Keaktifan Siswa Perubahan Perilaku Siswa setelah Melaksanakan Pembelajaran

222 perilaku negatif. Perilaku negatif tersebut antara lain siswa kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab atau mengemukakan pendapat, bercanda dengan teman dan tidak tertib memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan teman atau gaduh pada saat diskusi, kurang serius menyimak media audiovisual, kurang mampu bekerja sama dan berbagi dalam kegiatan kelompok, kurang percaya diri saat simulasi, dan kurang menghargai dan mengapresiasi teman yang sedang simulasi. Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan yang signifikan. Siswa tidak canggung untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa yang bercanda dengan teman dan tidak memperhatikan penjelasan guru semakin berkurang. Keaktifan dan ketertiban dalam kegiatan diskusi kelompok juga meningkat. Siswa lebih serius dalam menyimak media audiovisual yang disajikan oleh guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.. Kemampuan bekerja sama dan berbagi dalam diskusi kelompok juga berubah menjadi lebih baik. Rasa percaya diri pada saat simulasi juga lebih tinggi. Perubahan perilaku siswa dijelaskan pada uraian berikut.

4.2.3.1 Keaktifan Siswa

Pada siklus I, masih terdapat siswa yang belum bersikap aktif. Pada saat guru menyampaikan materi, masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak mau mencatat. Ada pula siswa yang terlihat kurang antusias dan kurang bersemangat melaksanakan pembelajaran. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, terdapat beberapa siswa dalam satu kelompok yang masih terlihat bergurau dengan teman, dan tidak mengikuti diskusi dengan baik bersama 223 anggota kelompoknya. Pada saat pembentukan kelompok, sebagian siswa putra sulit untuk dikondisikan. Keaktifan siswa pada siklus II mengalami perubahan. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru, sosiometri, dan dokumentasi foto, sebagian besar siswa sudah aktif dan berani untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat. Siswa berfokus dan berkonsentrasi selama dijelaskan guru, serta tidak segan-segan bertanya ketika mengalami kesulitan. Pada saat pembentukan kelompok, siswa lebih mudah dikondisikan dibandingkan pada siklus I. Siswa membentuk kelompok secara cepat dan tertib. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, siswa melaksanakan diskusi dengan baik. Setiap anggota kelompok terlihat aktif mengungkapkan pendapatnya. Siswa pun menjadi lebih bersemangat dan antusias melaksanakan pembelajaran. Peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok dapat dilihat pada perbandingan hasil sosiometri. Hasil penskoran keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok pada siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I. Hasil tersebut diperlihatkan pada tabel 43 berikut ini. Tabel 44. Perbandingan Skor Rata-rata Kelompok Aspek Keaktifan dalam Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II Nama Kelompok Skor Rata-rata Kelompok Peningkatan Skor Siklus II-Siklus I Siklus I Siklus II Kelompok Seputar Indonesia 1 5 4 Kelompok Reportase 3 5,5 2,5 Kelompok Liputan 6 4 5,7 1,7 Kelompok Editorial 5 7 2 Kelompok Redaksi Pagi 3 7 4 224 Tabel 44 memperlihatkan peningkatan keaktifan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok siklus I dan siklus II. Kelompok Seputar Indonesia dan kelompok Redaksi Pagi mengalami peningkatan skor sebesar 4. Kelompok Reportase mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok sebesar 2,5. Kelompok Liputan 6 mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok paling rendah, yaitu sebesar 1,7. Sementara itu, kelompok Budaya juga mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok sebesar 2. Peningkatan keaktifan siswa juga dapat dilihat pada perbandingan hasil dokumentasi foto yang memperlihatkan aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan anggota kelompoknya pada siklus I dan siklus II sebagaimana terlihat pada gambar 13 berikut. Siklus I Siklus II Gambar 13. Perbandingan Aktivitas Siswa pada Saat Berdiskusi dengan Anggota Kelompoknya Siklus I dan Siklus II 225 Pada gambar 13, terlihat siswa sedang melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya. Pada gambar siklus I, terlihat masih ada seorang siswa putra yang mengantuk saat diskusi berlangsung, padahal anggota yang lain sedang berdiskusi dengan sungguh-sungguh. Selain itu, pada siklus I siswa kurang paham dengan tugas yang diberikan guru, sehingga guru pun membimbing dan memberikan pengarahan pada anggota kelompok yang mengalami kesulitan tersebut. Pada gambar siklus II, Terlihat seluruh anggota kelompok berdiskusi dengan serius dan membahas apa yang ditugaskan oleh guru. Pada siklus II ini sudah tidak ada anggota kelompok yang berperilaku negatif, sebagian besar siswa bersemangat saat berdiskusi maupun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru seperti yang terlihat pada gambar terakhir.

4.2.3.2 Ketertiban Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL BERMAIN PERAN MELALUI MEDIA AUDIO REKAMAN PEMBACAAN TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A MTS NEGERI 1 SEMARANG

1 7 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

4 22 200

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Team Games Tournament (TGT) dan Teknik Catat Kata Kunci Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri 1 Semarang

2 37 289

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

5 78 223

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN TEKNIK SIMULASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 TEMPEL

0 0 248