227
Gambar 14 memperlihatkan ketertiban siswa pada awal pembelajaran dan pada saat menerima penjelasan guru. Pada gambar siklus I, siswa terlihat sudah
fokus memperhatikan penjelasan guru. Gambar siklus I yang kedua, menunjukkan siswa mulai membentuk kelompok. Hanya saja pada waktu pembentukan
kelompok, siswa ada siswa yang kurang bersemangat dan gaduh sendiri. Sementara pada gambar siklus II, siswa terlihat bersemangat dan sangat antusias
mengikuti pembelajaran. Pada saat guru memberi pendalaman materi tentang aspek-aspek dalam membacakan teks berita, siswa sangat berfokus
memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II ini siswa juga sudah tertib dalam membentuk kelompok, siswa sudah bisa mengkondisikan anggota kelompoknya
masing-masing dan tidak gaduh seperti pada siklus I.
4.2.3.3 Keseriusan Siswa
Keseriusan siswa dalam pembelajaran membacakan teks berita telah meningkat setelah peneliti melaksanakan pembelajaran membacakan teks berita
dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan siswa pada saat menyimak media audiovisual berupa video
pembacaan berita. Adapun pada pembelajaran siklus I, sebagian besar siswa serius ketika menyimak video, tetapi masih ada beberapa siswa yang merasa malas,
kurang bersemangat dan berbicara dengan temannya ketika diminta mengamati pembacaan berita oleh model melalui media audiovisual. Hal ini dikarenakan
siswa belum begitu tahu manfaatnya. Akan tetapi, pada pembelajaran siklus II, hampir semua siswa terlihat serius dan sangat minim ditemukan siswa yang
228
merasa malas atau berbicara dengan temannya. Peningkatan keseriusan siswa pada pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan
media audiovisuala dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.
siklus I
siklus II Gambar 15. Perbandingan Aktivitas Siswa Menyimak Video
Pembacaan Berita Siklus I dan Siklus II
Gambar 15 menunjukkan perbandingan aktivitas siswa ketika menyimak video pembacaan berita di siklus I dan siklus II. Pada gambar siklus I
menunjukkan keseriusan siswa saat menyimak video. Tidak hanya siswa, guru pun ikut mengamati media audiovisual tersebut. Hanya saja, pada siklus ini masih
ada siswa yang kurang serius yaitu masih ada siswa yang mengajak temannya berbicara sendiri ketika menyimak penayangan video. Akan tetapi di siklus II,
setelah diberi teguran dan perhatian pada siswa yang kurang serius pada siklus I,
229
keseriusan siswa semakin lebih baik. Siswa terlihat sangat serius dalam mengamati media yang diputarkan oleh guru, sehingga ketika pembelajaran
tersebut dilaksanakan, suasana menjadi tenang dan sedikit hening.
4.2.3.4 Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, sosiometri, catatan harian siswa, dan wawancara pada siklus I, diketahui kemampuan bekerja sama siswa
dalam kegiatan diskusi kelompok masih belum maksimal. Masih ada siswa yang malas dan tidak mau diajak diskusi oleh temannya. Siswa tersebut memilih untuk
pasif dan berdiam diri, padahal siswa lain sudah bekerja sama secara baik. Ada juga siswa yang sulit untuk diajak bekerja sama dalam kelompok dan lebih senang
bergurau. Beberapa siswa mampu berbagi dengan cara membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan. Kemampuan siswa berbagi perasaan dan
pengalamannya selama mengikuti pembelajaran membacakan teks berita menggunakan teknik simulasi menggunakan media audiovisual sudah cukup baik.
Namun, secara lisan atau melalui wawancara, siswa terlihat masih canggung dan malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya.
Kemampuan siswa untuk bekerja sama dan berbagi telah mengalami perubahan pada siklus II. Kerja sama siswa dalam kegiatan diskusi kelompok
sudah berubah menjadi lebih baik. Siswa terlihat bersemangat dan saling berbagi pendapat dengan teman dalam satu kelompok secara sungguh-sungguh.
Kemampuan berbagi dengan sesama anggota kelompok juga mengalami perubahan yang cukup signifikan karena lebih banyak siswa yang suka membantu
230
teman sekelompoknya yang mengalami kesulitan pada siklus II, berbeda dari siklus I. Kemampuan berbagi untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama mengikuti pembelajaran juga berubah menjadi lebih baik. Siswa lebih akrab, percaya diri, luwes, dan tidak canggung sehingga proses
berbagi dari siswa kepada guru berlangsung lebih komunikatif dan lancar. Kemampuan siswa dalam bekerja sama dan berbagi dengan anggota
kelompoknya dalam kegiatan diskusi kelompok dapat dilihat pada perbandingan skor rata-rata kelompok aspek kemampuan bekerja sama dan berbagi siswa dalam
kegiatan diskusi kelompok siklus I dan siklus II. Hasil tersebut diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Tabel 45. Perbandingan Skor Rata-rata Kelompok Aspek Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi dalam Kegiatan Diskusi Kelompok
Siklus I dan Siklus II
Nama Kelompok Skor Rata-rata
Kelompok Peningkatan Skor
Siklus II-Siklus I Siklus I
Siklus II
Kelompok Seputar Indonesia 2
4 2
Kelompok Reportase -2
2 4
Kelompok Liputan 6 1,7
1,7 Kelompok Editorial
2 2
Kelompok Redaksi Pagi 2
2 Pada tabel 45, diketahui kelompok Seputar Indonesia, kelompok Editotial,
dan kelompok Redaksi Pagi mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok sebesar 2. Kelompok Reportase mengalami peningkatan skor sebesar 4.
Sementara kelompok Liputan 6 mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok sebesar 1,7. Kelompok yang memiliki kemampuan bekerja sama dan berbagi
paling baik dalam kegiatan diskusi pada siklus I dan siklus II adalah kelompok Seputar Indonesia. Perubahan karakter kemampuan bekerja sama dan berbagi juga
231
dapat diidentifikasi dengan membandingkan hasil dokumentasi foto yang diperlihatkan pada gambar 16.
siklus I
siklus II
Gambar 16. Perbandingan Aktivitas Siswa pada Saat Diwawancarai oleh Peneliti Siklus I dan Siklus II
Gambar 16 memperlihatkan kemampuan berbagi siswa melalui perbandingan aktivitas siswa pada saat diwawancarai oleh guru atau peneliti
siklus I dan siklus II. Gambar siklus I dan siklus II masing-masing memperlihatkan wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai terendah dan
tertinggi. Pada gambar siklus I, siswa yang memperoleh nilai berkategori kurang terlihat kaku dan masih berpikir bingung untuk menjawab pertanyaan dari guru..
Sementara siswa yang memperoleh nilai berkategori baik dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan lancar meskipun masih terlihat agak malu-
malu dan menundukkan kepalanya karena masih belum terlalu mengenal guru.
232
Pada gambar siklus II, wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai berkategori cukup memperlihatkan siswa tegang berhadapan dengan guru.
Sementara wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai berkategori sangat baik memperlihatkan siswa yang lebih percaya diri dan lancar menjawab
pertanyaan dari guru.
4.2.3.5 Kepercayaan Diri Siswa