50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
F1 F2 F3 F4 AT KT KS AP KP K
P Potensial mg P
2
O
5
100 g
Perlakuan
Sebelum Perla kua n Setela h Perla kua n 30 HST
0,0 100,0
200,0 300,0
400,0 500,0
600,0
F1 F2 F3 F4 AT KT KS AP KP K P
2
O
5
Tersedia ppm
Perlakuan
Sebelum Perla kua n Setela h Perla kua n 30 HST
Tabel 5 sumbangan P
2
O
5
tertinggi diperoleh dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam. Bahan organik berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan
kesuburan tanah. Dengan pemberian bahan organik yang lebih banyak diduga kondisi tanah secara fisik dan kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh
terhadap kandungan P dalam tanah.
Gambar 4. Kandungan P potensial dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST
Gambar 5. Kandungan P
2
O
5
Tersedia dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST
4.5. Kandungan K Potensial dan Dapat Dipertukarkan dalam Tanah
Hasil pengukuran K potensial K
2
O ekstrak HCl 25 tanah sebelum perlakuan sebesar 57,6 mg100g. Berdasarkan Gambar 6, kandungan K potensial
tanah setelah diberi perlakuan 30 HST meningkat. Peningkatan kandungan K
potensial tanah terbesar pada perlakuan KS, Kotoran kambing ditambah abu sekam + kompos sisa tanaman sebesar 344. Peningkatan kandungan K potensial
tanah diduga dari kandungan K potensial tanah 57,6 mg100g yang cukup tinggi, dan mineralisasi bahanpupuk organik yag ditambahkan ke dalam tanah, diduga
pula tanaman menyerap tidak terlalu banyak sehingga K potensial tanah masih tersedia dalam jumlah banyak.
Berdasarkan hasil analisis ragam, pemberian beberapa bahanpupuk organik berbeda nyata terhadap kandungan K potensial tanah Tabel Lampiran 13.
Kandungan K potensial tanah tertinggi terdapat pada perlakuan F3, yaitu kotoran ayam yang bercampur sekam diperkaya kompos kirinyu + fosfat alam + dolomit
sebesar 354 mg100g dan kandungan K potensial tanah terkecil terdapat pada perlakuan F4, yaitu kotoran kambing + abu sekam diperkaya kompos kirinyu +
fosfat alam + dolomit sebesar 71 mg100g. Secara umum perlakuan bahan organik yang diberikan, memberikan
pengaruh yang nyata dibandingkan dengan kontrol terhadap kandungan K potensial dalam tanah. Di antara perlakuan bahan organik, pemberian kotoran
ayam yang bercampur dengan sekam menyumbangkan K
2
O lebih tinggi terhadap kandungan K potensial dalam tanah. Hal ini sesuai dengan Tabel 5 sumbangan
K
2
O tertinggi diperoleh dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam. Bahan organik berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan kesuburan tanah.
Dengan pemberian bahan organik yang lebih banyak diduga kondisi tanah secara fisik dan kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kandungan K
dalam tanah. Hasil pengukuran K ekstrak Amonium asetat NH
4
OAc pH 7 atau K dapat dipertukarkan K-dd tanah sebelum perlakuan sebesar 0,8 me100g. Berdasarkan
Gambar 7, kandungan K-dd tanah setelah diberi perlakuan 30 HST meningkat. Peningkatan kandungan K-dd tanah terbesar pada perlakuan KS, yaitu kotoran
kambing ditambah abu sekam + kompos sisa tanaman sebesar 264. Peningkatan kandungan K-dd tanah diduga berasal dari kandungan K-dd tanah 0,8 me100g
yang cukup tinggi, K potensial tanah yang melarut menjadi K-dd tanah, selain itu mineralisasi bahanpupuk organik yag ditambahkan ke dalam tanah, diduga pula
pada kontrol, tanpa dipupuk tanaman menyerap tidak terlalu banyak, sehingga K- dd yang tersedia masih tersedia cukup banyak .
Berdasarkan hasil analisis ragam, pemberian beberapa bahanpupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan K-dd tanah Tabel Lampiran 13.
Kandungan K-dd tanah tertinggi terdapat pada perlakuan KP, yaitu kotoran kambing ditambah abu sekam 25 kg sebesar 2,72 me100g dan kandungan K-dd
tanah terkecil terdapat pada perlakuan AT, kotoran ayam yang bercampur sekam+ hijauan Tithonia + kompos sisa tanaman sebesar 101 me100g.
Sumbangan K dari kotoran ayam yang bercampur dengan sekam pada perlakuan AP menyumbangkan 0,54 kg Kpetak lebih tinggi dibandingkan
kotoran ayam lainnya pada perlakuan F1 dan F3 masing-masing menyumbangkan 0,12 kg Kpetak dan 0,10 kg Kpetak. Adapun perlakuan AT menyumbangkan
0,13 kg Kpetak. Adapun sumbangan K dari kotoran kambing ditambah abu sekam pada perlakuan KP menyumbangkan 0,45 kg Kpetak lebih tinggi
dibandingkan kotoran kambing lainnya pada perlakuan F2 dan F4 masing-masing menyumbangkan 0,11 kg Kpetak dan 0,09 kg Kpetak. Adapun perlakuan KT dan
KS masing-masing menyumbangkan 0,12 kg Kpetak dan 0,11 kg Kpetak. Secara umum perlakuan bahan organik yang diberikan tidak memberikan
pengaruh yang nyata dibandingkan dengan kontrol terhadap kandungan K-dd dalam tanah. Di antara perlakuan bahan organik, pemberian kotoran ayam yang
bercampur dengan sekam menyumbangkan K
2
O lebih tinggi terhadap kandungan K-dd dalam tanah. Hal ini sesuai dengan Tabel 5 sumbangan K
2
O tertinggi terdapat dalam kotoran ayam yang bercmpur dengan sekam. Bahan organik
berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan kesuburan tanah. Dengan pemberian bahan organik yang lebih banyak diduga kondisi tanah secara fisik dan
kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kandungan K dalam tanah.
50 100
150 200
250 300
350 400
F1 F2 F3 F4 AT KT KS AP KP K
K Potensial mg K
2
O100g
Perlakuan
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan 30 HST
0,5 1
1,5 2
2,5 3
F1 F2 F3
F4 AT KT KS AP KP K
K-dd me100g
Perlakuan
Sebelum Perla kua n Setela h Perla kua n 30 HST
Gambar 6. Kandungan K Potensial dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST
Gambar 7. Kandungan K-dd dalam Tanah Sebelum Pemberian Perlakuan dan Setelah Pemberian Perlakuan 30 HST
4.6. Serapan Hara N, P, dan K oleh Tanaman Tomat