146
tinggi 77,78 dari pada kelompok eksperimen 2 yang menggunakan teknik peniruan model 72,22. Perbedaan hasil penggunaan teknik tersebut seperti
terdapat dalam paparan berikut. 4.4.2 Hasil Penggunaan Kedua Teknik Pembelajaran pada Tiap Aspek
Penilaian
Pada paparan berikut dibahas hasil penelitian penggunaan teknik pemetaan pikiran dan peniruan model dalam pembelajaran menulis deskripsi pada setiap
aspek penilaian. Aspek tersebut meliputi aspek hubungan topik dengan isi, hubungan antar kalimat, struktur kalimat, diksi, ejaan, serta pencitraan indra
sebagai ciri deskripsi baik pada saat tes awal maupun pada tes akhir.
4.4.2.1 Aspek Hubungan Topik dengan Isi
Pada Tabel 10, dapat dilihat rerata pre-test untuk kelompok eksperimen 1 pada aspek hubungan topik – isi adalah 2,9024, sedangkan rerata post-test adalah
2,9512. Adapun rerata hasil pre-test untuk kelompok eksperimen 2 pada aspek hubungan topik – isi sebesar 3,000 sedangkan rerata post-test adalah 3,1463.
Tabel 11 Dari hasil rerata kedua kelompok dapat dilihat bahwa kelompok
eksperimen 2 sebelum ada perlakuan tindakan memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan kelompok eksperimen 1. Kenaikan rerata pada kelompok
eksperimen 1 sebesar 0,0488, sedangkan pada kelompok eksperimen 2 sebesar 0,1463. Hal ini menggambarkan bahwa pada penelitian ini, untuk aspek hubungan
147
topik dengan isi, teknik peniruan model lebih baik dibandingkan dengan teknik pemetaan pikiran untuk pembelajaran deskripsi
Tabel 10 Paired t-test Aspek Hubungan Topik dengan Isi Kel. Eksperimen 1
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PRE ‐TEST
2.9024 41
.37449 .05849
POST ‐TEST
2.9512 41
.31235 .04878
Tabel 11 Paired t-test Aspek Hubungan Topik dengan Isi Kel. Eksperimen 2
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PRE ‐TEST
3.0000 41
.00000 .00000
POST ‐TEST
3.1463 41
.93704 .14634
Dari pengujian dengan menggunakan paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95, pada kelas eksperimen 1 didapat nilai t hitung sebesar -0,628,
adapun t hitung pada kelompok eksperimen 2 didapat -1,000 lihat lampiran. Kedua nilai t hitung 2,021 harga t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
intervensi yang dilakukan pada aspek hubungan topik – isi dapat diterima.
148
4.4.2.2 Aspek Hubungan Antarkalimat
Pada aspek hubungan antarkalimat, kenaikan rerata untuk kelompok eksperimen 1 sebesar 0,7073 sedangkan untuk kelompok eksperimen 2 sebesar
0,3902, kenaikan rerata kelompok eksperimen 1 kelompok eksperimen 2. Hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini untuk aspek
hubungan antarkalimat lebih berhasil pada kelompok yang menggunakan teknik pemetaan pikiran dibandingkan dengan teknik peniruan model.
Nilai t- hitung untuk teknik pemetaan pikiran sebesar -3,811, sedangkan untuk teknik peniruan model didapat nilai t sebesar -1,949, dimana kedua nilai t-
hitung untuk kedua teknik 2,021, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi yang dilakukan pada aspek hubungan antar kalimat dapat diterima. Hal ini seperti
terlihat pada Tabel 12 untuk kelompok eksperimen 1 dan Tabel 13 untuk kelompok eksperimen 2
Tabel 12 Paired t-test Aspek Hubungan Antarkalimat Kel. Eksperimen 1
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PRE‐TEST 4.1220
41 .71397
.11150 POST
‐TEST 4.8293
41 .99756
.15579
Tabel 13 Paired t-test Aspek Hubungan Antarkalimat Kel. Eksperimen 2
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
149
PRE‐TEST 4.1220
41 .55656
.08692 POST
‐TEST 4.5122
41 1.07522
.16792
4.4.2.3 Aspek Struktur Kalimat