masa recondition dan satu bulan untuk masa pengamatan adaptasi reproduksi sapi. Apabila berada dalam keadaan bunting atau layak untuk bereproduksi, sapi-sapi
betina tersebut dimasukkan dalam suatu program pembudidayaan untuk dikembangkan lebih lanjut menggunakan teknologi IB. Ternak yang tidak
produktif langsung disalurkan ke lokasi feedlot lain untuk dimasukkan dalam program penggemukkan.
b. Diteksi Birahi
Deteksi berahi
Oestrus berperan penting dalam keberhasilan IB. kegagalan mendeteksi birahi menyebabkan panjangnya calving interval yang
akhirnya akan menambah biaya pemeliharaan. Menurut PT LJP yang salah satu penyebabnya kegagalan IB yang dialami perusahaan yaitu deteksi birahi yang
tidak akurat dimana sapi yang akan di IB tidak dalam keadaan birahi. PAR Pemeriksaan Alat Reproduksi untuk calon bibit dilakukan untuk
mengetahui apakah kondisi ovarium dalam keadaan normal dan berfungsi dengan baik. Hal ini berhubungan dengan kondisi birahi. PAR disertai dengan
penyuntikan prostaglandin yang dapat mempengaruhi masa birahi sapi potong. Kondisi birahi dapat terjadi secara alamiah atau melalui penyerentakan birahi.
Waktu pengamatan biarahi pada PT LJP dilakukan pada pagi hari pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 07.00 WIB, dan sore hari pada pukul 15.00 WIB
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kondisi birahi diketahui melalui tanda-tanda : 1 Standing heat, 2
Keadaan alat kelamin luar, 3 Tingkah laku sexual behavior. Rata-rata siklus birahi 21 hari dengan kisaran normal 18-24 hari. Sapi menunjukan birahi rata-rata
berlangsung selama 12-18 jam. Standing heat umumnya berlangsung selama 12-
18 jam. Sapi diam dinaiki berlangsung 4-5 detik, dengan jumlah aktivitas bervariasi 35-55 kali. Standing heat lebih banyak terjadi pada pagi dan sore.
Tanda utama sapi berahi adalah diam saat dinaiki oleh sapi lain. Sapi yang menaiki, perlu diamati karena kemungkinan akan berahi juga. Beberapa tanda lain
yang menyertakan sapi berahi atau akan berahi sbb.:
Mengendus vulva atau urine sapi yang lain
Mempautkan dagu pada sapi yang lain, kedua sapi akan berahi
Menyendiri
Menjilat sapi yang lain, kedua sapi akan berahi
Melenguh dan tidak tenang gelisah
Penuruan feed intake
Vulva bengkak dan merah
Cairan bening dari vagina
c. Inseminasi Buatan IB
IB dilaksanakan pada waktu yang tepat setelah terjadinya birahi untuk mendapatkan keberhasilan yang optimal. IB menggunakan semen Brahman,
semen Simmental, dan semen Limousin dari BIB terakreditasi seperti BIB Singosari, BIB Lembang, dan BIB Tuah Sakato dengan harga Rp 7.000 per strow.
Stress ternak pada saat pelaksanaan IB harus dihindari seperti stress akibat kegaduhan, handling ternak yang kasar, holding fasilitas yang buruk.
Sebelum dilakukan IB sapi dimasukkan dalam ruang kawin breeding chute
tanpa stressing yang berlebihan, perlengkapan IB dipersiapkan dengan baik. Sapi yang kotor terutama bagian vulva agar dibersihkan terlebih dulu
sebelum di IB. Gambar 3 menjelaskan mengenai tahapan Inseminasi Buatan IB pada PT LJP.
PKB
Gambar 3. Tahapan Inseminasi Buatan IB PT LJP Sumber : PT LJP, 2008
Waktu IB juga harus diperhatikan karena untuk mencapai angka kebuntingan yang tinggi, saat yang tepat untuk IB sangat tergantung dengan
waktu birahi waktu IB bersamaan dengan waktu ovulasi. Rata-rata IB untuk sapi Brahman cross dilaksanakan 8-10 jam setelah standing heat birahi pagi
maka IB dilakukan pada sore hari, jika berahi sore maka IB dilakukan tengah malam. Setelah sapi di IB tahapan selanjutnya yaitu pengamatan birahi pasca
pengawinan dimana sapi return akan di IB kembali, maksimal tiga kali dan sapi non
return akan di PKB 60 sampai 90 hari pasca IB
Oestrusbirahi IB1
Return Yes
IB2
Return
Return IB3
Yes
Fattening Yes
No
PKB
Teknik IB yang dilakukan PT LJP yaitu inseminasi rektovaginal dengan cara pipa inseminasi dan gelas plastik sekali pakai atau pipet jarum diarahakan ke
mulut serviks dengan bantuan tangan lewat dinding rektum untuk mengangkat bagian serviks dan selanjutnya pipet dimasukan kedalam saluran serviks, sehingga
semen dapat ditumpahkan langsung kedalam uterus dengan menekan secara perlahan spoit atau pistol inseminasi yang dipasang pada pipet. Sapi-sapi
pembibitan pada PT LJP di IB sebanyak tiga kali, jika sapi yang telah di IB tetapi tidak bunting maka dilakukan kembali pemeriksaan alat kebuntingan untuk
melihat kembali alat reproduksi dan potensi reproduksi.
d. Pemeliharaan Sapi Bunting, Melahirkan Dan Laktasi