∑
=
+ −
=
n t
t
i Ct
Bt NPV
1
1
4.4.5. Analisis Aspek Finansial
Dalam melakukan analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi
yang digunakan yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit Cost Ratio
Net BC, Payback Period PP. Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan discounted
cash flow karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya
dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan.
4.4. Aspek-Aspek Kelayakan Investasi
Penerapan kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima dalam suatu
proyek investasi untuk jangka waktu tertentu. Analisis investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai. Kriteria investasi digunakan
beberapa indikator kelayakkan investasi yaitu Net Present Value NPV, Ineternal Rate
of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio NBCR, dan Payback Period PP.
4.4.1. Net Present Value NPV
Net Present Value NPV dapat diartikan keuntungan yang diperoleh
selama umur investasi. Menurut Gitingger 1986, NPV adalah nilai kini arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi.
Dimana : Bt = Penerimaan Benefit tahun ke-t
Ct = Biaya Cost tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek
i = Tingkat suku bunggaDiscount rate Tiga kriteria kelayakan finansial berdasarkan NPV, yaitu :
1 NPV ≥0, berarti secara finansial usaha breeding sapi potong layak
dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada biaya 2
NPV≤0, berarti secara finansial usaha breeding sapi potong tidak layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari pada
biaya yang dikeluarkan. 3
NPV═0, berarti secara finansial usaha breeding sapi potong sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya yang dikeluarkan. Penerimaan PT LJP meliputi penerimaan dari unit usaha breeding yang
diperoleh dari biaya penjualan sapi bunting, penjualan sapi weane atau anak sapi, serta limbah kotoran sapi potong yang dapat digunakan sebagai pupuk kandang.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha breeding sapi potong terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-0 dan
biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
variabel dan biaya tetap dikeluarkan pada tahun ke-1, dimana dimulai kegiatan produksi. Umur proyek dari analisis kelayakan usaha breeding sapi potong adalah
10 tahun, hal ini berdasarkan umur ekonomis bangunan yaitu kandang sapi dan sarana produksi lainnya yang terdapat dalam usaha tersebut.
4.4.2. Internal Rate of Return IRR