3.3. Metode 3.3.1. Pengomposan Pupuk Kandang,
Tithonia, dan Kirinyu
Kegiatan pengomposan kotoran dilakukan di lapang dalam bak kayu berukuran panjang 100 cm, tinggi 50 cm dan lebar 50 cm. Dalam pengomposan
ini pupuk kandang, kotoran ayam bercampur dengan sekam padi yang digunakan sebagai alas, sedangkan kotoran kambing ditambah abu sekam, masing-masing
dimasukkan ke dalam bak kayu dan diinkubasi selama 14 hari untuk kotoran kambing ditambah abu sekam dan 21 hari untuk kotoran ayam bercampur dengan
sekam sampai kompos matang. Selama masa pengomposan, secara rutin dilakukan pembalikan setiap seminggu sekali agar aerasi cukup. Sebelum
diaplikasikan ke lapang, kompos ditambahkan dengan fosfat alam dan dolomit sesuai dengan perlakuan, yaitu sebesar 1 dari dosis pupuk kandang ayam
maupun kambing. Tanaman Tithonia diversifolia dan kirinyu digunakan karena mudah
diperoleh, di sekitar areal kebun lokasi penelitian sebagai tanaman pagar. Sebelum pengomposan baik Tithonia, kirinyu dan kacang tanah terlebih dahulu diptong-
potong dengan ukuran kurang lebih lima sampai sepuluh sentimeter, ditumpuk pada wadahtempat secara terpisah kemudian disiram dengan air dan kemudian
ditutup dengan plastik dan diinkubasi selama dua hari. Setiap seminggu sekali kompos dibalik. Pada hari ke-21 kompos telah matang dengan ciri-ciri warna
kompos lebih hitam, struktur kompos lebih remah, dan tidak berbau. Adapun bentuk tanaman Tithonia diversifolia, dan kirinyu atau Chromolaena odorata
yang telah matang terlihat sama.
3.3.2. Persiapan Contoh
Pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat kimia dilakukan saat sebelum tanam untuk mengetahui kesuburan tanah dan contoh tanah saat umur tanaman 30
hari setelah tanam HST contoh tanah diambil, secara komposit dari lima titik pada setiap petak dengan kedalaman 0-20 cm. Selanjutnya tanah dicampur secara
merata dan diambil sebanyak 1 kg. Proses berikutnya contoh tanah komposit dikeringanginkan dan dianalisis sifat kimia. Analisis sifat kimia tanah setelah
perlakuan 30 HST yaitu N-total Tanah, P dan K potensial ekstrak HCl 25, P-
tersedia Olsen, K dapat ditukar K-dd. Adapun, analisis sifat kimia tanaman yaitu N, P, dan K total.
3.3.3. Pelaksanaan di Lapang
Penyemaian benih sebelum tanam, benih terlebih dahulu disemaikan pada suatu tempat atau seedbed yang terbuat dari pelepah pisang. Media penyemaian
menggunakan campuran tanah dan kompos kotoran ayam yang telah diperkaya dengan fosfat alam dan dolomit dengan perbandingan 1:1. Pada saat umur bibit di
persemaian berumur 21 hari, pemindahan bibit ke lapang dilakukan sewaktu bibit berumur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai.
Lahan yang siap ditanam sebelumnya telah ditanami tanaman penutup tanah yaitu kacang tanah selama dua bulan dan sisa tanamannya digunakan sebagai
bahan tambahan untuk pupuk yang disesuaikan dengan perlakuan. Bibit kailan dan tomat ditanam secara tumpangsari pada petak ukuran 1m x 10m sebanyak 30
petak. Jarak tanam tomat 60cm x 50cm, sedangkan jarak tanam kailan 20cm x 20cm ditanam diantara 2 baris tanaman tomat. Populasi tomat per petak sebanyak
40 tanaman, sedangkan populasi kailan per petak sebanyak 100 tanaman. Pada pinggiran
petak ditanami rumput sebagai penahan. Untuk mengantisipasi tanaman terserang hama dan penyakit adalah dengan menanam
tanaman perangkap hama seperti kemangi, kenikir, Tephrosia di sekitar petakan, selain itu, bila terjadi serangan hama penyakit tanaman HPT secara manual yang
dapat dilakukan antara lain dengan menangkap langsung hand picking, membuang bagian tanaman yang terserang penyakit. Pemasangan ajir dilakukan
pada tanaman tomat pada batang dan cabang agar tidak rebah. Penyiraman tanaman dilakukan sesuai kebutuhan tanaman dengan air yang berasal dari mata
air dari dalam tanah setempat yang bebas kontaminasi.
Gambar 2.
Tata Letak Tumpangsari Tanaman Tomat dan Kailan
Keterangan: Tomat jarak tanam : 60 x 50 cm
Kailan ditanam diantara 2 baris tanaman tomat, jarak tanam 20 x 20 cm
Pengamatan terhadap keragaan pertumbuhan tanaman kailan dan tomat dilakukan setiap dua minggu, dipilih lima tanaman contoh di setiap bedeng
perlakuan, yaitu dua tanaman pada baris di depan, satu tanaman di baris bagian tengah, dan dua tanaman di bagian baris belakang. Pengukuran terhadap tinggi
tanaman kailan dilakukan saat umur 21 HST dan pengamatan berikutnya pada saat umur 35 HST. Pengukuran tinggi tanaman tomat yang berumur lebih panjang dari
tanaman kailan dilakukan saat umur 21 hari setelah tanam HST, dan pengukuran dua minggu berikutnya dilakukan pada umur 35 HST, 49 HST, 63 HST, 77 HST,
91 HST, dan 105 HST. Tanaman kailan sudah dapat dipanen pada umur 21 hari setelah tanam.
Sedangkan tanaman tomat berumur lebih panjang sehingga mulai dapat dipanen pada umur 90 hari dari mulai benih disemai atau 3 bulan. Buah, daun, batang, dan
akar dipisahkan kemudian dibersihkan dan dicuci dengan air dan ditimbang berat basah untuk kemudian ditimbang produksinya.
Selain itu untuk mengetahui adanya serapan hara N, P, dan K diperoleh dari bobot kering dan kandungan hara tanaman yang berasal dari hasil panen.
3.3.4. Penetapan Sifat Kimia Tanah dan Tanaman