13 hasil produk yang kurang memuaskan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu
dilakukan analisis permasalahan untuk mendapatkan solusi melalui tahapan perencanaan yang tepat. Perencanaan merupakan tahapan bagaimana untuk memperoleh suatu produk tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, konsep desain, pembuatan prototipe, dan pengujian kerja
prototipe. Menurut Harsokoesoemo 1999, perancangan adalah kegiatan awal dari usaha
merealisasikan suatu produk yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya. Perancangan terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, oleh
karena itu perancangan kemudian disebut sebagai proses yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan tersebut. Perancangan dianggap dimulai identifikasi
kebutuhan produk yang diperlukan masyarakat. Berawal dari diidentifikasikannya kebutuhan produk tersebut maka proses perancangan berlangsung. Kegiatan-kegiatan dalam proses
perancangan disebut fase. Salah satu deskripsi proses perancangan adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase-fase seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram alir proses perancangan Sumber : Harsokoesoemo 1999
Pada umumnya perancangan alatmesin menggunakan pendekatan secara fungsional dan struktural. Pendekatan fungsional adalah pendekatan untuk menentukan fungsi
– fungsi tunggal dan mekanisme yang harus dibangkitkan agar tujuan perancangan dapat tercapai. Pendekatan
struktural pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan persyaratan teknik yaitu nilai kuantitatif yang mempunyai spesifikasi tertentu.
2.8 Ergonomi
Ergonomika berasal dari bahasa Yunani yaitu ergos yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Ergonomika adalah satu ilmu yang memastikan bahwa kebutuhan manusia akan
keselamatan dan efisiensi kerja dapat terpenuhi didalam rancangan suatu alat atau sistem kerja Bridger, 1995.
14 Ergonomika secara umum membutuhkan suatu ilmu tentang sistem, dimana manusis,
mesin dan lingkungan seling berinteraksi dengan tujuan untuk menyesuaikan suatu tugas kepada manusia yang berhubungan dengannya. Jadi ergonomika dapat diartikan sebagai aturan kerja atau
perkaikan antara orang dengan lingkungan kerjanya. Ergonomika merupakan ilmu yang bersifat multi-disiplin, diantaranya melibatkan ilmu anatomi, kimia, biologi, fisiologi, psikologi, motor
penggerakering dan manajemen. Dalam batas tertentu manusia dituntut mampu berdaptasi dengan fasilitas dan lingkungan kerjanya, tetapi terlebih yang penting adalah menyesuaikan lingkungan
kerja dan fasilitas sehingga tidak melampaui batas kemampuan manusia Kiesmanto et al 1997.
2.9 Aplikasi Antropometri dalam Desain
Antropometri adalah pengukuran tubuh manusia. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu antropos
manusia dan metron pengukuran. Data antropometri digunakan untuk mengetahui dimensi fisik ruang kerja dan alat kerja agar terjadi kesesuian antara dimensi alat dan dimensi
manusia Bridger 1995. Data antropometri dapat digunakan untuk optimasi dimensi benda yang sering digunakan
manusia atau mendesain alat atau mesin agar operator dapat mengoperasikan dengan nyaman, efisien dan aman Nasir 2001.
Metode penilaian kesesuaian gerak yang menggunakan data antropometri adalah RULA Rapid Upper Limb AssessmentAnalysis
. Penilaian ini digunakan untuk pengambilan keputusan disain amanergonomis atau tidak. Dalam mempermudah penilaian dalam RULA analysis, maka
tubuh dibagi atas dua segmen grup yaitu, grup A terdiri atas lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm dan pergelangan tangan wrist. Sedangkan grup B terdiri dari leher neck,
punggung trunk dan kaki legs Ariani 2010. Pergerakan untuk lengan atas dapat dilihat pada Gambar 6 dan untuk pemberian skor untuk
lengan atas disajikan dalam Tabel 6.
Gambar 6. Pergerakan tubuh bagian lengan atas Tabel 6. Pemberian skor bagian lengan atas
Pergerakan Skor
Skor perubahan 20
o
ke depan maupun ke belakang dari tubuh
1 + 1 jika bahu naik
+ 1 jika lengan berputarbergerak 20
o
ke belakang atau 20 –
45
o
2 45
– 90
o
3 90
o
4
15 Pergerakan untuk lengan bawah dapat dilihat pada Gambar 7. Pemberian skor untuk bagian
lengan bawah disajikan dalam Tabel 7.
Gambar 7. Pergerakan tubuh bagian lengan bawah Tabel 7. Pemberian skor bagian lengan bawah
Pergerakan Skor
Skor perubahan 60
– 100
o
1 + 1 jika lengan bawah bekerja melewati garis tengah atau
keluar dari sisi tubuh 60
o
atau 100
o
2 Pergerakan untuk pergelangan tangan dapat dilihat pada Gambar 8. Pemberian skor untuk bagian
pergelangan tangan disajikan dalam Tabel 8.
Gambar 8. Pergerakan tubuh bagian pergelangan tangan Tabel 8. Pemberian skor bagian pergelangan tangan
Pergerakan Skor
Skor perubahan Posisi netral
1 + 1 jika pergelangan tangan menjauhi sisi tengah
– 15
o
2 15
o
3 Untuk putaran pergelangan tangan wrist twist pada posisi postur yang netral diberi skor :
1 = Posisi tengah dari putaran
2 = Posisi pada atau dekat dari putaran
Pergerakan untuk leher dapat dilihat pada Gambar 9. Pemberian skor untuk bagian leher disajikan dalam Tabel 9.
Gambar 9. Postur tubuh bagian leher neck
16 Tabel 9. Pemberian skor bagian leher neck
Pergerakan Skor Skor perubahan
– 10
o
1 + 1 jika leher berputarbengkok
+1 jika batang tubuh bungkuk 10
– 20
o
2 20
o
3 Ekstensi
4 Pergerakan untuk kaki legs dapat dilihat pada Gambar 10. Pemberian skor untuk bagian kaki
disajikan dalam Tabel 10.
Gambar 10. Postur tubuh bagian kaki legs Tabel 10. Skor bagian- bagian kaki
Pergerakan Skor
Posisi normalseimbang 1
Tidak seimbang 2
2.10 CATIA