4.8.3. Pertumbuhan Tanaman Kailan
Tinggi tanaman kailan diukur dari batang di permukaan tanah hingga helai daun paling tinggi. Pengukuran terhadap tinggi tanaman kailan dilakukan dua
minggu sekali dan dimulai dua minggu setelah tanam MST. Umur tanaman kailan lebih pendek, sehingga pengukuran tinggi tanaman kailan dilakukan hanya
dua kali, dimulai saat umur 21 hari setelah tanam HST, dua minggu berikutnya diukur pada hari ketiga puluh lima setelah tanam 35 HST.
Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan bahan organik yang diberikan berbeda nyata terhadap tinggi kailan umur 35 HST Tabel Lampiran 15. Tinggi
kailan umur 35 HST tertinggi terdapat pada perlakuan AP, yaitu kotoran ayam yang bercampur sekam 25 kgpetak setinggi 31,9 cm dan tinggi kailan terendah
terdapat pada perlakuan Kontrol, tanpa dipupuk sebesar 19,0 cm. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa secara umum tinggi tanaman
antara perlakuan, kotoran ayam yang bercampur dengan sekam lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang mendapat perlakuan kotoran kambing
ditambah abu sekam. Tinggi tanaman pada perlakuan F1 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan F2, yaitu masing-masing setinggi 26,8 cm dan
24,7 cm. Perlakuan F4 tidak lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan F3, yaitu 24,5 cm untuk F4 dan 25,3 cm untuk F3. Perlakuan AT lebih tinggi daripada
perlakuan KT masing-masing setinggi 28,5 cm untuk AT dan 23,6 cm untuk KT. Hal yang sama terdapat pada perlakuan KP yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan KS, masing-masing setinggi 27,4 cm untuk KP dan 24,5 cm untuk KS.
4.8.4. Produksi Tanaman Kailan
Tanaman kailan merupakan tanaman sayuran, daun dan batangnya diambil untuk dipanen. Panen kailan pertama dilakukan setelah umur 21 hari setelah
tanam. Hasil produksi kailan disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan bahan organik yang diberikan
berpengaruh nyata terhadap produksi kailan Tabel Lampiran 16. Produksi kailan tertinggi terdapat pada perlakuan AP, yaitu kotoran ayam yang bercampur dengan
sekam 25 kg sebesar 5,03 kgpetak. Produksi kailan terendah terdapat pada perlakuan kontrol, tanpa dipupuk sebesar 1,4 kgpetak.
Secara umum perlakuan bahan organik yang diberikan, memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol terhadap produksi
kailan. Di antara perlakuan bahan organik, pemberian kotoran ayam yang bercampur dengan sekam memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi terhadap
produksi kailan. Hal ini sesuai dengan Tabel 5 sumbangan N, P, dan K tertinggi terdapat pada kotoran ayam yang bercampur dengan sekam. Bahan organik
berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan kesuburan tanah. Dengan pemberian bahan organik yang lebih besar diduga kondisi tanah secara fisik dan
kimia menjadi lebih baik sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan produksi kailan.
Tabel 9. Tinggi dan Produksi Tanaman Kailan
Tinggi Tanaman Umur HST
21 35
Perlakuan ……… cm ……...
Produksi kgpetak
3,5 kg Kotoran ayam + abu sekam diperkaya 1,5 kg kompos Tithonia + 0,05 kg fosfat alam 1 + 3,5 kg dolomit
F1 17,5 cd
26,8 bc 3,9 c
3,5 kg Kotoran kambing + abu sekam diperkaya 1,5 kg kompos Tithonia + 0,05 kg fosfat alam + 0,05 kg dolomit
F2 16,5 cde
24,7 cd 3,5 cd
3,5 kg Kotoran ayam + abu sekam diperkaya 1,5 kg kompos Kirinyu + 0,05 kg fosfat alam + 0,05 kg dolomit
F3 17,0 cde
25,3 cd 2,8 de
3,5 kg Kotoran kambing + abu sekam diperkaya 1,5 kg kompos Kirinyu + 0,05 kg fosfat alam + 0,05 kg dolomit
F4 14,3 f
24,5 cd 2,4 e
5 kg Kotoran ayam + abu sekam + 1 kg hijauan Tithonia + 1 kg kompos sisa tanaman
AT 19,8 ab
28,5 b 4,1 bc
5 kg Kotoran kambing + abu sekam + 1 kg hijauan Tithonia+ 1 kg kompos sisa tanaman
KT 15,7 def
23,6 d 3,4 cd
5 kg Kotoran kambing + abu sekam + 1 kg kompos sisa tanaman
KS 15,4 ef
24,5 cd 3,4 cd
25 kg Kotoran ayam + abu sekam AP
20,5 a 31,9 a
5,03 a 25 kg Kotoran kambing + abu sekam
KP 18,4 bc
27,4 bc 4,8 ab
Kontrol K
11,2 g 19,0 e
1,4 f Keterangan : Angka dalam kolom yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut
uji Duncan P0,05
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan