25
IV. ANALISIS RANCANGAN
4.1 Kriteria Rancangan
Transporter akan difungsikan sebagai pengangkut TBS dari titik panen sampai ke TPH, sehingga pergerakan transporter harus disesuaikan dengan kegiatan panen dan pengangkutan
TBS. Transporter akan menjemput TBS yang terkumpul pada titik panen dan kemudian TBS akan dimuat pada bak penampung dengan kapasitas angkut 500
– 600 kg. Setelah sampai di TPH proses unloading dilakukan secara manual tanpa hidrolik.
Desain transporter disesuaikan dengan keadaan dilapangan tempat transporter diaplikasikan.Keadaan tanah pada lahan adalah termasuk dalam klasifikasi clay USDA dengan
fraksi liat 57, debu 40 dan pasir 3. Berdasarkan pengukuran kondisi tanah menggunakan penetrometer diketahui tahanan tanah kPa seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. ConeIndeks CI Kedalaman cm
CI kPa – 5
754.6 5
– 10 117.6
10 – 15
58.8 15
– 20 20
– 25 25
– 30 30
– 35 333.2
Berdasarkan pengukuran tersebut tahanan tanah pada kedalaman 15 – 30 adalah 0 kPa dan
kemampuan tanah yang paling besar hanya 754.6 kPa. Sehingga desain transporter harus memiliki luasan bidang kontak yang besar agar ground pressure yang dihasilkan rendah dan
kurang dari 800 kPa. Jalur evakuasi TBS dari titik panen samapai TPH memiliki lebar antara 80
– 100 cm dan pada sisi kanan dan kiri jalur tersebut terdapat saluran air dengan lebar rata-rata 3 m, sehingga
desain lebar bidang kontak transporter terhadap tanah harus kurang dari 100 cm. Mesin yang dirancang harus memiliki mekanisme yang sederhana dan perawatannya
mudah agar pada pengaplikasian mesin dilapangan lebih sesuai. Proses unloading TBS dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia.
4.2 Pengembangan dan Penyempurnaan Ide Desain
Pengembangan ide desain merupakan tahapan dalam proses desain. Perubahan yang terjadi pada rancangan dimaksudkan agar desain yang dihasilkan memiliki mekanisme yang sederhana
dan dapat diaplikasikan di lahan. Dalam proses pengembangan desain terjadi beberapa perubahan dan mekanisme pada transporter yang dirancang, perubahan ini dipengaruhi kekuatan bahan dan
persedian bahan yang ada dipasaran serta penyesuaian pola kegiatan pemanenan. Perubahan desain terletak pada bagian bak penampung, beamper penahan bak, dudukan bak dan rel bak.
Mekanisme unloading pada awalnya direncanakan menggunakan hidrolik, namun dilihat dari sisi biaya memiliki harga yang cukup tinggi. Selain itu hidrolik harus memiliki perawatan
yang terjadwal. Sehingga mekanisme bongkar menggunakan hidrolik digantikan dengan manual.
26 Gambar 15.Konstruksi dudukan rel dan bakdesain awal
Perancangan yang selanjutnya, kontruksi dudukan bak dibuat seperti lenganserta tumpuan lengan ini berada pada rangka Gambar 15. Tangan lengan sebagai penyangga bak, sedangkan
rel berada pada ujung lengan, rel tersebut akan menjadi landasan luncur bak TBS dengan bobot 500
– 600 kg. Untuk menahan beban besar tersebut kontruksi seperti ini kurang baik karena pada lengan tersebut akan terjadi lendutan dan bengkok.
Pertimbangan kekuatan bahan dan ketersediaan bahan di pasaran membuat desain mengalami perubahan pada dudukan penahan bak.Jika menggunakan besi strip maka untuk
menahan beban 630 kg kapasitas dan b erat bak digunakan bahan S45C dengan σa sebesar 30
kgmm
2
maka dimensi besi strip adalah 48 mm x 24 mm. Dudukan yang difungsikan sebagai tempat rel dan bak tidak digunakan. Rel langsung beradadi atas rangka utama dan bak disanggah
menggunakan hinge Gambar 16.
Rel dan dudukan bak
Rel dan dudukan bak
27 Gambar 16. Kontruksi dudukan rel dan bak perbaikan
4.3 Rancangan Fungsional