diduga karena unsur ini tidak tercuci residunya tinggi, sedangkan yang hilang melalui produksi tanaman sangat kecil Tisdale et al., 1999.
2.5.2. Bentuk-bentuk P di dalam Tanah
Secara umum fosfat di dalam tanah dibagi dalam dua bentuk, bentuk P- organik dan P-anorganik. Jumlah kedua bentuk ini disebut sebagai P-total. Bentuk
yang tersedia bagi tanaman atau jumlah yang dapat diambil oleh tanaman hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah yang ada di dalam tanah.
Bentuk P-organik, biasanya terdapat di lapisan atas tanah yang lebih banyak mengandung bahan organik. Kadar P-organik dalam bahan organik kurang lebih
sama dengan kadarnya dalam tanaman, yaitu antara 0,2 - 0,5 dan terdiri dari inositol fosfat, asam nukleat, fosfolida dan berbagai senyawa ester yang stabil.
Bentuk P-anorganik, pada bentuk ini satu ataupun ketiga ion H
+
dari asam fosfat terikat dengan ikatan ester ester linkage, sedangkan ion H
+
yang sisa, sebagian atau seluruhnya diganti oleh ion logam. Fosfor dalam tanah berasal dari
mineral apatit, yaitu fluoroapatit Ca
3
PO
4 3
CaF
2
Tisdale et al., 1999.
2.5.3. Ketersediaan P Tanah
Unsur P dalam tanah yang terikat dalam bentuk senyawa fosfat merupakan senyawa yang mudah tersedia bagi tanaman. Fosfor bersama-sama dengan
nitrogen dan kalium, digolongkan sebagai unsur-unsur utama, walaupun diabsorpsi dalam jumlah kecil dari kedua unsur tersebut.
Tanaman mengabsorpsi P dalam bentuk ion orthofosfat primer, H
2
PO
4 -
dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder, HPO
4 2-
. Tanaman dapat juga mengabsorpsi fosfat dalam bentuk P-organik. Bentuk-bentuk ini berasal dari dekomposisi bahan
organik dan dapat langsung dipakai oleh tanaman Tisdale et al., 1999.
2.5.4. Transformasi P-Anorganik
Ada dua macam reaksi transformasi dalam tanah, yaitu reaksi pengendapan, yaitu reaksi ion fosfat dengan kation-kation di dalam larutan tanah membentuk
senyawa-senyawa, yaitu Ca-fosfat, Al-fosfat dan Fe-fosfat. Reaksi-reaksi sorpsi, terjadi baik pada permukaan mineral-mineral kristalin permukaan dengan muatan
tetap maupun
pada permukaan
dengan muatan
variabel seperti
oksidahidusoksida dari Fe III dan Al, bahan organik, alofan dan kalsit Leiwakabessy, Wahjudin, dan Suwarno, 2003.
2.5.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi P di dalam Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi P menurut Tisdale et al. 1999 yaitu sifat dan jumlah komponen tanah, yaitu adanya hidrus oksida dari Fe dan Al,
tipe liat, kadar liat, koloid amorf, dan kalsium karbonat. Selai itu, adanya pengaruh pH, pengaruh kation, pengaruh anion, tingkat kejenuhan kompleks
absorpsi, suhu, dan waktu reaksi.
2.5.6. Kehilangan Fosfor dari Tanah
Hilangnya fosfor dari tanah dapat terjadi melalui mekanisme panen, yaitu jumlah unsur hara di dalam hasil panen tergantung besarnya panen dan kadar hara.
Sehingga jumlah yang hilang melalui panen tergantung dari produksi tanaman dan jumlah yang dikembalikan ke lahan. Selain itu, kehilangan P dapat terjadi melalui
pencucian, kadar fosfat di dalam larutan tanah sangat kecil, sehingga walaupun terjadi drainase pencucian terhadap P juga sangat kecil. Kehilangan P melalui
penguapan sampai saat ini dapat diabaikan. Sedangkan kehilangan P melalui erosi dapat terjadi di dalam tanah terdapat dalam bentuk yang relatif sukar larut, karena
fosfat yang diberikan dalam pupuk segera diikat oleh tanah menjadi bentuk yang sukar larut Tisdale et al., 1999.
2.6. Kalium
Kalium merupakan unsur hara paling dibutuhkan tanaman setelah nitrogen dan fosfor. Kalium diabsorpsi oleh tanaman dalam bentuk ion K
+
, dan dijumlahkan dalam berbagai kadar di dalam tanah. Bentuk dapat ditukar atau
bentuk tersedia bagi tanaman biasanya dalam bentuk pupuk K yang larut dalam air, seperti KCl, K
2
SO
4
, KNO
3
, K-Mg-Sulfat dan pupuk-pupuk majemuk. Kalium yang cukup dalam tanaman menghasilkan bahan terlarut buah tinggi
Rubatzky dan Yamaguchi 1999, sangat berpengaruh besar terhadap proses- proses fisiologi tanaman Sutandi dan Leiwakabessy, 2004. Kekurangan K pada
tanaman maka yang akan terjadi adalah terjadi translokasi K dari bagian-bagian