berkelompok, dan lama tinggal dan pelaksanaan programnya seperti metode kegiatannya, dan pelayanan kegiatan programnya. Karakteristik internal individu
petani yang dikaji dalam penelitian ini meliputi umur, kepemilikan dan atau penguasaan luas lahan, pengalaman bertani, dan keterjangkauan terhadap informasi
penyuluhan pertanian. Berikut adalah hipotesis penelitian ini:
H0 = Karakteristik internal individu petani tidak mempengaruhi tingkat partisipasi petani dalam proses pemberdayaan pertanian organik.
H1 = Karakteristik internal individu petani mempengaruhi tingkat partisipasi petani dalam proses pemberdayaan pertanian organik.
8.2.1 Hubungan Partisipasi dengan Umur Petani
Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. 1-tailed hitung sebesar 0,171 0,05 dalam pengertian umur, H0 diterima dan
H1ditolak. Jadi, karakteristik umur tidak mempengaruhi tingkat partisipasi responden terhadap pelaksanaan program.
Tabel 20. Hubungan Umur dengan Tingkat Partisipasi Responden dalam
Pelaksanaan Program Umur
Tingkat partisipasi Total
Rendah Sedang
Tinggi Muda
50 50
100 Dewasa
75 25
100 Tua
50 29
21 100
Ket: =0,171 rs = 0,154
Berdasarkan Tabel 20 responden dari semua golongan umur, memiliki tingkat partisipasi dalam pelaksanaan program yang tergolong rendah dan hal
tersebut berbanding lurus dengan golongan umur. Dari semua golongan umur ini memiliki sebaran merata, artinya baik golongan umur muda, dewasa, ataupun tua
memiliki tingkat partisipasi yang tergolong rendah. Hal ini yang menunjukkan bahwa umur tidak mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu
program. Golongan umur tidak berpengaruh terhadap tingat partisipasi petani dalam pelaksanaan program disebabkan oleh adanya orientasi yang sama terhadap
kebutuhan akan hasil bertani, dimana sebagian besar petani dari semua golongan umur mengandalkan hasil bertani untuk konsumsi keluarganya. Mereka pun
seringkali disibukkan dengan aktifitas pencarian nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, sehingga sangat sedikit waktu untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan. Adapun mereka yang turut menerapkan cara bertani organik meskipun jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan penyuluhan berupa
sosialisasi dan pelatihan, mereka dapat melihat cara bertani organik dari petani lain yang telah menerapkan cara bertani organik. Selain itu, praktek bertani organik juga
merupakan praktek bertani yang pada umumnya sudah biasa mereka lakukan dengan prinsip kearifan lokal yang terdapat didaerah tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan umur tidak mempengaruhi partisipasi petani terhadap pelaksanaan program.
8.2.2 Hubungan Partisipasi dengan Tingkat Kepemilikan Lahan Pertanian