50
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa tidak merasa takut, dan tertekan jiwanya.
2.2.2.1.1 Hakikat Pendekatan Kuantum
Kuantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pendekatan kuantum adalah orkerstrasi bermacam-macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain DePorter 2002a :5.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantum adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. pendekatan kuantum menyertakan
segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Pendekatan kuantum berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas –
interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
2.2.2.1.2 Asas Utama Pendekatan Kuantum
Pendekatan Kuantum berasaskan pada konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Konsep ini
mengandung arti guru harus siap memasuki dunia murid sebelum pembelajaran dimulai dengan membangun jembatan melalui pemberian hak mengajar secara
tulus. Guru lebih baik mengenal dan memahami semua siswa terutama pengetahuan awal yang dimilik siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Belajar
51
merupakan kegiatan full contact sehingga pembelajaran perlu melihat siswa secara menyeluruh sebagai kontak manusia.
Belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta
persepsi mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh
pelajar dan diraih oleh guru.
2.2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Pendekatan Kuantum
DePorter 2002a menyatakan ada lima prinsip dalam pendekatan kuantum. Kelima prinsip tersebut mempengaruhi seluruh aspek pendekatan
kuantum. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1 Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2 Segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan.
3 Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. 4 Akui setiap usaha
Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Oleh sebab itu patut mendapat pengakuan.
5 Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan memberi umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan
belajar.
Prinsip yang pertama, adalah segalanya berbicara, maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran melibatkan segala aspek meliputi, aspek pemilihan
metode pembelajaran yang sesuai, pemanfaatan media pembelajaran yang tepat,
52
penentuan materi pembelajaran, penentuan jenis evaluasi, serta ditunjang dengan pengelolaan kelas yang baik. Prinsip yang kedua, adalah segalanya bertujuan,
maksudnya bahwa setiap pembelajaran mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran ini harus disampaikan kepada siswa sebelum proses belajar dimulai agar siswa
mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dialaminya. Tujuan pembelajaran juga tercermin dalam setiap indikator yang diturunkan dari kompetensi dasar. Prinsip
ketiga, pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa menemukan konsep-konsep pembelajaran yang diikuti, hendaknya siswa
dihadapkan pada sebuah permasalahan yang berkaitan dengan konsep pembelajaran bisa berupa pengalaman nyata, sehingga siswa bukan sekadar
menerima konsep pembelajaraan secara abstrak, akan tetapi siswa mengalami sendiri. Dengan pengalaman inilah diharapkan siswa akan menemukan konsep
sendiri dan konsep tersebut tidak mudah hilang dari pikiran siswa. Prinsip keempat adalah akui setiap usaha, artinya dalam proses pembelajaran hendaknya
siswa dilibatkan secara aktif dan setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk menggali kompetensi yang dimiliki serta mendapat pengakuan yang sama pula.
Prinsip yang terakhir adalah jika layak dipelajarai, maka layak pula untuk dirayakan, artinya bahwa setiap keberhasilan yang diperoleh siswa harus
dirayakan atau diberi penghargaan.
2.2.2.1.4 Model Pendekatan Kuantum