Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Menulis di SMA

65 mempunyai banyak manfaat baik secara intelektual, psikologis, ekonomis, budaya dan sejenisnya bagi orang-orang yang mau melakukannya. Setiap orang mempunyai tujuan menulis berbeda-beda bergantung pada kepentingan masing-masing. Ada yang bertujuan agar memperoleh uang, untuk menyenangkan orang lain, mempengaruhi pikiran orang lain, atau bahkan memberi kritik kepada pihak tertentu. Dan setiap orang dalam menulis bisa mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Seperti apa yang dinyatakan oleh Harefa 2007:9 bahwa tujuan mengarang setidaknya dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu 1 tujuan yang bersifat naskah -finansial ekonomis, 2 tujuan yang lebih bersifat pernyataan diri psikologis, 3 tujuan yang bersifat sosial-emosional sosiologis, dan 4 tujuan yang bersifat moral-spiritual teologis.

2.2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Menulis di SMA

Pembelajaran menulis di SMA mengacu pada Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi. Standar Isi ini mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan. Pada Lampiran 3 Permendikanas Nomor 22 tahun 2006 ini memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap mata pelajaran. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal 66 peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dirumuskan tersebut diharapkan 1 peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri, 2 guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar, 3 guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya, 4 orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah, 5 sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia, 6 daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Sementara itu, dalam Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tersebut dijelaskan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki berbagai kemampuan yang meliputi 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, 2 67 menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3 memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta 6 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Selain itu, juga disebutkan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi 1 aspek mendengarkan, 2 aspek berbicara, 3 aspek membaca, dan 4 aspek menulis Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis untuk siswa SMA mencakupi dua macam, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar menulis yang berkenaan dengan kemampuan berbahasa, dan standar kompetensi dan kompetensi dasar menulis yang berkenaan dengan kemampuan bersastra. a. Kelas X Pada kelas X, ada empat standar kompetensi menulis yang terbagi atas dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan berbahasa dan dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan bersastra. Standar kompetensi yang harus diajarkan pada semester satu yaitu mengungkapkan informasi dalam berbagai 68 bentuk paragraf naratif, deskriptif, ekspositif. Standar kompetensi ini termasuk standar kompetensi kemampuan berbahasa yang terjabar dalam tiga kompetensi dasar, yaitu 1 menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif, 2 menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, dan 3 menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif. Sedangkan standar kompetensi yang termasuk dalam kemampuan bersastra adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, melalui kegiatan menulis puisi, yang terjabar dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima, dan 2 menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Adapun standar kompetensi yang diajarkan pada semester dua adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato kemampuan berbahasa. Standar kompetensi ini terjabar dalam empat kompetensi dasar yaitu, 1 menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif, 2 menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif, 3 menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat, dan 4 menyusun teks pidato. Sementara itu standar kompetensi yang diajarkan pada semester dua yang termasuk kemampuan bersastra adalah mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Standar kompetensi ini terjabar dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen pelaku, peristiwa, latar, dan 2 69 menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen pelaku, peristiwa, latar. b. Kelas XI Program IPA dan IPS Sama halnya dengan apa yang terdapat pada kelas X, pada Kelas XI Program IPA dan IPS ini, ada empat standar kompetensi menulis yang terbagi atas dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan berbahasa dan dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan bersastra. Standar kompetensi yang harus diajarkan pada semester satu yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah. Standar kompetensi ini termasuk standar kompetensi kemampuan berbahasa yang terjabar dalam tiga kompetensi dasar, yaitu 1 menulis proposal untuk berbagai keperluan, 2 menulis surat dagang dan surat kuasa, dan 3 melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan. Sedangkan standar kompetensi yang termasuk dalam kemamputan bersastra adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan resensi yang terjabar dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi, 2 mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi. Sementara itu standar kompetensi yang diajarkan pada semester dua adalah mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkumanringkasan, notulen, rapat, dan karya ilmiah. Standar kompetensi ini merupakan standar kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa dan terjabar dalam tiga kompetensi dasar yaitu 1 menulis rangkumanringkasan isi buku, 2 menulis notulen rapat sesuai dengan pola penulisannya, dan 3 menulis karya ilmiah seperti hasil 70 pengamatan dan penelitian. Standar kompetensi yang termasuk dalam kemampuan bersastra dan diajarkan pada semester dua adalah menulis naskah drama. Standar kompetensi ini meliputi dua kompetensi dasar yaitu 1 mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama, dan 2 menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. c. Kelas XII Program IPA dan IPS Pada Kelas XII Program IPA dan IPS ini, ada empat standar kompetensi menulis yang terbagi atas dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan berbahasa dan dua standar kompetensi menulis untuk kemampuan bersastra. Standar kompetensi yang harus diajarkan pada semester satu yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas, laporan, resensi. Standar kompetensi ini termasuk standar kompetensi kemampuan berbahasa yang terjabar dalam empat kompetensi dasar, yaitu 1 menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur, 2 menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan format yang baku, 3 menulis laporan diskusi dengan melampirkan notulen dan daftar hadir, dan 4 menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku. Sedangkan standar kompetensi yang termasuk dalam kemampuan bersastra adalah mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen. Standar kompetensi ini terjabar dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi, dan 2 menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain pelaku, peristiwa, latar. 71 Pada semester dua, standar kompetensi untuk kemamputan berbahasa adalah mengungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola. Standar kompetensi ini terjabar dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif, dan 2 menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup. Sedangkan standar kompetensi yang berhubungan dengan kemamputan bersastra yang harus diajarkan pada semester dua adalah mengungkapkan pendapat dalam bentuk kritik dan esai. Standar kompetensi ini dijabarkan dalam dua kompetensi dasar yaitu 1 memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai, dan 2 menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai untuk mengomentari karya sastra Depdiknas 2006. Jika dicermati, paparan standar kompetensi seperti yang telah dipaparkan, jelaslah bahwa tuntutan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sesuai Standar Isi untuk pembelajaran menulis di SMA adalah siswa berkompeten dalam menulis berbagai jenis tulisan bukan sekadar menghafalkan konsep-konsep yang bersifat teoretis. Di sinilah kompetensi profesional guru dapat diuji. Guru harus mampu mengembangkan metode-metode pembelajaran, kreatif dalam menciptakan teknik-teknik pembelajaran serta cermat dalam memanfaatkan media pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Surachmad bahwa Pengembangan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut adanya perubahan paradigma pendidikan dari paradigma yang bersifat konvensional menjadi paradigma yang reformatif Surachmad dalam 72 Supratman 2007:11. Dampak dari pernyataan tersebut adalah bahwa guru harus mau berubah karena gurulah orang yang sangat berperan dalam menjalankan kurikulum. Gurulah orang yang selalu bersentuhan langsung dengan pelaksanaan kurikulum di sekolah. Gurulah ujung tombak berhasil atau tidaknya pelaksanaan pengembangan kurikulum.

2.2.5 Paragraf