benefit setelah beberapa waktu tertentu. Dalam menganalisis keberlanjutan pelaksanaan proyek, maka perlu dilakukan evaluasi mengenai biaya yang telah
dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Bila manfaat benefit dari proyek dirasakan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,
maka proyek tersebut layak dijalankan. Sebaliknya apabila manfaat yang dirasakan lebih rendah dari pada biaya yang telah dikeluarkan, maka proyek
tersebut tidak layak dijalankan. Biaya merupakan segala sesuatu yang dikeluarkan ditujukan untuk
memperoleh manfaat tertentu. Menurut Kadariah 1976, manfaat proyek dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Manfaat langsung direct benefit yang diperoleh dari adanya kenaikkan
nilai output, fisik, dan atau dari penurunan biaya. 2.
Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan oleh adanya proyek tersebut yang biasanya dirasakan oleh orang tertentu serta
masyarakat berupa adanya efek multiplier, skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dynamic second effect, misalnya perubahan dalam
produktivitas tenaga kerja yang disebabkan oleh keahlian. 3.
Manfaat yang tidak dapat dinilai dan sulit dinilai dengan uang intangible effect
, misalnya perbaikan lingkungan hidup.
3.1.3. Discounted Cash Flow Method
Konsep nilai waktu uang time value of money menjelaskan tentang perubahan nilai uang dari waktu ke waktu dikarenakan adanya suku bunga yang
mempengaruhinya. Karena itu, untuk membandingkan nilai uang yang berbeda
saat pengeluaran dan penerimaannya, maka perlu penyetaraan nilai melalui pendiskontoan discounting. Metode analisis finansial yang menggunakan teknik
pemotongan nilai ini disebut Discounted Cash Flow. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam pendiskontoan manfaat dan
biaya haruslah mencerminkan oportunity cost of capital, yaitu tingkat pengembalian rate of return investasi alternatif proyek lainnya Gray,
dkk,1999. Berdasarkan metode Discounted Cash Flow terdapat beberapa kriteria penilaian investasi yang dapat dijadikan tolak ukur, yaitu :
1. Nilai bersih sekarang Net Present Value atau NPV, merupakan selisih
nilai kini arus manfaat dan biaya yang dihitung berdasarkan discount rate yang berlaku. Jika nilai NPV0, maka proyek dikatakan layak atau
bermanfaat karena dapat menghasilkan lebih besar dari opportunity cost faktor produksi modal. NPV=0, berarti menghasilkan opportunity cost
faktor produksi modal, pada kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. NPV0, berarti proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang
dipergunakan yang menunjukkan bahwa proyek tidak layak untuk dilakukan.
2. Tingkat pengembalian internal Internal Rate of Return atau IRR,
merupakan tingkat discuont rate yang menjadikan NPV proyek sama dengan nol. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase
keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Suatu investasi
dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga.
3. Rasio manfaat-biaya bersih Net Benefit-Cost Ratio atau Net BC
merupakan angka perbandingan arus benefit bersih yang positif terhadap manfaat bersih yang negatif. Nilai Net BC ratio menunjukkan besarnya
tingkatan tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai BC lebih dari satu,
sedangkan jika nilai BC kurang dari satu maka proyek tidak layak dilaksanakan.
4. Masa pengembalian investasi terdiskonto Discounted Payback Period,
merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh investasi yang
telah dikeluarkan. Selama proyek dapat mengembalikan modal atau investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat
dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek
tidak dilaksanakan.
3.1.4. Analisis Sensitivitas