102
meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian biasa disebut populasi. Demikian pula
penelitian ini juga menggunakan populasi dan sampel.
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi didefinisikan oleh Sugiyono 2006:117 sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objeksubjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristiksifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Kabupaten Kendal tahun pelajaran 20072008 yang terdiri atas 32 sekolah baik negeri maupun swasta. Pemilihan populasi tersebut didasarkan pada pertimbangan
1 pentingnya kompetensi menulis bagi siswa kelas X, yaitu untuk mengungkapkan ide melalui bahasa tulis. Siswa kelas X dianggap mempunyai
pengetahuan yang cukup yang sudah diperoleh pada saat di SMP. Ilmu yang telah dimiliki tersebut perlu disampaikan kepada orang lain melalui tulisan. Melalui
menulis diharapkan daya intelektual siswa akan berkembang. Selain itu, siswa kelas X merupakan kelas pemula pada jenjang SMA. Pada kelas pemula inilah
siswa perlu mendapat arahan dan bimbingan bagaimana cara menulis dengan tepat sehingga pemahaman tentang menulis yang benar dapat digunakannya pada
jenjang berikutnya, 2 pentingnya memberikan motivasi dan pengetahuan dasar
103
menulis, 3 SMA Negeri 2 Kendal dan SMA Negeri 1 Cepiring, keduanya bukan merupakan sekolah unggulan. Di Kabupaten Kendal hanya ada satu SMA yang
menjadi unggulan yaitu SMA Negeri 1 Kendal, jadi sekolah-sekolah yang bukan unggulan yang setara dengan SMA Negeri 2 Kendal dan SMA Negeri 1 Cepiring
merupakan mayoritas. Peneliti menduga jika penelitian ini terbukti efektif, hasilnya dapat disosialisasikan ke sekolah-sekolah lain untuk kemudian
diterapkan pada sekolah-sekolah tersebut.
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian sebagaimana pendapat Sugiyono 2006:118 adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan
sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau ”sampling”. Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis
sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata diteliti harus representatif dalam arti
mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya. Sampel dalam penelitian ini adalah data kemampuan menulis deskripsi
siswa kelas X-1 SMA Negeri 2 Kendal dan data kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepiring Kabupaten Kendal tahun pelajaran
20072008. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non probability sampling jenis purposive, yaitu pengambilan sampel dari populasi
tidak menggunakan dasar peluang, melainkan ditentukan oleh peneliti berdasarkan
104
kebutuhan dan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan karena cara tersebut lebih praktis.
Penentuan dua kelas tersebut sebagai sampel karena berdasarkan hasil diskusi antara peneliti sebagai guru pada kelas X-1 SMA Negeri 2 Kendal dengan
guru kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepiring. Dua kelas tersebut mempunyai permasalahan-permasalahan yang hampir sama dalam pembelajaran menulis
deskripsi. Permasalahan tersebut mencakup hasil belajar yang masih di bawah KKM dan kurangnya motivasi dalam pembelajaran menulis. Selain itu, setelah
dilakukan pre- test kemapuan menulis deskripsi, kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan menulis yang hampir sama.
Adapun penentuan sampel dilakukan dengan langkah sebagai berikut. 1 Tahap pertama
Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen 2 Tahap kedua
Mengadakan pengundian terhadap kelas untuk menentukan kelompokkelas yang mendapat perlakuan penggunaan teknik pemetaan pikiran dalam
pembelajaran menulis deskripsi dan kelompokkelas yang mendapat perlakuan penggunaan teknik peniruan model. Hasil pengundian diperoleh bahwa siswa
kelas X-1 SMA Negeri 2 Kendal mendapat perlakuan penggunaan teknik pemetaan pikiran dan siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepiring Kabupaten
Kendal mendapat perlakuan penggunaan teknik peniruan model. 3 Tahap ketiga
105
Menentukan jumlah sampel untuk masing-masing aspek kemampuan menulis. Adapun jumlah sampel untuk kelas eksperimen yaitu kelas X-1 SMA Negeri 2
Kendal adalah 41 siswa dan 40 siswa untuk kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepiring.
4 Tahap keempat Memberi perlakuan pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik pemetaan
pikiran kepada siswa kelas X-1 SMA Negeri 2 Kendal dan perlakuan pembelajaran menulis dengan teknik peniruan model pada siswa kelas X-1
SMA Negeri 1 Cepiring. 5 Tahap kelima
Pengetesan kemampuan menulis siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaranmenerima perlakuan. Setiap siswa menulis deskripsi dengan
tema yang sudah ditetapkan sebelumnya. 6 Tahap keenam
Membandingkan hasil tes kemampuan menulis deskripsi antara siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran menulis dengan teknik pemetaan pikiran
dan siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran menulis dengan teknik peniruan model.
Hasil perbandingan ini dianalisis untuk diketahui manakah yang paling efektif di antara dua teknik pembelajaran tersebut. Hasil tes akhir kemampuan
menulis deskripsi siswa yang lebih tinggi dengan teknik tertentu dianggap lebih efektif dibandingkan dengan teknik yang lain.
106
3.5 Validitas dan Reliabilitas