Latar Belakang Masalah PENUTUP

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu jenis membaca, yaitu membaca nyaring, memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar siswa. Kegiatan yang kaya dengan membaca nyaring dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami bacaan secara lebih baik serta mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata, sehingga memperkaya kosakatanya. Pada tataran lanjut, kegunaan keterampilan membaca nyaring dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada seorang penyiar radio, pembaca berita televisi, pendeta, ulama, atau aktor. Dengan demikian, jika keterampilan membaca nyaring ini benar-benar dikuasai, siswa akan mendapatkan banyak manfaat di kemudian hari. Dalam Kurikulum Standar Isi 2006, kelas VIII semester 2, terdapat Standar Kompetensi tentang membaca yakni memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring. Penelitian ini akan difokuskan kepada Standar Isi tersebut, dengan Kompetensi Dasar membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. Peneliti memusatkan pada kompetensi dasar tersebut, sebab selama ini pembelajaran membacakan teks berita belum mendapatkan perhatian yang cukup. Guru cenderung lebih mengutamakan keterampilan pemahaman daripada keterampilan mekanis siswa pada pembelajaran membaca, sehingga keterampilan membacakan teks berita siswa belum maksimal. 2 Pencapaian kompetensi dasar membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas berasal dari dua indikator, yaitu: 1 siswa mampu memberi tanda jeda pada teks berita dengan tepat dan 2 siswa mampu membacakan teks berita menggunakan intonasi dan penjedaan yang tepat, pelafalan dan volume suara yang jelas, serta ekspresi wajah sesuai konteks. Berdasarkan observasi dan informasi dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Lasem diketahui bahwa keterampilan membacakan teks berita belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah ditetapkan guru, yaitu 75. Berdasarkan daftar hasil belajar siswa, sebanyak 30 dari jumlah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Lasem belum mendapatkan nilai yang dianggap tuntas. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa dapat diukur dari pencapaian indikator yang belum maksimal yang menjadi bukti kemampuan membacakan teks berita siswa masih rendah. Pada Indikator pertama, siswa belum sepenuhnya mampu memberikan tanda jeda yang tepat pada teks berita yang akan dibacakan. Indikator ini merupakan prasyarat dalam proses pembelajaran membacakan teks berita, sebab kemampuan siswa memberikan tanda jeda yang tepat akan memudahkan siswa saat membacakan teks berita. Dengan demikian, pemberian tanda jeda yang tepat akan membantu siswa saat membacakan teks berita. Pada indikator yang kedua, yaitu mampu membacakan teks berita menggunakan intonasi dan penjedaan yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi wajah sesuai konteks. Kelemahan yang terjadi pada indikator ini adalah siswa kurang mengetahui bagaimana menggunakan aspek- 3 aspek tersebut dengan baik pada saat membacakan teks berita, terutama intonasi dan penjedaan. Siswa kurang memahami bagaimana penggunaan intonasi dan penjedaan yang tepat pada saat membacakan teks berita, dikarenakan minimnya pengetahuan siswa tentang aspek tersebut. Hal ini sangat mempengaruhi cara siswa dalam membacakan teks berita dengan baik dan benar. Hendaknya siswa paham betul dengan intonasi, penjedaan, maupun pelafalan, volume suara, dan ekspresi wajah yang sesuai konteks saat membacakan teks berita. Tidak tercapainya kedua indikator tersebut, antara lain disebabkan oleh faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, yaitu: 1 Siswa merasa jenuh dan bosan karena tidak ada sesuatu yang baru dan menarik dalam pembelajaran membacakan teks berita, 2 siswa kurang lancar dalam membaca, yaitu siswa kurang memperhatikan tanda baca yang terdapat dalam teks berita tersebut, 3 siswa kurang memahami aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membacakan teks berita, meliputi: intonasi, pelafalan, volume suara, ekspresi wajah, dan penjedaan, dan 4 siswa kurang percaya diri saat tampil di depan orang banyak dan tidak percaya akan kemampuannya sendiri. Selain faktor dari siswa, kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan teknik dan media yang tepat dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi ketidaktercapaian kedua indikator di atas. Biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah kemudian menyuruh siswa untuk praktik membacakan teks berita di depan kelas tanpa memberikan contoh atau model bagaimana membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. Hal ini tentunya membuat siswa bingung dengan bagaimana cara seorang pembaca 4 berita dalam membacakan berita. Membacakan teks berita di depan kelas juga merupakan pengalaman pertama bagi siswa, sehingga proses pembelajaran juga harus memberikan kesan secara mendalam untuk membentuk pengertian secara baik dan sempurna yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang menghubungkan pengetahuan siswa dengan dunia nyata. Salah satu cara yang digunakan adalah melaksanakan pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual. Secara harfiah, simulasi diartikan sebagai peniruan dari keadaan yang sebenarnya. Sebagai teknik, simulasi berarti memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menguasai suatu keterampilan melalui latihan dalam situasi tiruan Subana Tth:205. Penggunaan teknik simulasi dalam proses pembelajaran membacakan teks berita akan memberikan kemungkinan kepada siswa agar dapat menguasai suatu keterampilan melalui latihan dalam situasi tiruan. Siswa akan memperoleh pengetahuan dalam situasi yang tidak sesungguhnya atau dalam permainan. Siswa akan lebih mudah dalam menangkap suatu pengetahuan atau materi yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran membacakan teks berita. Siswa juga akan merasa lebih santai dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan teknik simulasi dapat membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Teknik simulasi ini dilaksanakan setelah siswa dapat menarik kesimpulan dari berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis tentang bagaimana cara 5 membacakan berita yang baik dan benar dari contoh atau model yang disajikan melalui media audiovisual. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar Djamarah dan Zain, 2010:124. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena terdiri atas media auditif dan media visual. Media audiovisual yang digunakan dalam pembelajaran membacakan berita ini berupa video rekaman pembacaan berita televisi. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat mengkonkretkan pemahaman siswa yang abstrak tentang bagaimana membacakan teks berita dengan baik, sehingga siswa lebih mudah mencerna pembelajaran. Media audiovisual yang berupa video rekaman pembacaan berita ini dijadikan sebagai perantara yakni siswa lebih terdorong untuk bertindak aktif meniru apa yang diperagakan dan menarik kesimpulan berpikir ilmiah kritis, logis, dan sistematis. Selain itu, kehadiran media audiovisual juga dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa serta memotivasi untuk belajar. Dengan demikian pemakaian media audiovisual diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membacakan teks berita pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Lasem. Pembelajaran dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual diharapkan siswa akan melakukan pembelajaran dengan menyimulasikan membacakan teks berita di hadapan teman-temannya setelah menyaksikan penayangan pembacaan berita melalui media audiovisual. Siswa akan berimajinasi menjadi seorang pembaca berita yang membacakan teks berita dengan cara yang baik dan benar. Dengan pembelajaran ini siswa juga akan merasa senang dan tidak merasa tertekan. Siswa akan belajar sambil bermain, siswa tidak sadar bahwa dalam bermain siswa telah mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga. 6 Bertolak dari uraian tersebut di atas, penggunaan teknik simulasi dan media audiovisual pada pembelajaran membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dan mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membacakan Teks Berita dengan Teknik Simulasi Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL BERMAIN PERAN MELALUI MEDIA AUDIO REKAMAN PEMBACAAN TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A MTS NEGERI 1 SEMARANG

1 7 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

4 22 200

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Team Games Tournament (TGT) dan Teknik Catat Kata Kunci Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri 1 Semarang

2 37 289

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

5 78 223

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN TEKNIK SIMULASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 TEMPEL

0 0 248