Penanganan Panen TBS TINJAUAN PUSTAKA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanganan Panen TBS

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Panen merupakan kegiatan inti dari operasional perkebunan kelapa sawit, karena merupakan sumber pendapatan perusahaan secara langsung melalui penjualan CPO dan PKO Sinaga 2011. Menurut Lubis 1992 panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi di pohon yang tinggi, tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara optimal. Kegiatan panen kelapa sawit meliputi pemotongan tandan, memungut atau mengumpulkan dan mengangkut. Cara panen mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi, sebab menurut Pahan 2006, selama kegiatan panen dan pengangkutan tandan, asam lemak bebas ALB bisa naik dengan cepat, yaitu dengan adanya luka –luka pada buah karena benturan mekanis yang dapat mempercepat proses hidrolisis serta meningkatkan proses oksidasi. Hasil panen yang baik ditentukan oleh manajemen yang baik, mulai dari pembukaan lahan hingga pemanenan kelapa sawit itu sendiri. Kegiatan panen secara umum dapat dilihat dalam Gambar 1. a Pemotongan tandan b Pengangkutan ke TPH d Pengangkutan ke pabrik c Pengumpulan Gambar 1. Kegiatan panen kelapa sawit Sumber: Panggabean 2009 4 Sistem panen juga mempengaruhi hasil akhir dari kegiatan panen TBS. Secara umum, sistem panen ini terbagi menjadi sistem ancak giring dan ancak tetap. Ancak panen adalah luasan tertentu dari areal tanaman dimana kegiatan panen dilaksanakan oleh satu pemanen. Ancak tetap merupakan ancak yang diberikan kepada pemanen untuk diselesaikan pada hari tersebut tanpa ada perpindahan dan akan dikerjakan terus menerus oleh pemanen yang sama pada setiap rotasi. Keuntungan menerapkan ancak tetap yaitu, ancak terjaga kondisi pohonnya, ancak terjaga bersih, buah memungkinkan terpanen tuntas, bila terdapat kesalahan maka pelacakan akan mudah serta pemanen memiliki rasa tanggung jawab karena merasa memiliki ancak tersebut. Kekurangannya bila musim panen rendah, pemanen sulit mendapatkan target janjang sehingga biaya panen akan tinggi, buah akan terlambat diangkut ke pabrik karena pemanen mengumpulkan hasil ke TPH bila panen sudah selesai, serta kemungkinan buah mentah dipanen tinggi Sinaga 2011. Hanca giring adalah sistem hanca panen giring tetap per kemandoran, yaitu menempatkan pemanen dengan cara digiring dari satu hanca ke hanca selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari tersebut. Ancak masing-masing pemanen luasnya 2.5-3 ha pada setiap seksi panen. Seksi panen adalah luas areal satu afdeling yang harus selesai dipanen dalam satu hari. Pengangkutan TBS merupakan bagian yang tidak kalah penting pada proses produksi di perkebunan kelapa sawit. Ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah; yaitu, menjaga agar asam lemak bebas ALB produksi harian 2-3, kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik, keamanan TBS di lapangan, dan biaya Rpkg TBS transport yang minimum. Menurut Setyamidjaja 1991 buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0.1 asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50, hanya dalam waktu beberapa jam saja. Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar TBS sangat mempengaruhi kualitas dari TBS Pahan 2006. Menurut Pahan 2006 pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari tempat penampungan hasil TPH ke pabrik kelapa sawit pada setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh karena itu, pengangkutan panen merupakan unsur yang sangat penting agar tandan dapat masuk segera ke pabrik untuk diolah pada hari panen. Pengelolaan panen sejak mulai dari persiapan panen hingga pengangkutan tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit perlu mendapatkan penanganan yang baik, khususnya pada areal perkebunan di lahan gambut. Hal ini berkaitan dengan kendala lingkungan fisik yang lebih berat dibandingkan di lahan kering tanah mineral. Alat panen yang digunakan oleh perusahaan kelapa sawit secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat panen No Nama Alat Kegunaan 1 Egrek Untuk memotong pelepah dan tangkai buah pada saat panen, digunakan pada pohon sawit yang tinggi. 2 Dodos besar Alat untuk pemanenan buah pada pohon sawit yang tidak terlalu tinggi. Mempunyai mata dodos dengan lebar 14 cm dengan diameter gagang ± 5 cm. 3 Dodos kecil Alat untuk pruning dan kastrasi, terutama digunakan pada pohon sawit TBM, dengan lebar mata dodos ± 8 cm 5 No Nama Alat Kegunaan 4 Angkong Alat bantu pengeluaran TBS dari dalam lahan ke TPH. 5 Kampak Alat pemotong tangkai TBS yang panjang. 6 Tajok Untuk menaikan TBS ke dalam angkong atau menaikan TBS ke dump truck. 7 Batu asah Sebagai alat asah untuk mata dodos dan pisau egrek. 8 Garu Untuk bongkar-muat TBS dari dump truck. 9 Karung Sebagai tempat untuk mengumpulkan berondolan.

2.2 Kelapa Sawit di Lahan Gambut