Tingkat Kesiapan Institusi dalam Pelaksanaan Proses Pemberdayaan

BAB X PENUTUP

10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, sikap petani terhadap sistem pertanian organik cenderung sangat positif. Sebagian besar dari mereka mengetahui bagaimana praktek bertani organik dan besarnya manfaat bertani organik dibanding bertani konvensional. Mereka pun memiliki keinginan menerapkan cara bertani organik tersebut. Hal tersebut menjadi sebuah ukuran penerimaan petani tentang praktek bertani organik. Proses penerimaan petani dalam penerapan sistem pertanian organik dimulai dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh institusi dalam hal ini penyuluh pertanian, yang kemudian isu pertanian organik ini mempengaruhi sejumlah orang yang memiliki peranan dalam masyarakat, dimana kemudian mereka pulalah yang menyampaikan informasi tentang isu pertanian organik tersebut, mereka inilah yang berperan sebagai inovator atau early adopter dalam masyarakat. Analisis hubungan pengaruh antara karakteristik internal individu petani dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program penerapan pertanian organik. Umur tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program. Hal ini karena mayoritas petani dari semua golongan umur memiliki orientasi yang sama dalam pemanfaatan waktu dimana mereka jarang berkesempatan mengikuti kegiatan penyuluhan karena disibukan dengan aktifitas pencarian nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Adapun untuk tingkat pengalaman bertani dan tingkat kepemilikan lahan bertani memiliki hubungan pengaruh dengan tingkat partisipasi. Petani yang memiliki lahan bertani yang luas memiliki kesempatan untuk mengembangkan kegiatan bertani sesuai keinginan mereka, dan mereka cenderung tidak menjadikan lahan bertani tersebut sebagai kegiatan ekonomi subsisten. Adapun bagi petani yang memiliki pengalaman bertani yang tinggi cenderung memiliki perhatian yang tinggi terhadap kesuburan tanah dan kesehatan. Adapun, anlisis tingkat keterjangkauan informasi penyuluhan pertanian berdasarkan anlisis statistik tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Hal ini karena adanya perbedaan tingkat penerimaan inovasi atau program pertanian organik dalam proses pemberdayaan, mereka yang memiliki sikap yang positif terhadap sistem pertanian organik dan konsisten menerapkannya adalah mereka yang tergolong inovator dan early adopter dimana jumlahnya lebih sedikit dibandingkan petani yang tergolong early mayority dan late mayority, mereka itu memiliki tingkat pengalaman yang tinggi dan tingkat kepemilikan atau penguasaan lahan yang tinggi pula, dan mereka lebih terbuka dengan inovasi atau program dan informasi. Dalam pelaksanaan program, petani golongan early mayority dan late mayority cenderung kembali menerapkan praktek bertani konvensional. Hal ini karena sebagian besar petani memiliki kekhawatiran akan “resiko gagal panen” dan penurunan hasil, terutama mereka yang memiliki lahan pertanian yang sempit. Hal tersebut yang membuat mereka bersikap hati-hati dan membuat mereka menerapkan kembali praktek bertani organik setelah mencoba praktek organik. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tingkat partisipasi petani dan tingkat kesiapan institusi dalam pelaksanaan program memiliki hubungan pengaruh dengan tingkat keberhasilan program pemberdayaan komunitas tani dalam penerapan sistem pertanian organik. Pelaksanaan program berjalan sesuai target Rencana Kerja Penyuluh Pertanian RKPP, dengan kata lain pelaksanaan dilapangan berlangsung sesuai jadwal, dan penyuluh pun memiliki instrument pemberdayaan untuk praktek di lapangan, dan responden pun sebagian besar berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan memiliki pengetahuan dan keinginan menerapkan praktek bertani organik, meskipun banyak diantara mereka yang kembali menerapkan praktek bertani konvensional. Pelaksanaan program pemberdayan tersebut masih dikatakan kurang berhasil karena masih banyak petani yang kembali menerapkan praktek bertani konvensional setelah mencoba praktek bertani organik. Selain itu, pelaksanaan program yang dilakukan institusi penyuluhan ini belum menyentuh kebutuhan petani yang mendasar dalam hal ini kebutuhan hidup yang mendasar seperti kebutuhan ekonomi, sehingga petani masih banyak yang tidak konsisten menerapkan praktek bertani organik, dan belum mau melaksanakan terutama bagi petani golongan early mayority dan late mayority.