2.4.6. Ketersediaan Nitrogen
Ketersediaan nitrogen berarti nitrogen harus berada dalam bentuk siap diabsorpsi tanaman , selain itu nitrogen berada di sekitar perakaran, dan berada di
lingkungan yang baik bagi proses absorpsi tanaman Tisdale et al., 1999. Jumlah nitrogen N NO
3 -
dan NH
4 +
dalam larutan tanah dipengaruhi oleh dari sifat perakaran tanaman, kehilangan N melalui penguapan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses penguapan, selain itu adanya pergerakan vertikal dan pencucian NO
2 -
, serta ada tidaknya sisa-sisa tanaman yang dapat mengimobilisasikan nitrogen Tisdale et al., 1999.
2.5. Fosfor
Fosfor merupakan unsur hara kedua yang penting bagi tanaman setelah nitrogen. Fosfor umunya diserap tanaman sebgai orto-fosfat primer H
2
PO
4 -
atau bentuk sekunder HPO
4 2-
. Fosfor kadarnya di dalam tanaman lebih rendah dari N, K, dan Ca. Hal ini disebabkan retensi yang tinggi terhadap unsur P di dalam tanah
menyebabkan konsentrasinya di dalam larutan tanah cepat sekali berkurang Leiwakabessy et al., 2003. Tanaman memerlukan P pada semua tingkat
pertumbuhan terutama pada awal pertumbuhan dan pembungaan Rubatzky dan Yamaguchi, 1999. Apabila terjadi kekurangan P akibat retensi di dalam tanah,
tanaman akan menunjukkan gejala di dalam jaringan yang tua terlebih dahulu baru diangkut ke bagian-bagian meristem atau jaringan yang lebih muda Tisdale et al.,
1999. Peranan fosfor P menurut Rismunandar 1990 dalam tanaman digunakan
dalam pembentukan protein terutama dalam transfer metabolik ATP, ADP, fotosintesis dan respirasi, serta termasuk komponen dari fosfolipid, selain itu,
peranan fosfor lainnya dalam pembentukan akar, mempercepat matangnya buah, dan memperkuat tubuh tanaman.
2.5.1. Kandungan P di dalam Tanah
Kadar P total di dalam tanah umumnya rendah, dan berbeda-beda menurut tanah. Jumlah fosfat yang tersedia di tanah-tanah pertanian biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan kadarnya pada tanah-tanah yang tidak diusahakan. Hal ini
diduga karena unsur ini tidak tercuci residunya tinggi, sedangkan yang hilang melalui produksi tanaman sangat kecil Tisdale et al., 1999.
2.5.2. Bentuk-bentuk P di dalam Tanah
Secara umum fosfat di dalam tanah dibagi dalam dua bentuk, bentuk P- organik dan P-anorganik. Jumlah kedua bentuk ini disebut sebagai P-total. Bentuk
yang tersedia bagi tanaman atau jumlah yang dapat diambil oleh tanaman hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah yang ada di dalam tanah.
Bentuk P-organik, biasanya terdapat di lapisan atas tanah yang lebih banyak mengandung bahan organik. Kadar P-organik dalam bahan organik kurang lebih
sama dengan kadarnya dalam tanaman, yaitu antara 0,2 - 0,5 dan terdiri dari inositol fosfat, asam nukleat, fosfolida dan berbagai senyawa ester yang stabil.
Bentuk P-anorganik, pada bentuk ini satu ataupun ketiga ion H
+
dari asam fosfat terikat dengan ikatan ester ester linkage, sedangkan ion H
+
yang sisa, sebagian atau seluruhnya diganti oleh ion logam. Fosfor dalam tanah berasal dari
mineral apatit, yaitu fluoroapatit Ca
3
PO
4 3
CaF
2
Tisdale et al., 1999.
2.5.3. Ketersediaan P Tanah
Unsur P dalam tanah yang terikat dalam bentuk senyawa fosfat merupakan senyawa yang mudah tersedia bagi tanaman. Fosfor bersama-sama dengan
nitrogen dan kalium, digolongkan sebagai unsur-unsur utama, walaupun diabsorpsi dalam jumlah kecil dari kedua unsur tersebut.
Tanaman mengabsorpsi P dalam bentuk ion orthofosfat primer, H
2
PO
4 -
dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder, HPO
4 2-
. Tanaman dapat juga mengabsorpsi fosfat dalam bentuk P-organik. Bentuk-bentuk ini berasal dari dekomposisi bahan
organik dan dapat langsung dipakai oleh tanaman Tisdale et al., 1999.
2.5.4. Transformasi P-Anorganik
Ada dua macam reaksi transformasi dalam tanah, yaitu reaksi pengendapan, yaitu reaksi ion fosfat dengan kation-kation di dalam larutan tanah membentuk
senyawa-senyawa, yaitu Ca-fosfat, Al-fosfat dan Fe-fosfat. Reaksi-reaksi sorpsi, terjadi baik pada permukaan mineral-mineral kristalin permukaan dengan muatan
tetap maupun
pada permukaan
dengan muatan
variabel seperti