui apa yang menjadi latar belakang pembeliannya tersebut. Pengenalan
kebutuhan merupakan tahap awal dari proses keputusan pembelian. Konsumen perlu mengetahui dan mengenali kebutuhan apa yang mendasar sebelum
melakukan pembelian terhadap telur bermerek atau telur curah yang mereka pilih. Kesadaran konsumen terhadap kebutuhan tersebut membuat konsumen
mencari produk yang diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhan selera mereka. Proses pengenalan kebutuhan ini dianalisis dengan beberapa pertanyaan mengenai
alasan yang dicari konsumen dalam mengkonsumsi telur bermerek dan telur curah.
Pada penelitian untuk mengetahui alasan konsumen mengkonsumsi telur bermerek atau telur curah di Hero Supermarket Padjajaran Bogor digunakan
analisis Multiple Responden Frekuensi Table MRFT. Dalam metode ini konsumen boleh memberikan jawaban lebih dari satu untuk suatu pertanyaan.
Keunggulan dari metode MRFT ini adalah lebih akuratnya jawaban yang diberikan oleh responden dan responden lebih terbuka dalam menjawab
pertanyaan. Alasan konsumen melakukan pembelian telur bermerek atau telur curah di Hero Supermarket Pajajaran Bogor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Telur Bermerek di Hero Supermarket Padjajaran Bogor
Alasan Jumlah orang
Persentase
Manfaat untuk kesehatan Coba sesuatu yang baru
Kandungan gizi yang lebih baik Penampilan menarik
Dianjurkan doktermenderita penyakit tertentu
22 11
25 4
21 73,33
36,66 83,33
13,33
70
Hasil analisis pada Tabel 19 menunjukkan bahwa 83,33 persen konsumen telur bermerek melakukan pembelian dengan alasan telur bermerek memiliki
kandungan gizi yang relatif lebih baik karena dihasilkan dari sumber pakan yang berbeda dengan telur curah dan lebih berkualitas. Hal tersebut berkaitan dengan
kualitas dan jumlah nutrisi dari telur bermerek yang lebih baik dibandingkan dengan telur curah. Alasan terbanyak kedua responden melakukan pembelian telur
bermerek sebanyak 73,33 persen adalah manfaat untuk kesehatan yaitu meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat serta kecerdasan otak anak,
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh dan mengatasi gangguan mata kabur. Alasan lainnya konsumen membeli telur bermerek adalah karena
dianjurkan dokter atau menderita penyakit tertentu sebanyak 70 persen. Hal ini berkaitan dengan mayoritas usia konsumen telur bermerek yang berkisar antara
32-40 tahun. Pada usia tersebut biasanya kesehatan atau kondisi tubuh manusia mulai menurun sehingga konsumen harus selektif memilih jenis makanan yang
dimakannya. Konsumen lainnya tertarik membeli telur bermerek karena ingin mencoba sesuatu yang baru sebanyak 36,66 persen dan penampilan menarik
sebanyak 13,33 persen.
Tabel 20. Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Telur Curah di Hero Supermarket Padjajaran Bogor
Alasan Jumlah orang
Persentase
Kebutuhan gizi Harga terjangkau
Pengolahan mudah Kebiasaan
Rasa 24
13 17
9 3
80 43,33
56,66 16,66
10
Dari Tabel 20 diketahui bahwa mayoritas alasan konsumen melakukan pembelian telur curah di Hero Supermarket Padjajaran Bogor karena alasan
kandungan gizi sebanyak 80 persen. Konsumen beranggapan bahwa telur curah merupakan salah satu sumber protein yang sempurna dan mengandung asam
amino esensial sehingga dapat dijadikan sebagai patokan terhadap protein lain. Sebanyak 56,66 persen konsumen lainnya memiliki alasan telur curah
pengolahannya mudah seperti dapat diolah menjadi kue dan cake. Kemudian disusul oleh harga telur curah yang terjangkau sebanyak 43,33 persen. Selain itu,
konsumen melakukan pembelian telur curah dengan alasan kebiasaan sebanyak 16,66 persen dan rasa sebanyak 10 persen.
7.1.2 Pencarian Informasi