Kelebihan dan Kekurangan Teknik Simulasi Prinsip-prinsip Teknik Simulasi

38 intonasi yang tepat, pelafalan dan volume suara yang jelas serta ekspresi wajah yang sesuai dengan konteks. Dalam pelaksanaannya, siswa akan membacakan teks berita di depan kelas seolah-olah menjadi pembaca berita. Kelas akan diciptakan situasi tiruan yang mirip dengan situasi siaran berita sebenarnya di media televisi dengan menggunakan background di belakang pembaca berita, meja, kursi dan kamera.

2.2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Simulasi

Sebagai teknik, simulasi memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan teknik-teknik yang lain, yaitu sebagai berikut. Kelebihan yang dimiliki oleh teknik simulasi dalam proses pembelajaran adalah 1 Menyenangkan bagi siswa sehingga para siswa tergerak untuk berpartisipasi secara aktif; 2 menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa; 3 memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya; 4 mengurangi hal-hal yang verbalistis atau abstrak; 5 tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam; 6 menimbulkan interaksi siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhan dan kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat; 7 menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban atau kurang cakap; 8 menumbuhkan cara berpikir kritis; 9 memungkinkan semua guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda. Selain memiliki kelebihan, teknik simulasi juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1 efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh 39 riset, 2 terlalu mahal biayanya, 3 banyak orang yang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting, 4 mengehendaki pengelompokkan yang fleksibel; perlu ruang dan gedung, 5 menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa, 6 menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas Roestiyah 2008:22-23. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, teknik simulasi memiliki berbagai kelebihan maupun kelemahan. Oleh karena itu, ketika guru menggunaan teknik ini dalam pembelajaran harus benar-benar memperhatikan hal-hal tersebut. Sehingga akan terciptalah pembelajaran yang efektif dan efisien.

2.2.3.4 Prinsip-prinsip Teknik Simulasi

Waluyo 2003:191 mengemukakan beberapa prinsip dari teknik simulasi, yaitu: 1 tetapkan tujuan kegiatan yang akan dicapai, 2 siswa terbagi dalam kelompok dengan tugas yang sama atau berlainan, 3 penentuan topik dan peran disesuaikan dengan kemampuan bahasa, 4 mengandung pula tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor, 5 terdapat petunjuk dengan peran situasi dan pembagian tugas. Berbeda dengan Waluyo, Uno 2011:29-30 mengemukakan empat prinsip yang harus dipegang oleh guru atau fasilatator dalam proses simulasi yaitu sebagai berikut. Pertama adalah penjelasan. Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan permainan. Oleh karena itu, guru atau fasilitator hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya aktivitas yang akan 40 dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya. Kedua adalah mengawasi refeering. Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu, guru atau fasilitator harus mengawasi proses simulasi, sehingga berjalan sebagaimana seharusnya. Ketiga adalah melatih coaching. Dalam simulasi, pemain atau peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu, guru atau fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan, sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi, refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, setelah selesai melakukan simulasi, guru atau fasilitator mendiskusikan beberapa hal, seperti 1 seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata real word, 2 kesulitan-kesulitan, 3 hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi, dan 4 bagaimana memperbaiki atau meningkatkan kemampuan simulasi, dan lain-lain. Prinsip-prinsip tersebut di atas membantu guru atau fasilitator yang akan melaksanakan pembelajaran dengan teknik simulasi. Meskipun keduanya berbeda dalam hal penjelasan, namun tujuannya sama yaitu memberikan petunjuk kepada guru atau fasilitator tentang prinsip-prinsip yang harus diperhatikan sebelum melakukan simulasi.

2.2.4 Media Audiovisual

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL BERMAIN PERAN MELALUI MEDIA AUDIO REKAMAN PEMBACAAN TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A MTS NEGERI 1 SEMARANG

1 7 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

4 22 200

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Team Games Tournament (TGT) dan Teknik Catat Kata Kunci Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri 1 Semarang

2 37 289

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

5 78 223

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN TEKNIK SIMULASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 TEMPEL

0 0 248