2.4. Inseminasi Buatan IB
Sapi dapat dikembangbiakkan dengan dua metode yakni : 1 metode alamiah yaitu sapi jantan dikawinkan dengan sapi betina yang sedang birahi, dan
2 metode inseminasi buatan IB, metode ini lebih populer dikenal dengan istilah kawin suntik dengan bantuan peralatan khusus dan manusia inseminator.
Inseminasi buatan IB adalah pemasukan atau penyampaian semen ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan alat-alat bantuan manusia.
Dalam prakteknya, prosedur IB tidak hanya meliputi penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina, tetapi mencangkup juga seleksi dan pemeliharaan
pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan pendinginan dan pembekuan dan pengangkutan semen Toelihere, 1979.
Pada umumnya IB di Indonesia lebih ditekankan pada pencapaian target peningkatan populasi ternak dan memperbaiki mutu genetik. Pelaksanaan IB
harus disertai dengan evaluasi kemajuan genetik yang dicapai setelah penyebaran gen-gen unggul Noor, 2003. Pelaksanaan IB harus dilakukan secara selektif
dan pada saat yang tepat. Waktu IB yang paling baik adalah menjelang akhir masa birahi. Kadang-kadang tanda-tanda awal dan akhir birahi sulit untuk
dideteksi sehingga efektifitas IB menjadi rendah. Birahi pada sapi ditandai oleh alat kelamin luar vagina berwarna merah, bengkak dan keluarnya lendir jernih
serta tingkah laku sapi yang menaiki sapi lain atau diam jika dinaiki sapi lain. Faktor kebersihan sangat diperlukan dalam melakukan IB. Penyebaran
penyakit dapat dikurangi dengan memperhatikan sumber penyebaran penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi antar peternakan, antar ternak, dari ternak ke
manusia, dalam servik dan uterus, dan dari berbagai sumber lainnya.
Pelaksanaan IB juga dapat dimanfaatkan untuk menambah populasi betina dan menghindarkan terjadinya crossbreeding keturunan campuran, sehingga
dapat menghasilkan ternak murni yang sejenis. Selain itu, IB dapat juga mengurangi terjadinya bahaya pada pekerja dan dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit antara individu sehingga dapat mengurangi atau menekan biaya perawatan. Menurut PT LJP pelaksanaan program IB dalam breeding sapi
potong memberikan beberapa keuntungan. Keuntunggan IB yaitu : 1.
Meningkatkan mutu genetik ternak secara cepat dengan penggunaan semen pejantan unggul atau superior.
2. Meningkatkan produktivitas ternak yang bernilai ekonomis, yaitu
pertumbuhan yang cepat, persentase karkas dan kualitas pedaging yang baik, serta fertilitas yang tinggi.
3. Fleksibel dalam program breeding, dapat mengawinkan spesifik betina
dengan breed pejantan yang diinginkan Simental, Limousin, Brahman. 4.
Meningkatkan efisiensi produksi dengan penggunaan semen berfertilitas tinggi sehingga memperpendek calving interval, dan
mengurangi betina yang kawin berulang. 5.
Mengurangi masalah dalam memperkecil resiko transmisi penyakit. 6.
Efisiensi ekonomis dimana tidak ada biaya pembelian dan pemeliharaan pejantan.
Guna mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan IB, perlu ada suatu program pencatatan recording. Pencatatan diperlukan untuk menentukan
maju mundurnya program inseminasi buatan pada satu individu betina, pada
sekelompok ternak betina dalam suatu peternakan atau pada sekelompok ternak dalam suatu daerah IB.
Inseminasi buatan pada sapi potong dapat memacu peningkatan populasi. Apabila angka kebuntingan yang tinggi dapat dicapai maka kematian dapat
ditekan dan jarak beranak optimal dapat dilaksanakan sehingga penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana IB harus selalu diperhatikan. Ada tiga metode
untuk menginseminasi sapi sejak dimulainya IB yaitu : 1. Metode Inseminasi dalam Vagina
Metode tersebut merupakan metode yang paling awal digunakan. Caranya adalah dengan menumpahkan sejumlah semen di mulut serviks. Metode ini
membutuhkan semen yang matang dalam jumlah yang banyak. Keadaan vagina yang kurang baik menyebabkan sperma tidak berumur panjang
Barden dan Fuquay, 1997. 2. Metode Inseminasi dalam Serviks
Metode tersebut telah mengunakan spekulum steril yang dimasukan ke dalam vagina. Metode tersebut memerlukan lampu untuk memudahkan masuknya
spekulum ke dalam serviks yang telah terbuka. Biasanya spekulum dimasukkan 1-2 cm dalam serviks dan semen dapat ditumpahkan. Metode
inseminasi serviks lebih baik daripada metode inseminasi dalam vagina.Bearden dan Fuquay, 1997.
3. Metode Inseminasi Rektovaginal Teknik inseminasi rektovaginal dilakukan dengan cara pipa inseminasi dan
gelas plastik sekali pakai atau pipet jarum diarahkan ke mulut serviks dengan bantuan tangan lewat dinding rektum untuk mengangkat bagian serviks dan
selanjutnya pipet dimasukkan kedalam saluran serviks, sehingga semen dapat ditumpahkan langsung kedalam uterus dengan menekan secara perlahan spoit
atau pistol inseminasi yang dipasang pada pipet Bearden dan Fuquay, 1997. Diperlukan usaha yang maksimal guna mempercepat pertumbuhan
produksi peternakan. Dengan usaha yang maksimal tersebut diharapkan program pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi potong dapat terlaksana dengan
baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.
2.5. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan