Kandungan P Potensial dan Tersedia dalam Tanah

dalam tanah. Di antara perlakuan bahan organik, pemberian kotoran ayam yang bercampur dengan sekam menyumbangkan N-total lebih tinggi terhadap kandungan N-total dalam tanah. Hal ini sesuai dengan Tabel 5 sumbangan N- total tertinggi diperoleh dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam. Bahan organik berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan kesuburan tanah. Dengan pemberian bahan organik yang lebih banyak diduga kondisi tanah secara fisik dan kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kandungan N- total dalam tanah.

4.4. Kandungan P Potensial dan Tersedia dalam Tanah

Hasil pengukuran P potensial P ekstrak HCl 25 sebelum perlakuan sebesar 139,3 mg100g. Berdasarkan Gambar 4, kandungan P potensial tanah setelah diberi perlakuan 30 HST meningkat. Peningkatan kandungan P potensial terbesar pada perlakuan F1, yaitu kotoran ayam yang bercampur sekam diperkaya kompos Tithonia + fosfat alam + dolomit sebesar 256. Peningkatan kandungan P potensial tanah juga terjadi pada kontrol, tanpa dipupuk. Peningkatan kandungan P potensial tanah tersebut diduga berasal dari kandungan P potensial tanah 139,3 mg100g sudah sangat tinggi, selain itu terjadi mineralisasi bahanpupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah untuk perlakuan F1, pada perlakuan kontrol, tanpa dipupuk diduga kemampuan menyerap oleh tanaman yang rendah sehingga P yang diserap tidak terlalu banyak, selain itu efek residu pada penelitian terdahulu dan adanya kemungkinan P masih terfiksasi tanah. Penurunan kandungan P potensial tanah terbesar terdapat pada perlakuan AT, yaitu kotoran ayam ditambah hijauan Tithonia + kompos sisa tanaman sebesar 29. Penurunan kandungan P potensial tanah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya P potensial yang melarut menjadi P tersedia sehingga kemungkinan diserap oleh tanaman, sedangkan pada perlakuan lain diduga P dalam bahan organik belum dilepaskan atau masih terfiksasi oleh tanah. Berdasarkan hasil analisis ragam, kandungan P potensial tanah pada beberapa bahanpupuk organik tidak berbeda nyata Tabel Lampiran 13. Kandungan P potensial tanah tertinggi terdapat pada perlakuan F1, yaitu kotoran ayam yang bercampur dengan sekam + kompos Tithonia + fosfat alam + dolomit sebesar 470 mg100g dan kandungan P potensial tanah terkecil terdapat pada perlakuan F4 sebesar 156 mg P100g. Hasil pengukuran P tersedia tanah sebelum perlakuan sebesar 40,7 ppm. Berdasarkan Gambar 5, kandungan P tersedia tanah setelah diberi perlakuan 30 HST meningkat. Peningkatan kandungan P tersedia terbesar pada perlakuan F1, yaitu kotoran ayam yang bercampur dengan sekam + kompos Tithonia + fosfat alam + dolomit sebesar 1524. Peningkatan kandungan P tersedia juga terjadi pada kontrol, tanpa dipupuk. Peningkatan tersebut diduga berasal dari kandungan P tersedia tanah 40,74 ppm yang sudah sangat tinggi. Selain itu diduga P yang terambil oleh tanaman tidak banyak, diduga pula P potensial melarut menjadi P tersedia tanah, serta adanya efek residu hasil penelitian terdahulu. Hasil analisis ragam, kandungan P tersedia tanah pada beberapa bahanpupuk organik tidak berbeda nyata Tabel Lampiran 6. Kandungan P tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan F1, yaitu kotoran ayam yang bercampur dengan sekam + kompos Tithonia + fosfat alam + dolomit sebesar 549 ppm dan kandungan P tersedia tanah terkecil terdapat pada perlakuan AT, yaitu kotoran ayam + abu sekam + hijauan Tithonia + kompos sisa tanaman sebesar 173 ppm. Sumbangan P 2 O 5 dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam pada perlakuan AP menyumbangkan 0,81 kg Ppetak lebih tinggi dibandingkan kotoran ayam lainnya pada perlakuan F1, F3 dan AT masing-masing menyumbangkan 0,14 kg Ppetak, 0,12 kg Ppetak dan 0,17 kg Ppetak. Adapun sumbangan P dari kotoran kambing ditambah abu sekam pada perlakuan KP menyumbangkan 0,33 kg Ppetak lebih tinggi dibandingkan kotoran kambing lainnya pada perlakuan F2 dan F4 masing-masing menyumbangkan 0,07 kg Ppetak dan 0,05 kg Ppetak serta untuk perlakuan KT dan KS masing-masing menyumbangkan 0,08 kg Ppetak dan 0,07 kg Ppetak. Secara umum perlakuan bahan organik yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol terhadap kandungan P tersedia dalam tanah. Di antara perlakuan bahan organik, pemberian kotoran ayam yang bercampur dengan sekam menyumbangkan P 2 O 5 lebih tinggi terhadap kandungan P potensial dan P-tersedia dalam tanah. Hal ini sesuai dengan 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 F1 F2 F3 F4 AT KT KS AP KP K P Potensial mg P 2 O 5 100 g Perlakuan Sebelum Perla kua n Setela h Perla kua n 30 HST 0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 F1 F2 F3 F4 AT KT KS AP KP K P 2 O 5 Tersedia ppm Perlakuan Sebelum Perla kua n Setela h Perla kua n 30 HST Tabel 5 sumbangan P 2 O 5 tertinggi diperoleh dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam. Bahan organik berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan kesuburan tanah. Dengan pemberian bahan organik yang lebih banyak diduga kondisi tanah secara fisik dan kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kandungan P dalam tanah. Gambar 4. Kandungan P potensial dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST Gambar 5. Kandungan P 2 O 5 Tersedia dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST

4.5. Kandungan K Potensial dan Dapat Dipertukarkan dalam Tanah