130
uji t. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan jalan, 1 pemeriksaan hasil pengukuran melalui tes sesuai dengan kunci
jawabannya sampai kepada skoring, 2 tabulasi data, yaitu tabulasi skor hasil pengukuran melalui tabel-tabel distribusi frekuensi skor yang menghasilkan data
nominal, 3 melakukan kajian terhadap tabel distribusi. Dari kajian tersebut dapat ditemukan besaran-besaran variabel.
Rumus t-test yang digunakan adalah,
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
+ −
+ −
+ −
− =
2 1
1 2
2 1
1 2
1
1 2
2 2
2 1
2 1
n n
n n
s n
s n
n X
X t
Sugiyono, 2006 Keterangan :
1 X
= Rata-rata sampel 1
2 X
= Rata-rata sampel 2
n
1
= Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen 1
n
2
= Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen 2
S
1 2
= Varian sampel 1
S
2 2
= Varian sampel 2
3.11.1 Uji Normalitas Data
131
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data yang diperoleh. Untuk mengetahui kenormalan data pre-test dan
post-test digunakan uji Kolmogorov – Smirnov sebagai pengganti uji kuadrat Chi, beda yang terbesar dari frekuensi komulatif dinamakan D, daerah penolakan
adalah : Tolak H
o
, terima H
A
jika D … D
a
Terima H
o
, tolak H
A
jika D D
a
Harga D pada level signifikansi 0,05 adalah :
2 1
2 1
05 ,
. 36
, 1
n n
n n
D +
=
Sugiyono, 2006
3.11.2 Uji Beda Tes Awal Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Uji ini digunakan sebelum dilakukan eksperimen, dengan tujuan untuk mendapatkan bukti bahwa kondisi yang sama terdapat pada sampel eksperimen 1
maupun sampel eksperimen 2. Untuk mengetahui kesamaan atau perbedaan nilai awal ini digunakan uji - t. Apabila t hitung mempunyai taraf signifikansi lebih
besar dari 5 0,05 maka, tidak terjadi perbedaan yang siknifikan nilai hasil pre- test antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hal ini berarti
kondisi awal antara kelompok eksperimen 1 dengan kelompok eksperimen 2 sama.
132
3.11.3 Uji Beda Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Uji beda tes akhir pada kelompok eksperimen 1 pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik pemetaan pikiran dan kelompok eksperimen 2
pembelajaran menulis deskripsi dengan peniruan model dilakukan dengan pengujian menulis deskripsi setelah masing-masing kelompok menerima
perlakuan. Hasil pengujian ini menggunakan instrumen berupa post-test membuat karangan deskripsi. Rata-rata skor post-test kelompok eksperimen 1 kemudian
dibandingkan dengan rata-rata skor post-test pada kelompok eksperimen 2.. Adapun teknik yang digunakan adalah dengan perhitungan statistik parametris,
yaitu dengan uji perbedaan dua rata-rata t-test Polled Varians atau uji t. Jika uji beda ini dapat terpenuhi, maka hipotesis penelitian bahwa terdapat
perbedaan peningkatan kompetensi siswa dalam menulis deskripsi antara yang diajar dengan menggunakan teknik pemetaan pikiran dan yang diajar dengan
teknik peniruan model terbukti. Apabila peningkatan kompetensi menulis deskripsi dengan teknik pemetaan pikiran terbukti lebih tinggi maka berarti teknik
pemetaan pikiran lebih efektif dari pada teknik peniruan model.
133
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 2 Kendal sebagai
kelompok eksperimen 1 dan siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepiring sebagai kelompok eksperimen 2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik pemetaan pikiran dan sebagai pembandingnya adalah pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik peniruan
model.
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen 1 pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik pemetaan pikiran
adalah 59,35, standar deviasinya 5,55, tertinggi 72,22 dan terendah 47,22. sedangkan nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen 2 pembelajaran menulis
deskripsi dengan teknik peniruan model adalah 58,13, standar deviasinya 4,76, tertinggi 66,67 dan terendah 44,44. Hasil pre-test antara kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
tidak mempunyai perbedaan yang siknifikan. Dapat dikatakan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal yang
hampir sama.