Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum

54 dan menunjukkan kebermanfaatan materi pembelajaran bagi kehidupan siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Tahap kedua, alami artinya dalam pembelajaran siswa hendaknya dapat mengalami sendiri secara langsung tentang apa yang akan dipelajari. Dengan pengalaman langsung konsep pembelajaran akan dapat diserap siswa secara maksimal. Tahap ketiga adalah namai, artinya dengan arahan guru siswa menemukan konsep-konsep pembelajaran dan dapat menarik simpulan yang berhubungan dengan konsep tersebut. Tahap berikutnya yaitu demonstrasikan artinya, setelah siswa dapat menarik simpulan tentang konsep yang dipelajari, siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan, atau menunjukkan kepada siswa lain tentang penguasaan siswa terhadap konsep pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah ulangi. Pada tahap ini siswa diberi kesemp[atan untuk mengulangi pembelajaran yang diterima dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah benar-benar memahami konsep-konsep pembelajaran yang diperoleh. Tahapan yang terakhir adalah rayakan. Pada tahap ini siswa yang telah berhasil memahami benar tentang konsep pembelajaran, perlu mendapatkan pengakuan sebagai bentuk penghargaan bagi prestasinya. Perayaan ini dapat diberikan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberi ucapan selamat, sekadar berjabat tangan, atau cukup dengan bertepuk tangan saja.

2.2.2.1.5 Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum

Sebagai gambaran secara umum, pembelajaran dengan pendekatan kuantum dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. 1 Siapkan media pembelajaran yang menyangkut materi pembelajaran. 55 2 Kelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok 3 Mulailah berperan versi kuantum dengan kerangka TANDUR Jika dideskripsikan, pembelajaran dengan pendekatan kuantum ini diawali dengan kegiatan guru untuk melakukan persiapan pembelajaran dengan menyusun rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan pada silabus, menentukan materi pembelajaran, menentukan metode dan teknik pembelajaran, serta menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya setelah persiapan tersebut, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi guru dalam mengatasi permasalahan siswa yang tidak terjangkau apabila dilakukan secara individual. Selain itu juga untuk melatih siswa agar dapat bersosialisasi terhadap siswa lain. Langkah terakhir adalah menerapkan pembelajaran dengan kerangka TANDUR. Kegiatan ini diawali dengan apersepsi pendahuluan, yaitu guru menyampaikan informasi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, serta tujuan yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Siswa dituntun ke arah materi pembelajaran, diberi informasi tentang kebermanfaatan materi pembelajaran tersebut dalam kehidupan siswa kelak, sehingga siswa dapat termotivasi dan dalam pikiran siswa tertanam tentang pentingnya pembelajaran yang akan dialaminya. Setelah penanaman motivasi bagi siswa dapat tercapai, guru mulai menciptakan pengalaman dengan melibatkan diri siswa misalnya dengan 56 berdiskusi, mengamati contoh, mendatangkan model dan lain-lain dengan tujuan agar materi pembelajaran mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dari pengalaman belajar itulah guru bersama siswa memberi nama tentang konsep- konsep yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Konsep-konsep ini dapat dipahami oleh siswa dengan baik jika siswa mengalaminya sendiri, tidak bersifat abstrak dan verbalistis. Untuk menjajagi apakah konsep materi pembelajaran benar-benar sudah dipahami siswa, maka tahapan berikutnya yang dilakukan guru adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kepada siswa lain tentang pemahaman konsep tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempresentasikan ke depan kelas, membacakan karya, memaparkan hasil diskusi, atau cara lain disesuaikan dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Dengan cara tersebut guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Agar materi pembelajaran dapat lebih dipahami siswa, guru dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengulangan. Pengulangan ini dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan-pelatihan, soal-saol atau penugasan yang berhubungan dengan konsep materi pembelajaran. Dengan pengulangan ini diharapkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat. Dalam pembelajaran kuantum ini, guru memberikan penghargaan bagi siswa yang mempunyai keberhasilan dalam pembelajaran. Bentuk penghargaan tersebut dapat berupa perayaan dengan tepuk tangan, pemberian gambar bintang, 57 pemberian ucapan selamat dengan jabat tangan baik dari guru maupun dari siswa lain, ataupun bentuk penghargaan lainnya. Jika hasil pembelajaran dapat berupa karya, maka pemberian penghargaan atau perayaan ini dapat dilakukan dengan memajang karya siswa tersebut di papan display kelas, di majalah dinding sekolah, atau jika memungkinkan karya siswa dikirimkan ke media massa.

2.2.2.2 Pendekatan Kontekstual CTL