38 dari berat total operator, maka tebal dari plat besi yang dibutuhkan dapat dihitung
sebagai berikut: Dipilih bahan S45C σ
b
= 58 kgmm
2
Lebar palt b = 60 mm M
= 75 x 70 = 5250 kg.mm
I = 112 60h
3
= 5h
3
mm
4
�
�
=
1 2
ℎ
30 = 5250
1 2
ℎ 5
ℎ
3
ℎ = 5250
30 5 h
= 6 mm
Baud pengencang rangka
Sebagai pengikat antara rangka dudukan tempat duduk dan rangka utama digunakan baud. Baud ini akan menerima beban geser, sehingga besarnya diameter baud
yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut. Dipilih bahan S30C
σb = 48 kgmm
2
Faktor keamanan Sf = 2 W
= 150 kg fc
= 1.2 w
= 1.2 x 150 = 180 σa
= 482 = 24 kgmm
2
a = 0.5
– 0.75 σa a
= 0.5 x 24 = 12 kgmm
2
≥ 4
� � ≥
4 180
� 24 = 3
4.4.5 Diameter PuliMotor Penggerak
Ratio putaran puli pada gigi transmisi 1 adalah 1:33, pada gigi transmisi 2 adalah 1: 9 dan pada gigi transmisi mundur R adalah 1:56. Dengan asumsi kecepatan maju
transporter yang diinginkan adalah 0.5 mdet maka diameter pulimotor penggerak dihitung sebagai berikut.
Rpm max motor penggerak = 3600
D
roda
= 40 cm
39 D
puli
= 20 cm V
transporter
= 0.5 mdet = 3000 cmmenit w
roda
= V π x D
roda
= 3000 π x 40
= 23.87 rpm w
puli
= 33 x 23. 87 = 787.82 rpm untuk menentukan D
motor penggerak
menggunakan persamaan sebagai berikut:
�
=
� �
= 787.82
23.87 20 = 5.25cm = 2.076 inch
Pemilihan diameter puli disesuaikan dengan persediaan dipasaran sehingga dipilih diameter puli2.5 inchi.
4.4.6 Kecepatan Maju Transporter
Gigi transmisi 1
Kecepatan maju transporter pada gigi transmisi satu merupakan keadaan yang diasumsikan untuk mendapatkan dimensi diameter motor penggerak. Nilai dari
kecepatan maju transporter pada gigi transmisi 1 adalah 0.5 mdet
Gigi transmisi 2
w puli sebesar 787.81 rpm pada wmotor penggerak 3000 rpm
sehingga w roda = 787.819 = 87.53 rpm V
roda
= w
roda
x π
Droda
= 87.53 x π 40 = 10999.90 cmmenit
= 1.83 mdetik
Gigi transmisi mundur R
w puli sebesar 787.81 rpm pada wmotor penggerak 3000 rpm
sehingga w roda = 787.8156 = 14.07 rpm
V
roda
= w
roda
x π
Droda
= 14.07 x π 40 = 1767.84 cmmenit
= 0.29 mdetik
4.4.7 Perhitungan Poros Idler
Poros sprocket idler merupakan dudukan sprocket Crawler bagian depan. Poros ini merupakan poros gandar yaitu poros yang tidak mendapatkan beban punter, bahkan
kadang-kadang tidak boleh berputar. Poros ini hanya mendapatkan beban lentur murni saja.
Diasumsikan poros idler menerima beban statis sebesar 50 dari berat traktor tanpa dudukan sepatu trek kayu, sepatu trek kayu, sprocket dan rantai, jarak pillow
40 block
g 240 mm, jarak sprocket j 740 mm, tinggi titik berat dari poros h 615 mm, kecepatan kerja maksimum v 1.83 ms dan jari
– jari sprocket r 150 mm. Dengan menggunakan diagram alir untuk perencanaan poros dengan beban lentur murni Sularso
dan Suga 1994 maka besarnya diameter poros idler yang dibutuhkan dapat diketahui.
Gambar 32. Diagram benda bebas poros idler M
1
=
−� 4
= 422.8
740 −240
4
= 52850 kg.mm α
v
= 0.4 dan α
L
= 0.3 M
2
= α
v
x M
1
M
2
= 0.4 x 52850 = 21140 kg.mm a
= 250 mm dan l lebar sproket = 23.5 mm P
= α
L
x W P
= 0.3 x 422.8 = 126.84 kg Q
= P x hj = 126.84 x 615740 = 105.41 kg
R = P x h + r g
R = 126.84 x 615 + 150 240 = 404.30 kg
M
3
= P x r + Q a + l
– R x a +l
– j – g2 = 126.84 x 150 + 105.41 250 + 23.5
– 404.30 250 + 23.5 – 740 – 2402 = 187947.6 kg.mm
Poros gandar, Kelas 2 SFA60A , σ
wb
= 60 kgmm
2
Untuk poros pengikut, m = 1 d
s
≥ [
10.2 �
1 + 2 + 3 ]
13
d
s
≥ [
10.2 1 52850 +21140 +187947 .6
60
]
13
= 35.44 mm diambil poros 40 mm σ
b
=
10.2 1+ 2+ 3
3
σ
b
=
10.2 1 52850 +21140 +187947 .6
40
3
= 41.75 kgmm
2
n =
� �
≥ 1 n
= 60 41.75 = 1.43, baik. Ditentukan ds = 40 mm,bahan SFA60A
a 240
W
740 h
41
4.4.8 Perhitungan Poros Bak