34
membaca berita itu terlebih dulu dengan penuh konsentrasi dan berlatih membacakannya; 2 menggunakan intonasi atau memberi tekanan suara pada
kata-kata yang dianggap penting dengan tepat sehingga jelas didengar; 3 melafalkan kata-kata dengan tepat dan jelas menggunakan artikulasi dengan
jelas; 4 mengatur volume suara agar jelas terdengar; 5 memberikan jeda agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat; 6 mengatur napas dengan seimbang; 7
mengekspresikan setiap ucapan dengan tepat, seperti mimik wajah, sikapposisi badan, dan gerak agar tidak terkesan monoton dan menimbulkan makna ganda
bagi penyimak; 8 membaca dengan kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh sebab pembaca harus memperhatikan teks sekaligus sesekali
melihat kepada pendengar.
2.2.3 Teknik Simulasi
Teknik simulasi telah banyak dilaksanakan dalam pengajaran modern, sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang
dikehendaki. Berikut penjelasan mengenai pengertian teknik simulasi, bentuk- bentuk simulasi, kelebihan dan kekurangan simulasi, dan prinsip teknik simulasi.
2.2.3.1 Pengertian Teknik Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti “pura-pura” atau “berbuat seolah-olah” dan juga simulation yang berarti “tiruan” atau “perbuatan
yang hanya berpura-pura saja”. Pembelajaran dengan teknik simulasi ini menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura untuk memperoleh pemahaman
35
tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Jadi, secara harfiah simulasi diartikan sebagai peniruan dari keadaan yang sebenarnya.
“Sebagai teknik, simulasi berarti memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menguasai suatu keterampilan melalui latihan dalam situasi tiruan”. Subana dan
Sunarti Tth:205. Sejalan dengan pendapat di atas, Soeparno 1987:98 mengemukakan
bahwa simulasi adalah suatu teknik untuk memperoleh keterampilan tertentu melalui latihan-latihan dalam situasi tiruan. Keterampilan yang diperoleh melalui
situasi tiruan nanti akan merupakan bekal bagi para siswa dalam melakukan kegiatan yang sebenarnya dalam masyarakat orang dewasa. Kegiatan simulasi
tersebut ada yang bersifat instingtif dan ada pula yang dirancang secara sistematis. Sementara itu, hampir sama dengan dua pendapat di atas Roestiyah
2008:22 mendefinisikan simulasi sebagai tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan. Tujuannya agar orang tersebut dapat
mempelajari lebih dalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi, siswa berlatih memegang peranan sebagai orang lain dalam proses
pembelajaran. Simulasi sebagai satu situasi yang diwujudkan hampir menyerupai
keadaan yang sebenarnya memerlukan siswa untuk berinteraksi sesama berdasarkan peranan masing-masing untuk membuat keputusan menyelesaikan
masalah, isu atau tugas yang diberikan. Melalui teknik ini para pelajar dapat menggunakan kemahiran belajar. Dalam proses pembelajaran ini pelajar
digalakkan untuk memberi pendapat, cadangan, membuat keputusan, dan
36
menyelesaikan masalah berdasarkan peranan yang dipertanggungjawabkan. Memberi peluang kepada pelajar untuk mengalami sendiri situasi dan masalah.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teknik simulasi adalah suatu teknik dalam pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk menguasai suatu keterampilan tertentu dengan menggunakan situasi tiruan atau melakukan perbuatan yang hanya berpura-pura saja.
2.2.3.2 Bentuk-bentuk Simulasi