Analisis Rugi Laba Analisis Sensitivitas Switching Value

sapi potong layak untuk dilaksanakan dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Jangka waktu pengembalian investasi dapat dilihat dari nilai Payback Period yaitu selama 3,56 tahun. Artinya usaha pembibitan sapi potong tersebut akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan telah berjalan selama tiga tahun empat bulan.

7.2. Analisis Rugi Laba

Analisis rugi laba digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu. Komponen rugi laba terdiri dari pendapatan penjualan total revenue, biaya tetap, biaya penyusutan, dan biaya variabel dan pembayaran pajak. Laba diperoleh secara stabil pada tahun keempat,dimana pada tahun pertama dan tahun kedua produksi perusahaan mengalami kerugian. Hal ini disebabkan karena penerimaan dalam satu tahun hanya diperoleh dari penjualan sapi bunting sedangkan biaya operasional yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan. Biaya variabel yang dikeluarkan pada tahun pertama produksi sebesar Rp 11.773.782.500,00. Besarnya penerimaan yang diperoleh pada tahun kedua dan tahun berikutnya Rp 12.840.926.500,00. yang diperoleh dari penjualan sapi bunting dan penjualan anak sapi, serta penjualan limbah kotoran sapi potong. Biaya penyusutan yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya sebesar Rp 45.766.500. Lampiran 10 menjelaskan tentang laporan rugi laba yang diperoleh perusahaan.

7.3. Analisis Sensitivitas Switching Value

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output, jumlah output dan biaya input bakalan sehingga keuntungan mendekati normal dimana NPV sama dengan nol. Perubahan ketiga variabel tersebut akan mempengaruhi komponen cashflow inflow ataupun outflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi. Pada penelitian ini analisis switching value yang dilakukan dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat penurunan volume produksi, dan kenaikan harga dollar terhadap pembelian input bakalan sapi potong. Salah satu variasi sensitivitas yaitu switching value nilai pengganti, dimana dalam analisis switching value dapat diketahui batas maksimum perubahan yang dapat ditolerir oleh kegiatan usaha agar layak untuk dilaksanakan. Nilai perubahan maksimum diperoleh dengan cara mencoba- coba tingkat perubahan Net BC sama dengan satu atau mendekati satu. Hasil perhitungan switching value dengan beberapa variabel parameter dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Switching Value Usaha Pembibitan Sapi Potong Skenario I No Variabel Parameter Persentase 1 Kenaikan Dollar Terhadap Rupiah 7 2 Penurunan Volume Produksi Anak Sapi 40-175 Kg 13 3 Penurunan Volume Produksi Anak Sapi 175-250 Kg 11.25 4 Penurunan Volume Produksi Sapi Bunting Muda 5 5 Penurunan Volume Produksi Sapi Bunting Tua 5 Tabel 24 dapat dilihat bahwa kenaikan input yang paling dominan dan sangat berpengaruh terhadap output produksi dalam usaha pembibitan sapi potong adalah bakalan. Bakalan merupakan input utama yang digunakan perusahaan dimana harga bakalan sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar yang berfluktuasi. Kenaikan Dollar terhadap nilai tukar rupiah tidak boleh melebihi dari tujuh persen, bila terjadi kenaikan harga Dollar terhadap nilai tukar Rupiah lebih dari tujuh persen maka usaha pembibitan sapi potong tidak layak untuk diusahakan. Penurunan volume produksi usaha pembibitan sapi potong yang terdiri dari penurunan volume produksi anak sapi dengan berat 40-175 Kg sebesar 13 persen dan penurunan volume produksi anak sapi dengan berat 175-250 Kg 11,25 persen merupakan batas maksimal dari usaha pembibitan sapi potong tersebut. Penurunan volume produksi sapi bunting muda dan bunting tua paling peka diantara dua variabel parameter tersebut. Artinya bila terjadi penurunan volume produksi sapi bunting diatas lima persen maka usaha pembibitan sapi potong tidak layak lagi untuk dijalankan.

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pengembangan pembibitan breeding sapi potong pada PT Lembu Jantan Perkasa LJP, diantaranya : 1 Beberapa elemen yang diangap penting dari aspek pasar yaitu adanya peluang permintaan dan penawaran. Permintaan akan bibit sapi potong pada PT Lembu Jantan Perkasa LJP setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penjualan bibit sapi potong tahun 2006 sampai dengan tahun 2007. Selain itu peluang pasar usaha pembibitan sapi potong masih terbuka lebar, hal ini dapat dilihat dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan impor sapi potong di negara kita. Dalam strategi pemasaran, PT LJP memilih lokasi yang dekat dengan pasar yaitu JABODETABEK, hal ini juga ditunjang oleh adanya fasilitas transportasi yang baik, untuk memudahkan dalam pemasaran breeding sapi potong. Promosi yang dilakukan perusahaan selama ini yaitu dengan mengikuti berbagai pameran, promosi melalui media elektronik serta adanya informasi dari mulut ke mulut sehingga informasi lebih cepat tersebar. Bentuk promosi lainnya yang dilakukan oleh PT LJP yaitu dengan melakukan kerjasama dengan instansi terkait serta berperan serta dalam pelatihan pembibitan sapi potong 2 Aspek teknis menitikberatkan pada penilain atas kelayakan proyek dan teknologi. PT Lembu Jantan Perkasa dalam mengembangkan usaha pembibitan sapi potong telah mempertimbangkan lokasi perusahaan secara tepat, dimana usaha pembibitan tersebut berada dekat dengan daerah konsumen yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi serta dilakukan di daerah yang mempunyai fasilitas transportasi yang cukup baik. Di samping itu lokasi perusahaan dekat dengan pemasok bahan baku pakan ternak. Pemilihan mesin peralatan dan teknologi yang digunakan telah sesuai dengan aktivitas perusahaan dengan mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan, dan sistem komonikasi yang baik. Usaha pembibitan sapi potong PT LJP merupakan perusahaan dengan pemeliharaan sistem intensif mengunakan kandang koloni terbuka dan koloni tertutup. Kapasitas kandang PT LJP mampu menampung 3000- 4000 ekor sapi. 3 Aspek manajemen PT Lembu Jantan Perkasa LJP memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas sehingga memberikan kemudahan dalam koordinasi diantara karyawan maupun bagian dapat dilakukan dengan relatif mudah. 4 Aspek sosial dan lingkungan usaha pembibitan sapi potong PT Lembu Jantan Perkasa memberikan dampak positif bagi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Keberadaan PT Lembu Jantan Perkasa memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, dimana jumlah tenaga kerja yang paling banyak direkrut berasal dari masyarakat sekitarnya sehingga memberikan masukan pendapatan bagi masyarakat, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama ini perusahaan selalu tanggap dan memperhatikan kesejahteraan karyawaan dan staff sehingga terjalin rasa kekeluargaan yang tinggi