Kompetensi Membacakan Teks Berita Teks Berita

26 Dalam Kurikulum Standar Isi tahun 2006 terdapat standar kompetensi membaca yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring. Membaca nyaring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuai dengan kompetensi dasar membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta arikulasi dan volume suara yang jelas.

2.2.2.1 Kompetensi Membacakan Teks Berita

Membacakan teks berita merupakan keterampilan membaca dengan mengeluarkan suara nyaring dan keras untuk menyampaikan isi teks dengan memperdengarkan pada orang lain. Kegiatan membaca tersebut dapat membangun pengetahuan dan pengalaman terutama keterampilan berbahasa yang penting untuk perkembangan siswa dan berguna untuk mendukung kegiatan belajar. Dalam membaca nyaring teks berita siswa harus menyesuaikan prosedur dan menguasai berbagai keterampilan berbahasa serta memahami pengolahan lambang-lambang bunyi bahasa dengan baik. Untuk dapat terampil membaca nyaring teks berita dengan baik, kita harus; membaca nyaring dengan lafal ucapan yang tepat dan jelas, menggunakan intonasi atau tekanan suara yang baik, membaca dengan jelas kalimat-kalimat dalam teks, membaca nyaring dan memperhatikan tanda-tanda baca, pandangan kadang-kadang ditujukan ke depan dengan ekspresi yang wajar. Kompetensi ini bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam memahami teks berita dengan cara mengidentifikasi dan membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. untuk orang lain. Selain itu juga untuk mengembangkan potensi mereka dalam bidang 27 ketatabahasaan, memberikan kepercayaan diri dan melatih mereka dalam berbicara maupun berkomunikasi dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat kompetensi dasar membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas.

2.2.2.2 Teks Berita

Morrisan 2004:76 menyebutkan “Naskah berita televisi sering disebut dengan istilah narasi berita, naskah, atau skrip berita.” Naskah berita yang ditulis oleh penulis naskah writter pada dasarnya merupakan fakta terpenting untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu peristiwa. Peristiwa atau pendapat yang disajikan haruslah memiliki news value atau nilai berita. Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik atau gabungan keduanya bagi penyimak berita. Jadi, teks berita yang dimaksud adalah naskah atau susunan wacana tertulis berisi tentang peristiwa faktual yang memiliki nilai berita. Berita dapat dibacakan membacakan teks berita melalui siaran televisi atau radio dalam acara tertentu. Berita yang disampaikan dapat berupa berita politik, olah raga, kriminal, dan berita hiburan. Berita dapat disebarluaskan melalui media cetak dan media elektronik. Meskipun keduanya sama-sama mengungkapkan informasi yang bernilai berita, namun dari sisi teknis penyampaiannya menggunakan bahasa yang berbeda. Jika Morissan menjelaskan tentang naskah berita televisi, Romli 2007 menjelaskan tentang penulisan naskah radio. penulisan naskah radio untuk disiarkan di radio secara teknis berbeda dengan cara penulisan di media massa cetak. Perbedaan utamanya, naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur 28 atau bahasa percakapan conversational langguage dengan mengunakan kata- kata yang biasa diucapkan sehari-hari dalam obrolan lisan spoken Words. Seringkali seorang penulis naskah scriptwriter atau editor berita news editor sebuah stasiun radio hanya melakukan penulisan ulang rewriting dalam menyiapkan naskah. Dengan begitu, penulis hanya mengubah “bahasa media cetak bahasa tulis” menjadi “bahasa media audio bahasa lisan”. Misalnya, Rp 20.000 = 20-ribu rupiah, Himpunan Mahasiwa Islam HMI = Himpunan Mahasiswa Islam -HMI, US200 = 200 dolar Amerika Serikat. Contoh Naskah Berita Radio dan Naskah Berita Media Cetak Naskah Berita Radio Naskah Cetak Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia –BEM UI, kemarin berunjuk rasa di depan Gedung Departemen Pendidikan Nasional. Mereka menuntut pendidikan gratis, setidak- tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Ketua BEM UI –Ahmad Fathul Bari– mengatakan, pemerintah telah membuang uang 28ublic, dengan mengadakan berbagai acara dan spanduk peringatan hari pendidikan nasional. Padahal, uang itu seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan rakyat. Sebagaimana diberitakan Tempo Interaktif, massa juga meminta pemerintah Mahasiswa Tuntut Pendidikan GratisRabu, 02 Mei 2007 14:24 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia BEM UI berunjuk rasa di depan Gedung Departemen Pendidikan Nasional, Rabu siang. Mereka menuntut pendidikan gratis, setidak- tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan, pendidikan teknik dan kejuruan secara umum harus terbuka bagi semua orang dan pendidikan tinggi harus secara adil dapat diakses oleh semua orang berdasarkan kepantasan. 29 melaksanakan konstitusi, yakni memenuhi anggaran 20 persen APBN bagi 29ublic pendidikan. Mereka juga berharap, agar pemerintah dan DPR sadar, bahwa rancangan undang-undang badan 29ubli pendidikan –RUUBHP– yang sedang dibahas, memiliki spirit liberalisasi dan privatisasi lembaga pendidikan 29ublic. Ketua BEM UI, Ahmad Fathul Bari, mengatakan pemerintah telah membuang uang negara dengan mengadakan berbagai acara dan spanduk peringatan hari pendidikan nasional. Padahal, uang itu seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan rakyat. Massa yang berjumlah seratusan orang itu juga meminta pemerintah melaksanakan konstitusi, yakni memenuhi anggaran 20 persen APBN bagi sektor pendidikan. Mereka juga berharap agar pemerintah dan DPR sadar bahwa rancangan undang-undang badan hukum pendidikan RUUBHP yang sedang dibahas memiliki spirit liberalisasi dan privatisasi lembaga pendidikan publik. Rencananya, 20 orang mahasiswa akan berdialog dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro untuk membahas tuntutan mereka. http:jurnalistikuinsgd.wordpress.com Senada dengan uraian di atas tentang naskah berita radio, Moentadhim 2006: 71 mengemukakan bahwa menulis berita radio dan televisi merupakan perubahan yang menyegarkan dari gaya surat kabar. Naskah siaran memerlukan bentuk ekspresi yang alamiah bagi pendengar maupun pemirsa. Penulis naskah siaran akan berpikir tentang bagaimana kata dan gabungannya akan terdengar baik 30 oleh pendengarnya. Oleh karena itu, naskah siaran harus berupa bahasa tutur atau bahasa pergaulan bukan bahasa cetak. Hal ini penting untuk lebih menambah kelancaran komunikasi antara media dan pemirsanya. Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Didit 2008 memberikan penjelasan lebih lanjut tentang naskah siaran. Didit menjelaskan agar dapat dimengerti semaksimal mungkin maka naskah yang akan dibaca sebagai narasi harus dibuat sesederhana mungkin. Semakin mudah dimengerti berarti naskah semakin baik. Sebisa mungkin naskah ditulis dengan kalimat yang sederhana; tidak menggunakan istilah teknis yang rumit, atau terlalu spesifik; tidak bercampur aduk dengan kata-kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal penonton; kalimat yang digunakan pendek, langsung kepada sasaran, tidak berbelit-belit; dan tidak menggunakan kalimat terbalik. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa teks berita atau naskah berita adalah susunan wacana tertulis yang memuat informasi yang faktual dan menarik perhatian banyak orang. Teks berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teks berita atau naskah berita yang disiarkan oleh media broadcast yaitu siaran radio atau siaran televisi bukan teks berita cetak yang dimuat oleh surat kabar. Perbedaan naskah berita siaran radio maupun televisi dengan naskah berita cetak terletak pada gaya bahasanya. Bahasa siaran berupa bahasa tutur bahasa lisan atau bahasa pergaulan, sedangkan bahasa media cetak berupa bahasa cetak bahasa tulis.

2.2.2.3 Aspek-aspek dalam Membacakan Teks Berita

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL BERMAIN PERAN MELALUI MEDIA AUDIO REKAMAN PEMBACAAN TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A MTS NEGERI 1 SEMARANG

1 7 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

4 22 200

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Team Games Tournament (TGT) dan Teknik Catat Kata Kunci Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri 1 Semarang

2 37 289

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

5 78 223

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN TEKNIK SIMULASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 TEMPEL

0 0 248