232
Pada gambar siklus II, wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai berkategori cukup memperlihatkan siswa tegang berhadapan dengan guru.
Sementara wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai berkategori sangat baik memperlihatkan siswa yang lebih percaya diri dan lancar menjawab
pertanyaan dari guru.
4.2.3.5 Kepercayaan Diri Siswa
Kepercayaan diri siswa terlihat pada saat kegiatan simulasi. Pada siklus I, masih ada siswa yang belum takut dan malu-malu simulasi membacakan teks
berita di depan kelas. Masih ada siswa yang ragu terhadap kemampuannya sendiri sehingga kurang percaya diri pada saat simulasi menjadi pembaca berita televisi.
Sikap siswa selama simulasi juga masih ada yang tegang dan masih terlihat grogi tampil di depan. Siswa yang bertugas menjadi pemirsa televisi juga terlihat kurang
aktif memperhatikan dan menanggapi siswa yang sedang simulasi. Beberapa siswa malah tidak mengacuhkan temannya yang sedang simulasi.
Kepercayaan diri siswa mengalami perubahan pada siklus II. Sebagian besar siswa telah melakukan simulasi di depan kelas dengan penuh percaya diri.
Hal tersebut dikarenakan guru selalu memotivasi dan memberi pengarahan kepada siswa agar percaya diri dalam simulasi. Siswa yang masih ragu dan takut tampil di
depan kelas mendapat perhatian yang lebih besar dari guru. Sementara itu, siswa lain yang menyimak simulasi membacakan berita sudah menunjukkan sikap dan
apesiasi yang baik kepada siswa yang simulasi. Perubahan perilaku kepercayaan
233
diri siswa pada saat meakukan simulasi membacakan teks berita dari siklus I ke siklus II diperlihatkan pada gambar 17 berikut ini.
siklus I
siklus II Gambar 17. Perbandingan Aktivitas Siswa pada Saat
MelakukanSimulasi Membacakan Teks Berita di Depan Kelas Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 17 siklus I, siswa terlihat menutup wajahnya dan kurang percaya diri untuk melakukan simulasi menjadi pembaca berita. Siswi tersebut
masih merasa malu-malu dan tidak siap tampil simulasi membacakan teks berita. Hal ini malah memancing siswa lain untuk menggoda dan mengganggunya saat
tampil, sehingga pada siklus I situasi kelas masih gaduh dan kurang kondusif. Gambar kedua memperlihatkan siswi yang sedang melakukan simulasi. Gambar
tersebut juga menunjukkan ada siswa yang kurang memperhatikan dan bergurau sendiri saat siswi tadi sedang simulasi. Sementara itu, pada gambar siklus II,
234
siswa putra dan siswi putri terlihat percaya diri dan fokus ke depan kamera saat membacakan teks berita. Siswa yang siap dan percaya diri cenderung
diperhatikan dengan baik oleh siswa yang lain. Dengan demikian, tingkat kepercayaan diri siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.
Uraian mengenai perubahan perilaku siswa setelah melaksanakan pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan
media audiovisual tersebut menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif. Siswa semakin antusias dan bersemangat mengikuti
pembelajaran. Interaksi dan komunikasi yang baik antarsiswa maupun antara siswa dan guru membuat siswa lebih mampu bersikap aktif, tertib, serius, mampu
bekerja sama dan berbagi, serta percaya diri selama melaksanakan pembelajaran membacakan teks berita dengan teknik simulasi menggunakan media audiovisual.
Perubahan perilaku tersebut berdampak pada peningkatan hasil keterampilan membacakan teks berita yang terus meningkat pada setiap siklus.
4.2.4 Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan