2 Sedang, jika petani organik menguasai atau meimiliki lahan bertani 0.25 – 0.5 Ha.
3 Tinggi, jika petani menguasai atau memiliki lahan bertani 0.5 Ha. Tabel 5.
Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepemilikan Lahan Pertanian
Tingkat kepemilikan Lahan Pertanian Jumlah
N
Rendah n 0,25 ha 15
37.5 Sedang 0,25 ha – 0,5 ha
21 52.5
Tinggi 0,5 ha 4
10.0
Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah petani penggarap yang memiliki lahan untuk bertani antara 0,25 ha – 0,5 ha, yaitu
sebanyak 52,5 persen. Dari tingkat kepemilikan lahan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kepemilikan lahan responden tergolong sedang. Menyusul kemudian
responden yang memiliki lahan bertani kurang dari 0,25 ha yaitu sebanyak 37,5 persen. Persentase inilah yang kerapkali menjadi penyebab mayoritas petani di tiga
desa tersebut hanya mengembangkan pertanian yang subsisten, sehingga hanya dapat digunakan untuk memenuhi konsumsi skala rumah tangga petani.
5.3 Tingkat Pengalaman Usaha Tani
Tingkat pengalaman dalam kegiatan pertanian merupakan lama responden telah melakukan kegiatan bertani sebagai mata pencahariannya, dibedakan menjadi
tiga kategori yaitu: 1. Rendah, jika telah melakukan kegiatan bertani 10 tahun.
2. Sedang, jika telah melakukan kegiatan bertani 10 - 30 tahun. 3. Tinggi, jika telah melakukan kegiatan bertani 30 tahun.
Ukuran kategori ini dibuat berdasarkan temuan di area penelitian dimana mayoritas petani berada pada golongan kategori tersebut.
Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Bertani
Tingkat Pengalaman Bertani Jumlah
N
Rendah 10 Tahun 15
37.5 Sedang 10 - 30 Tahun
15 37.5
Tinggi 30 Tahun 10
25.0
Jumlah
40 100 Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat dapat dilihat bahwa responden sebagian
besar memiliki pengalaman bertani tidak lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak 75 persen. Dari tingkat pengalaman bertani tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat
pengalaman bertani responden tergolong rendah dan sedang. Menyusul kemudian responden yang memiliki pengalaman bertani lebih dari 30 tahun sebanyak 25
persen. Berdasarkan tingkat pegalaman bertani inilah yang seringkali menggugah kesadaran mereka untuk menerapkan cara bertani organik, karena berdasarkan
pengalaman masing-masing petani yang telah lama berusaha tani, mengemukakan bahwa menggunakan praktek bertani konvensional banyak menimbulkan dampak
negatif bagi kesuburan tanah.
5.4 Tingkat Keterjangkauan Informasi Penyuluhan Pertanian
Tingkat keterjangkauan informasi penyuluhan adalah jangkauan akses dan keterdedahan petani terhadap informasi penyuluhan pertanian, yang dilihat dari
sumber informasi yang digunakan dan cara penyebaran informasi tersebut. Ukuran tingkat keterjangkauan informasi penyuluhan ini dikategorikan menjadi tiga,
diantaranya: 1
Rendah, jika petani tidak memperoleh informasi penyuluhan pertanian organik, sehingga tidak melaksanakan program.
2 Sedang, Jika petani menerima informasi penyuluhan hanya dari kelompok tani
atau petani lain yang menerapkan program. 3
Tinggi, jika petani setelah menerima informasi penyuluhan selain dari kelompok tani dan PPL, serta dari media informasi lainnya.
Adapun jangkauan informasi penyuluhan pertanian tersebut dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini,
Tabel 7. Tingkat Keterjangkauan Responden Terhadap Informasi Penyuluhan Pertanian.
Jangkauan Informasi Penyuluhan Pertanian Jumlah
Tingkat Keterjangkauan
Informasi Sumber Informasi N
Rendah
Tidak mendapat informasi penyuluhan pertanian
12 30
Sedang
Petani atau Kelompok Tani Getok tular
12 30
Tinggi
PPL atau Kelompok Tani dan atau media info lainnya
16 40
Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 7 diatas, mayoritas responden tidak hanya mendapat informasi penyuluhan pertanian dari PPL atau kelompok tani juga dari media info
lainnya dan mereka berusaha melaksanakan program yaitu sebanyak 40 persen. Dari tingkat keterjangkauan informasi penyuluhan pertanian tersebut, dapat
dikatakan bahwa tingkat keterjangkauan responden terhadap informasi penyuluhan pertanian tergolong tinggi. Menyusul kemudian sebanyak 30 persen responden
yang tidak memperoleh informasi penyuluhan secara langsung hanya ikut-ikutan mencoba melaksanakan program dan sebanyak 30 persen responden yang tingkat
keterjangkauan informasi pertaniannya yang tergolong sedang. Berdasarkan tingkat keterdedahan inilah yang cenderung membentuk sikap petani yang positif terhadap
pertanian organik.
BAB VI
SIKAP DAN PENERIMAAN PETANI TERHADAP PERTANIAN KONVENSIONAL DAN PERTANIAN ORGANIK
6.1. Sikap Petani tentang Pertanian Konvensional dan Pertanian Organik