Teknik Pengolahan dan Analisis Data

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sugiono 2008 dalam Arif 2010 mendefenisikan tahap-tahap analisis data sebagai berikut: 1 Reduksi data: merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dan mencari tema serta pola data yang diperoleh 2 Penyajian data: menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart, dan lain-lain. ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengorganisir data, menyusun pola dan memahami data yang diperoleh 3 Penarikan kesimpulan yang menghasilkan temuan baru atas obyek penelitian. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan Uji Korelasi Rank Spearman. Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur hubungan tingkat partisipasi dan tingkat hubungan antara dua variabel penelitian yaitu, tingkat penilaian dan penerimaan masyarakat terhadap program dan juga untuk menguji hubungannya dengan karakteristik petani dalam pelaksanaan proses pemberdayaan dan variabel lain yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas tani dalam penerapan pertanian organik. Pengujian ini menggunakan program komputer SPSS 16.0 for Windows. Teknik analisis data dengan uji korelasi Rank Spearman pada penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisa data deskriptif yaitu melalui statistika deskriptif. Statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa membuat generalisasi hasil penelitian. Analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus. Sebelum mengolah data kedalam uji korelasi Rank Spearman, data terlebih dahulu diolah menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Analisis data meliputi: 1. Penentuan jumlah skor. Proses scoring yaitu penentuan jumlah skor pada masing-masing responden. Jumlah skor akan digolongkan ke dalam range kelas. Proses scoring ini dilakukan untuk: a Menghitung tingkat partisipasi dalam pelaksanaan program. b Menghitung tingkat pemahaman dan pengetahuan petani terhadap program. c Menghitung tingkat penilaian dan penerimaan petani terhadap program. d Menghitung tingkat keberhasilan program dalam memberdayakan petani. 2. Dummy table. Tabel tiruan dummy table dibuat untuk menghasilkan tabel-tabel bentukan hasil penghitungan kalkulasi dalam tabel atau antar tabel. Kegunaan utama untuk menghasilkan tabel-tabel frekuensi dan tabel indikator. Dengan cara ini akan dapat dihasilkan tabel-tabel yang sesuai dengan keinginan, seperti hubungan pengaruh antara tingkat partisipasi dengan umur petani, tingkat kepemilikan lahan pertanian, tingkat pengalaman bertani, juga tingkat keterjangkauan petani dalam informasi penyuluhan pertanian.

BAB IV GAMBARAN UMUM BP3K UPTD DRAMAGA DAN LOKASI

PENELITIAN

4.1 BP3K UPTD Dramaga

Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan BP3K merupakan suatu badan yang bergerak dalam kegiatan pembangunan pertanian. BP3K UPTD Dramaga membina beberapa lokasi penyuluhan yang terdiri dari beberapa kecamatan seperti Kecamatan Dramaga, Kecamatan Ciomas, dan Kecamatan Tamansari. BP3K melakukan kegiatan pembangunan pertanian berdasarkan Kebijakan dari Departemen Pertanian dibawah kordinasi BP4K Kabupaten Bogor. Kegiatan pembangunan pertanian tersebut dititik beratkan pada: 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan. 2. Program Pengembangan Agribisnis. 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani yang dilaksanakan secara bertahap pada tiap daerah. Pembangunan di sektor pertanian di Kabupaten Bogor masih dititik beratkan pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Hal ini disebabkan kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Berbagai program pembangunan pertanian digalakkan melalui kegiatan penyuluhan pertanian sebagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, dari sistem pertanian konvensional hingga sekarang menggunakan sistem pertanian organik. Pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian mutlak memerlukan aktor kunci pelaksanan pembangunan, dalam hal ini adalah petani. Dengan demikian, salah satu faktor pendukung kegiatan pembangunan pertanian yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap petani ditingkat usaha tani. Upaya penyuluhan yang dilakukan dalam meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan PSK petani adalah dengan berbagai pendekatan penyuluhan seperti metode berkelompok kelompok tani. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan pembangunan pertanian tersebut berjalan secara partisipatif.

4.2 Visi dan Misi Penyuluhan Pertanian

Kartasapoetra 1987 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah usaha mengubah perilaku petani dan keluarganya agar mereka mengatahui, menyadari, dan mempunyai kemampuan dan kemauan, serta tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam rangka kegiatan usaha tani dan kehidupannya. Selanjutnya Setiana 2005 juga menyebutkan bahwa fungsi penyuluhan adalah untuk menjembatani kesenjangan antara pratik yang biasa dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan para petani tersebut. Hal tersebut diatas sejalan dengan visi badan penyuluhan pertanian BP4K yaitu terwujudnya pelaku utama dan pelaku usaha yang tangguh, mandiri dan berdaya saing. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang dilakukan adalah: 1. Meningkatkan kapabilitas sumberdaya manusia dan kelembagaan penyuluhan 2. Meningkatkan jejarig kerja dalam alih inovasi teknologi. Adapun misi dari BP3K yang bergerak dibawah kordinasi BP4K adalah: 1. Meningkatkan kesolehan sosial anggota masyarakat dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Meningkatkan perekonomian daerah yang berdaya saing dengan titik berat pada revitalisasi pertanian dan pembangunan yang berbasis perdesaan. 3. Menngkatkan infrastruktur dan aksesbilitas daerah yang berkualitas dan terintegrasi secara berkelanjutan. 4. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 5. Meningkatkan Pemerataan dan kualitas penyelenggaraan pendidikan. 6. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan kinerja penyelanggaraan pemerintahan daerah. 7. Meningkatkan kerjasama pembangunan daerah. BP3K bekerja berdasarkan kebijakan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan, diantaranya: 1. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dilakukan oleh Pemerintah, Provinsi, KabupatenKota, Petani dan pelaku usaha lainnya. 2. Penyelenggaraannya berdasarkan program yang telah disusun bersama antara penyuluh dan petani