Unit Usaha Breeding Sapi Potong

5.4.1. Unit Usaha Breeding Sapi Potong

Usaha pembibitan sapi potong merupakan kegiatan bisnis yang utama dilakukan oleh PT LJP, untuk menghasilkan bibit sapi potong yang baik diperlukan bakalan yang berkualitas. Bakalan yang digunakan sebagai calon bibit pada PT LJP yaitu bangsa Brahman Cross atau dikenal dengan bahasa komersialnya yaitu Australian Comersial Cross ACC. Bakalan di impor dari negara Australia, dimana harga bakalan sapi potong sangat dipengaruhi oleh musim yang berlaku dari daerah asal sapi potong dan juga dipengaruhi oleh nilai kurs Dollar. Perusahaan tidak mengunakan bakalan sapi potong lokal sebagai calon bibit ternak karena untuk mendapatkan dan menembah garis keturunan baru dengan sifat genetik yang baik maka PT LJP menggunakan bakalan bangsa Brahman Cross sehingga akan menambah populasi baru sapi potong di Indonesia. Semakin banyak jenis populasi sapi potong bangsa Brahman Cross di Indonesia, maka akan menggurangi tingkat ketergantungan impor negara kita terhadap negara Australia sebagai pengimpor utama sapi potong. Impor bakalan sapi potong tersebut terdiri dari sapi Heifer, Bull dan Steer. Selama ini, pengusaha penggemukkan sapi lebih memilih mengimpor sapi bakalan dari Australia daripada membeli sapi bakalan hasil pembibitan di dalam negeri. Menurut perusahaan, alasan PT LJP membeli bakalan impor antara lain adalah : 1 sapi bakalan impor lebih murah dari pada sapi bakalan dalam negeri, 2 untuk memperoleh sapi bakalan dalam jumlah besar, cara impor lebih cepat dibanding pengadaan dari dalam negeri, dan 3 waktu dan biaya transportasi dari Australia Darwin lebih murah daripada dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Selain itu perusahaan memanfaatkan peluang adanya hasil kawin alam dari populasi sapi potong yang diimpor sebesar 15 persen telah bunting dan siap untuk dimasukkan ke dalam program pembibitan. Harga bakalan Brahman Cross saat ini yaitu berkisar 2,00 per Kg. Bakalan yang digunakan dalam breeding sapi potong yaitu berumur 14 bulan. Steer adalah sapi jantan yang dikebiri pada umur muda sebelum mencapai dewasa kelamin, sedangkan Bull adalah sapi jantan yang tidak dikebiri. Bull dan Steer adalah bakalan yang digunakan dalam penggemukkan fattening sapi potong dimana output yang dihasilkan yaitu untuk pemenuhan kebutuhan sapi yang siap dipotong. Heifer adalah sapi betina dara yang tidak dikebiri dan belum mempunyai anak dengan umur dibawah tiga tahun. Bakalan Heifer tersebut diseleksi sebagai bakalan calon bibit yang akan digunakan dalam breeding sapi potong. Inseminasi Buatan IB diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan produktivitas ternak yang bernilai ekonomis dan untuk meningkatkan mutu genetik ternak yang baik, secara cepat dengan menggunakan semen pejantan yang unggul, sehingga output yang dihasilkan yakni sapi bunting dan sapi sapihan atau Weainer. Kegiatan pembibitan melalui proses dan tahapan yang panjang serta membutuhkan modal yang besar sehingga untuk pengembalian modal dibutuhkan waktu yang lama dan perputaran uang yang lama karena usaha pembibitan sapi potong baru dapat dijual setelah sapi yang di IB melahirkan anak sapi. Hal tersebut berbeda sekali dengan usaha fattening dimana sapi dapat dijual setelah mengalami penggemukkan selama 90-100 hari. Tingkat keberhasilan IB PT LJP 80 persen. Jumlah stock breeding PT LJP saat ini yaitu untuk anak sapi 657 ekor dan jumlah sapi bunting yaitu 2287 ekor. Proses kegiatan breeding pada PT LJP meliputi : a. Seleksi sapi bibit bakalan heifers yang memiliki alat reproduksi yang baik b. Pemeliharan sapi-sapi bibit dengan pakan ternak yang disesuaikan dengan kebutuhan c. Penyerentakan berahi secara serentak dan berkala d. Inseminasi Buatan IB pada sapi-sapi siap kawin e. Pemeriksaan kebuntingan pada sapi-sapi yang telah diinseminasikan f. Pemeliharaan sapi-sapi betina bunting sampai dengan melahirkan g. Pemeliharaan anak-anak sapi secara insentif h. Penyapihan anak-anak sapi dari induk pada saatnya i. Pengawinan sapi-sapi kembali tiga bulan setelah melahirkan

5.4.2. Unit Usaha Fattening