Tinjauan Konsep Pertanian Organik Prinsip-prinsip Pertanian Organik

berkelanjutan, diperlukan suatu sistem yang mampu memandirikan petani terutama dalam aspek kelembagaan pertanian. Selain itu, pembangunan pertanian ini dapat menjaga kelestarian sumberdaya alam, kesinambungan kegiatan pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani.

2.1.2 Pertanian Organik

2.1.2.1 Tinjauan Konsep Pertanian Organik

Pertanian organik dipandang sebagai jawaban dari kegagalan dari sistem pertanian konvensional, dimana sistem pertanian konvensional hanya mengutamakan kegiatan peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan teknologi yang tidak ramah lingkungan sehingga dalam pelaksanaannya mengabaikan prinsip ekologi dan kearifan lokal. Berbeda halnya dengan Pertanian organik yang dipandang sebagai suatu sistem pertanaman yang berasaskan daur ulang unsur hara secara hayati Sutanto, 2002. Sistem pertanian organik merupakan suatu sistem yang berusaha mengembalikan semua jenis bahan organik kedalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun limbah ternak yang bertujuan memberi makan pada tanaman secara tradisional dan pengetahuan lokal. Filosofi pertanian organik adalah memberi makan pada tanah, yang kemudian secara tidak langsung tanah menyediakan unsur hara yang cukup dan dibutuhkan oleh tanaman, sehingga sistem pertanian organik merupakan suatu strategi “membangun kesuburan tanah Sutanto,2002. Begitupun dengan yang diungkap oleh Rienjtes 1992 yang dikutip oleh Indriana 2010 bahwa sistem pertanian organik meliputi cara produksi, dilandasi oleh aturan nilai, hubungan-hubungan sosial yang terbentuk sebagai upaya pengelolaan sumber daya lahan pertanian yang menjamin keberlanjutan lingkungan. Salikin 2003 yamg dikutip oleh Indriana 2010 mengemukakan tujuh keunggulan dan keutamaan sistem pertanian organik, sebagai berikut: Orisinal, rasional, global, aman, netral, internal, kontinuitas.

2.1.2.2 Prinsip-prinsip Pertanian Organik

Dasar pertanian organik yang menjadi prinsip dalam penerapan sistem pertanian organik menurut IFOAM 2008 adalah: 1 The principle of health, 2 The principle of ecology, 3 The principle of fairness, dan 4 The principle of care. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan sistem pertanian organik menghindari penggunaan pupuk, pestisida, dan obat-obatan serta zat-zat berbahaya yang berdampak negatif bagi kesehatan. Dengan demikian, manfaat yang dapat diambil dari sistem pertanian organik menurut Landong 2004 yang dikutip oleh Indriana 2010 sebagai berikut: Pertama, adanya manfaat secara ekologis, dimana pertanian organik menjamin kegemburan dan kesuburan tanah dan terhindar dari polusi, sehingga sangat ramah lingkungan dan dapat menjamin keseimbangan ekosistem. Kedua, memiliki manfaat secara ekonomis, dimana unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak memerlukan biaya yang mahal. Dalam sistem pertanian organik, petani dapat membuat benih sendiri dan mengolah lahan pertanian secara alami sesuai dengan pengetahuan lokal mereka. Ketiga, manfaat sosial budaya, dalam hal ini, pertanian organik menjadi faktor pengintegrasi antara pengetahuan lokal petani dengan karakteristik tanahnya juga dalam menumbuhkan rasa saling percaya dan saling membutuhkan diantara para petani dalam menerapkan sistem pertanian organik tersebut. Keempat, memiliki manfaat politis. Hal ini karena pertanian organik dikembangkan berdasarkan inisiatif dan kreativitas rakyat sendiri. Dengan kata lain, pertanian organik merupakan sistem pertanian yang dapat menciptakan masyarakat yang mandiri, otonom, dan maju. Kelima, memiliki manfaat yang berspektif gender, dimana dalam pelaksanaan pertanian organik menggunakan peran perempuan sebagai pembuat benih utama. Sistem pertanian organik merupakan sebuah teknis usahatani alternatif, melalui pemanfaatan sumberdaya lokal secara intensif dengan sedikit atau tidak menggunakan input luar low external input and sustainable agricultural atau yang dikenal dengan LEISA. Sistem pertanian organik itu sendiri adalah sistem pertanian yang mendukung kegiatan peningkatan fungsi dan pelestarian ekologis dan dapat memperkaya keanekaragaman hayati, selain itu merupakan suatu sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, dimana memadukan konsep pertanian lokal, yang menggunakan teknologi dan inovasi pertanian. Secara umum terdapat perbedaan yang mencolok antara sistem pertanian organik dan sistem pertanian konvensional, baik secara ekonomi, sosial maupun kesehatan. Tabel 1. Perbandingan secara ekonomi, sosial, dan kesehatan tentang konsep pertanian organik dan konvensional Faktor Pembeda Sistem Pertanian Organik Sistem Pertanian konvensional Perlakuan Pra produksi sampai Pasca produksi Dilakukan secara tradisional dan alami atau semi alami tanpa menggunakan alat-alat mekanisasi yang dapat merusak kesuburan tanah Menggunakan alat-alat semi sampai full mekanis dalam setiap tahap pekerjaan Bibit Berasal dari varietas bibit-bibit lokal Berasal dari bibit unggul, hibrida, dan transgenik transformasi gen Pengairan Sederhana, dan berkelanjutan Mekanis, sehingga mempercepat pengurasan air yang tersedia dalam tanah Bentuk fisik tanaman Kokoh, tidak mengandung banyak air Lemah, mengandung banyak air, sehingga mudah diserang Hama dan Penyakit Rasa Enak aromatik Tawar, kurang enak Umur tanaman Panjang Pendek Pendekatan pola produksi Menggunakan pendekatan alternatif dan keseimbangan ekologis Menggunakan pestisida kimia sintetis beracun Pertumbuhan Agak lambat, karena tumbuh secara alami Cepat, tumbuh Pilihan konsumen Disukai konsumen Kurang disukai, karena kurang enak Jumlah Seimbang, sedikit dalam masa produksi yang panjang Tidak menentu banyak dalam masa produksi yang singkat Sumber input Lokalism, dan orisinal Input dari luar Resistensi hama penyakit Tahan hama dan penyakit Mudah diserang hama dan penyakit Pola tanam Ditanam secara tumpangsari, pergiliran tanaman, dsb mix cropping Monokultur satu jenis tanaman pada satu hampar lahan Pemupukan Menggunakan bahan-bahan kimia organis asli dan mudah terurai secara alami Kimia non-organis sintetis, sehingga sulit terurai dan menimbulkan timbunan senyawa baru yang merusak keseimbangan biokhemis tanah Hasilkualitas produksi Beraneka ragam, berkualitas tinggi, bebas residu kimia Sejenis, kurang berkualitas, mengandung residu kimia beracun, mengandung gizi yang seimbang, tahan disimpan lama, dsb berbahaya, kandungan gizi tidak berimbang, dan tidak tahan untuk disimpan lama Harga Standar harga pasar Relatif, tergantung pedagang dan distribusi yang bertingkat-tingkat Resiko kegagalan usaha tani Sedikit, karena ada Tumpang sari, rotasi, dan sudah terbiasa dilakukan petani Lebih besar pada tahap awal dengan peningkatan input serta wabah hamapenyakit Biaya produksi Biaya produksi lebih rendah Biaya produksi lebih tinggi Kemudahan dilakukan Lebih membutuhkan ekstra perhatian Lebih sederhana Resiko sosial Terbebas dari ketergantungan Menciptakan ketergantungan pada petani dan lahan, dan adanya monopolis kapitalis, degradasi nilai-nilai sosial Lapangan Kerja Menciptakan kesempatan kerja dan membuka lapangan kerja baru bagi perempuan Mekanisme menyebabkan marginalisasi tenaga kerja perempuan dan laki-laki Resiko budaya Kreatif dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan kekuatan alam Efisien, menimbulkan degradasi budaya Resiko kesehatan Tidak ada, karena bersifat alami dan mengandung nutrisi lebih banyak yang dibutuhkan tubuh Adanya keracunan secara akut atau kronis untuk waktu jangka panjang, karena mengandung bahan karsinogenik Sumber : Disarikan dari berbagai sumber 4 Selain itu, bertani secara organik juga menghemat biaya karen dapat menghemat pemakaian gas, karena dengan sistem pertanian organik, pengolahan dan sistem penanaman menggunakan bahan-bahan organik, atau tidak bergantung dengan pupuk kimia dibanding pemakaian pupuk kimia yang pembuatannya membutuhkan suplay gas cukup besar Musirawa, 2010 5 . 4 Kelembagaan Pertanian Indriana, 2010 dan www.mail- archive.comrantau...com...Istilah_pertanian_organik.rtf Diakses tanggal 26 April 2011 pukul 19.33 WIB. 5 http:palembang.tribunnews.comview29655pertanian_organik_menghemat_gas\ Diakses tanggal 26 April 2011 pukul 19.33 WIB

2.1.3 Pemberdayaan