208
menempel kuat di dinding atau belum, sebab pada siklus I banner ini sempat jatuh saat salah satu siswa sedang simulasi. Akibatnya, situasi kelas menjadi gaduh
karena kejadian ini. Guru pun mengganti alat yang digunakan untuk menempelkan banner
dengan bahan yang lebih kuat menempel di dinding. Terkait dengan kepercayaan diri siswa, dalam dokumentasi video menunjukkan bahwa beberapa
siswa sudah percaya diri. Beberapa siswa sudah terlihat tidak malu-malu dan tidak ragu saat memulai simulasi membacakan teks berita. Siswa terlihat siap dan
tenang saat membacakan teks berita, sehingga guru tidak sering merekam ulang penampilan siswa. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang terlihat
ragu saat memulai simulasi, tapi siswa tersebut segera menenangkan dirinya sendiri dengan mengambil nafas panjang sehingga siswa tersebut bisa tenang dan
memulai simulasi membacakan teks berita dengan lancar. Berdasarkan uraian perilaku ekologis, catatan harian, dan dokumentasi
foto serta dokumentasi video tersebut, dapat diketahui kepercayaan diri siswa saat simulasi membacakan teks berita siklus II sudah meningkat lebih baik dibanding
siklus I. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan teknik simulasi. Selain itu, siswa juga sudah mengenal dan merasa nyaman dengan guru sehingga tidak
malu-malu dan percaya diri untuk simulasi. Sebagian besar siswa sudah berani dan percaya diri untuk simulasi membacakan teks berita dengan menggunakan
intonasi, pelafalan, volume suara, penjedaan, dan volume suara yang tepat.
4.1.1.2 Refleksi Siklus II
Refleksi siklus II ini dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan teknik simulasi dengan media audiovisual dalam pembelajaran
209
membacakan yteks berita. Selain itu, refleksi dilaksanakan untuk mengetahui hasil evaluasi tes siswa, serta perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual di siklus II ini, telah berjalan dan dilaksanakan
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes membacakan teks berita siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Hasil tes yang diperoleh siswa
pada tes di siklus II telah mengalami peningkatan sebesar 11,89 atau 17,02 yaitu dari 69,84 menjadi 81,73. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus II
sebesar 81,73 sudah memenuhi batas ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti, yaitu 78. Sebanyak 26 siswa di kelas VIII E SMP Negeri 1 Lasem, hanya ada 3
siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Adapun persentase ketuntasan siswa di siklus II ini sebesar 81,73. Dengan demikian, hasil tes siklus
II sudah memenuhi target ketuntasan penelitian, yaitu tingkat ketuntasan melebihi target 80 dari jumlah siswa.
Berdasarkan analisis hasil tes membacakan teks berita siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada tiap aspek sudah melebihi batas ketuntasan
penelitian. Adapun aspek-aspek yang dijadikan kriteria penilaian kompetensi membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual
adalah 1 intonasi, 2 pelafalan, 3 volume suara, 4 ekspresi wajah, 5 penjedaan, 6 kelancaran, 7 penampilan, 8 pandangan mata.
Adapun hasil nontes siswa yang terjabarkan dalam pendidikan karakter siswa ketika melaksanakan pembelajaran, seperti keaktifan, ketertiban, keseriusan,
kemampuan bekerja sama dan berbagi, serta kepercayaan diri, sudah berubah
210
menjadi lebih baik. Kelima karakter tersebut telah diuraikan melalui deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru, catatan harian siswa, sosiometri,
wawancara, dokumentasi foto, dan dokumentasi video. Sebagian besar siswa sudah berperilaku sesuai dengan lima karakter positif tersebut. Perilaku negatif
yang tidak sesuai dengan kelima karakter tersebut dan masih dilakukan pada siklus I sudah tidak dilakukan siswa pada siklus II.
Keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa sudah lebih berfokus pada saat diberi
penjelasan oleh guru. Siswa juga sudah tidak canggung untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa yang bercanda dengan teman dan tidak
memperhatikan penjelasan guru sudah semakin berkurang. Ketertiban siswa dalam menerima penjelasan guru dan kegiatan diskusi kelompok juga meningkat.
Tidak ada siswa yang berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi. Selain itu, siswa juga cepat dan cekatan mencari kelompoknya, tanpa harus dikondisikan.
Sebagian besar, sudah tertib saat mengerjakan tugas yang diberikan guru dan tertib berlatih simulasi membacakan teks berita dalam kelompok. Keseriusan
siswa pada saat memahami cara membaca berita melalui media audiovisual juga ditunjukkan dengan lebih serius dalam menyimak video dan tidak berbicara
sendiri dengan temannya karena siswa yang gaduh sudah diberi teguran dan peringatan oleh guru. Siswa yang menyimak simulasi juga lebih menghargai dan
mengapresiasi teman yang sedang simulasi. Kemampuan bekerja sama dan berbagi dalam diskusi kelompok juga berubah menjadi lebih baik. Siswa juga
dapat berbagi perasaan dan pengalamannya kepada guru dengan baik dan lancar.
211
Siswa mengaku senang dan memperoleh kemudahan dalam pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual.
Rasa percaya diri siswa pada saat simulasi membacakan berita di depan kelas juga lebih tinggi dibandingkan pada siklus I. Sudah tidak ada lagi siswa yang ragu dan
malu-malu untuk maju, sebagian besar siswa yang ditunjuk oleh guru sudah siap tanpa dipaksa lagi.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual telah berjalan dengan
baik, sudah tidak banyak kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. Pada pembelajaran siklus II, penggunaan dua contoh
media audiovisual yaitu video pembaca berita professional dan video pembaca berita salah satu siswa sangat disukai siswa, di siklus II ini siswa menganggap
kedua video tersebut lebih menarik dan dapat dijadikan pembanding bagaimana cara membacakan teks berita yang baik dan benar. Terkait teknik yang digunakan
yaitu teknik simulasi, pada pelaksanaannya telah berjalan dengan baik. Setelah dilaksanakan siklus II, siswa diberikan media yang lebih mudah dipahami dan
berbeda dengan siklus I. Sebagian besar siswa lebih mudah memahami penggunaan aspek-aspek yang berkaitan dengan membacakan berita. Walaupun
begitu, ada beberapa siswa yang kurang lancar dalam membaca berita. Tetapi kekurangan-kekurangan tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap
persentse kelulusan siswa dibuktikan dengan lebih dari 80 siswa lulus dan tuntas dalam pembelajaran membacakan teks berita ini.
212
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan pembelajaran di siklus II ini telah
berkurang. Sebagian besar siswa berperilaku positif dan sangat minim ditemukan atau dijumpai siswa yang berperilaku negatif. Selain itu, persentase ketuntasan
siswa telah mencapai lebih dari 80 yaitu 81,73. Hal tersebut membuktikan bahwa target kelulusan telah dicapai dan pembelajaran siklus II dapat dikatakan
berhasil.
4.2
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual didasarkan pada hasil tes dan
nontes pada siklus I dan siklus II. Pembahasan meliputi peningkatan proses pembelajaran, peningkatan keterampilan membacakan teks berita siswa, dan
perubahan perilaku siswa setelah melaksanakan pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual. Pembahasan
ketiga hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.
4.2.1 Proses Pembelajaran Membacakan Teks Berita dengan Teknik