Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

4. Mengetahui bagaimana karakteristik internal individu petani mempengaruhi pertisipasi petani dalam proses pemberdayaan komunitas terhadap pertanian organik. 5. Menganalisis sejauhmana tingkat partisipasi petani dan tingkat kesiapan institusi dalam proses penyadaran dan penerapan pertanian organik telah memberdayakan petani.

1.4 Kegunaan Penelitian

Mengacu kepada tujuan penelitian, maka kegunaan dilaksanakannya penelitian ini terbagi menjadi kegunaan penelitian bagi pemerintah, masyarakat awam dan akademisi. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Penelitian bagi Pemerintah Penelitian ini dapat digunakan sebagai media evaluasi dan masukan bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan pembangunan pertanian organik yang berkelanjutan. 2. Kegunaan Penelitian bagi Masyarakat Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya pertanian organik dan hasil positif dari penerapan pertanian tersebut, sehingga dapat berperan aktif dalam mencoba dan mendukung pelaksanaan sistem pertanian tersebut. Adapun, bagi komunitas tani pada khususnya, penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan bagaimana pentingnya penerapan sistem pertanian organik dalam aktivitas pertaniannya. 3. Kegunaan Penelitian bagi Akademisi Bagi akademisi, khususnya yang mendalami bidang ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran, serta dapat dijadikan landasan bagi penelitian maupun kegiatan akademis lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Pembangunan dalam Rahardjo 1999 mempunyai makna perubahan yang disengaja atau direncanakan, dimana bertujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang dikehendaki. Pembangunan berkelanjutan menurut Agus Pakpahan 2006 adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan daya dukung sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan generasi berikutnya. Dikatakan demikian, agar istilah pembangunan tidak bias dengan pengertian pertumbuhan. Pembangunan berkelanjutan melibatkan berbagai sifat sumberdaya, seperti eksternalitas, indivisibility, public goods, property right, dan masalah-masalah kelangkaan spasial. Dengan demikian, aspek keadilan keseimbangan dalam segala kegiatan ekonomi pertanian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Gips nd yang dikutip oleh Jarnanto 2010, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri 2. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang dieksploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya 3. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain 4. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada 5. Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. Pertanian berkelanjutan sustainable agriculture sendiri dipandang sebagai suatu bentuk pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui renewable resources dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui unrenewable resources, yang mana dalam proses produksi pertanian menekankan dampak negatif terhadap