42
bagaimana menggunakan intonasi yang tepat, lafal dan volume suara yang jelas, ekspresi wajah yang sesuai konteks, memperhatikan jeda antar kata atau kalimat,
kelancaran saat membaca berita, penampilan yang penuh percaya diri, dan pandangan mata pembaca berita yang fokus kepada pemirsa.
Media Video merupakan perpaduan antara media suara audio dan media gambar visual yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Media ini mampu menggugah perasaan dan pikiran siswa, memudahkan pemakaian materi dan menarik minat siswa untuk belajar. Terdapat
alat yang membantu fungsi dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa LCD proyektor
yang akan menampilkan gambar melalui layar. Alat yang membantu fungsi untuk mendengarkan suara agar terdengar jelas adalah Speaker Active.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan
dengan cara diproyeksikan ke layar monitor melalui arus listrik dalam bentuk gambar dan suara, misalnya televisi, video, film, DVD, dan VCD. Dalam
penelitian ini media audiovisual yang dimaksud adalah media video rekaman pembacaan berita oleh pembaca berita televisi.
2.2.5 Pembelajaran Membacakan Teks Berita dengan Teknik
Simulasi Menggunakan Media Audiovisual
43
Pembelajaran membacakan teks berita tidaklah mudah dalam penyampaiannya. Siswa memerlukan suatu petunjuk atau gambaran yang jelas
mengenai membacakan teks berita yang baik dan benar dari segi intonasi, kecermatan, pelafalan, vokal maupun penampilan. Pembelajaran membacakan
teks berita pada penelitian ini dilaksanakan dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
membacakan teks berita. Sebagai sebuah model, pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi dengan media audiovisual mempunyai empat
komponen, yaitu sintaks, sistem sosial, peran guru, dan sarana pendukung. Keempat hal tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1 Sintaks
Secara garis besar, langkah-langkah membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual terbagi menjadi tiga tahap, yaitu
tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap inti dibagi lagi ke dalam tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan
sebagai berikut. Pada tahap pendahuluan
, siswa mempersiapkan secara psikis dan fisik dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru tentang materi yang akan disimulasikan yaitu membacakan berita.
Tahap inti; 1 eksplorasi ; Siswa bertanya jawab dengan guru tentang
materi yang akan disimulasikan yaitu pengertian membacakan berita, macam-
44
macam berita yang biasa dibacakan di media siaran, dan tugas-tugas pembaca berita. Siswa mengamati serta memahami cara pembacaan teks berita dari model
atau pembaca berita melalui media audiovisual yang disajikan guru berupa video rekaman pembaca berita televisi. Siswa dan guru menyamakan persepsi tentang
aspek-aspek penilaian dalam membacakan teks berita. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teknik pemberian jeda pada teks berita., 2 elaborasi;
Siswa membentuk kelompok beranggotakan 5-6 orang. Siswa mendapatkan transkripsi teks berita sesuai dengan isi video berita yang disaksikan tadi. Siswa
mendapatkan tugas memberikan tanda jeda pada teks berita dan mengidentifikasi bagaimana intonasi, artikulasi, dan ekspresi dalam membacakan teks berita
tersebut bersama kelompoknya. Siswa menyimak penjelasan guru terkait deskripsi kegiatan maupun aturan dalam simulasi yaitu peran siswa beserta tugas-tugasnya.
Jika salah satu siswa berperan sebagai pembaca berita, siswa yang lain berperan menjadi pemirsa atau penonton. Masing-masing anggota kelompok berlatih
membacakan teks berita dengan berganti peran secara bergiliran, satu anggota sebagai pembaca berita dan anggota lain sebagai pemirsa, begitu pula sebaliknya.
Anggota kelompok saling memberikan masukan terhadap penampilan temannya. Salah satu siswa bersama guru mempersiapkan perlengkapan simulasi, meliputi:
meja, kursi, background stasiun televisi, dan menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk merekam; 3 konfirmasi; siswa maju simulasi membacakan teks
berita di depan kelas yang sudah dibentuk menyerupai situasi siaran berita. Siswa mendapatkan umpan balik positif dari guru terkait dengan penampilan siswa.
Siswa dan guru membahas bersama-sama jeda pada teks berita yang benar.
45
Pada tahap penutup , siswa dan guru mengadakan refleksi terhadap proses
dan hasil belajar pada hari itu. Siswa menanggapi pembelajaran keterampilan membacakan teks berita melalui simulasi yang baru saja dilaksanakan siswa dan
guru merefleksi pembelajaran membacakan teks berita yang telah dilakukan. Guru memotivasi siswa agar rajin berlatih membaca, khususnya membacakan teks
berita. 2
Sistem Sosial Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan
guru, siswa, dan masyarakat umum. Kedudukan guru pada hakikatnya sebagai fasilitator, sedangkan siswa berkedudukan sebagai subjek pembelajaran sehingga
bebas menggali pengetahuan-pengetahuan dari luar lingkungan sekolah yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu, masyarakat umum
dan komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang dapat membantu siswa meningkatkan keterampilannya. Saat proses pemodelan, guru
dan siswa terlibat dalam kegiatan memahami teknis pelaksanaan sebelum siswa melakukan unjuk kerja. Pada bagian tertentu, kegiatan dilakukan secara kelompok
dan pada bagian lain, siswa harus menyelesaikan persoalan secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan secara kerja sama, misalnya siswa mendiskusikan
bagaimana memberikan tanda jeda yang tepat pada teks berita dan cara-cara membacakan teks berita yang baik dan benar. Selain itu, siswa membutuhkan
komentar dari siswa lain setelah berlatih simulasi membacakan teks. Tujuannya agar siswa mengetahui kekurangan masing-masing. Siswa dapat saling berbagi
dan guru dapat memberikan masukan-masukan. Pada saat siswa sudah
46
mengetahui bagaimana penggunaan teknik-teknik membacakan teks berita dengan baik dan benar, maka siswa harus mempraktikkannya melalui simulasi
membacakan teks berita di depan kelas sesuai dengan pemahamannya sendiri. 3
Peran Guru Selama proses pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik
simulasi dengan media audiovisual, guru bertindak sebagai model, fasilitator, konsultan, dan motivator. Guru melakukan pemodelan secara klasikal. Guru
merangsang siswa dengan video rekaman pembacaan berita oleh model atau pembaca berita. Tujuannya agar siswa mengetahui bagaimana intonasi, pelafalan,
dan volume suara, ekspresi, serta penjedaan yang digunakan dalam kegiatan membacakan teks berita. Saat siswa mulai kesulitan menggunakan aspek-aspek
tersebut pada saat membacakan teks berita, guru memberikan stimulus secara kolaboratif dengan siswa. Guru juga bisa bertindak sebagai instruktur dengan cara
penyampaian yang memotivasi dan mengarahkan siswa untuk berlatih dari berbagai sumber yang dapat mengembangkan keterampilan membacakan teks
berita. 4
Sarana Pendukung Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanaan strategi
pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi dengan media audiovisual adalah alat atau media yang dapat memudahkan siswa dalam
memahami cara membacakan teks berita yang benar, yaitu melalui media audiovisual yang berupa video rekaman pembacaan teks berita dari media
televsisi. Teknik simulasi yang digunakan guru juga melibatkan siswa secara
47
penuh dalam proses pembelajaran. Siswa akan memiliki dasar pemahaman dan akan memperoleh pengetahuan secara langsung, sehingga pengetahuan ini akan
menancap kuat pada diri mereka sendiri. Selain itu, sarana dan prasarana seperti perpustakaan yang di dalamnya terdapat media cetak seperti koran yang memuat
berita-berita juga dapat dimanfaatkan siswa untuk berlatih membacakan teks berita. media elektonik seperti televisi dan radio juga dapat dimanfaatkan siswa
sebagai contoh model pembacaan teks berita.
2.3 Kerangka Berpikir
Membaca nyaring pada hakikatnya adalah menafsirkan lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran
pembicaraan yang hidup. Supaya dapat membaca nyaring, pembaca harus patuh terhadap aturan-aturan dalam membaca nyaring. Aturan-aturan tersebut meliputi
pelafalan, jeda, intonasi, ekspresi dan lain-lain. Membacakan teks berita merupakan salah satu kegiatan membaca nyaring.
Tujuan kegiatan membacakan teks berita adalah menyampaikan informasi berkaitan dengan peristiwa yang penting dan menarik kepada para pendengarnya.
Membacakan teks berita memerlukan teknik tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara yang jelas. Oleh karena itu, pembaca
haruslah menguasai teknik-teknik tersebut dengan baik dan benar agar pendengar menangkap informasi yang disampaikan dengan baik pula.
Keterampilan membacakan teks berita merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pada