mensuplai hara bagi tanaman, walaupun manfaatnya bagi tanaman umumnya tidak secara langsung sehingga respon tanaman relatif lambat. Selain itu,
kandungan hara bahan organik
yang cukup di dalam tanah mampu
mempertahankan kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah yaitu dengan pengembalian
sisa panenserasah tanaman ke dalam tanah dalam bentuk segar atau dikomposkan terlebih dahulu.
2.4. Nitrogen
Sumber nitrogen untuk tanaman adalah gas N
2
di udara yang menempati 78 dari kandungan gas atmosfer. Nitrogen dalam bentuk unsur tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Nitrogen harus diubah menjadi bentuk nitrat NO
3 -
dan amonium NH
4 +
melalui proses-proses tertentu. Pengadaan nitrogen di dalam tanah terjadi melalui proses mineralisasi N
dari bahan organik dan immobilisasi, fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme, melalui hujan dan bentuk-bentuk presipitasi lain, serta pemupukan.
2.4.1. Bentuk-bentuk Nitrogen di dalam Tanah
Nitrogen merupakan unsur penting bagi tanaman dan dapat tersedia melalui pemupukan Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Nitrogen di dalam tanah
jumlahnya sedikit, sedangkan tanaman mengambil nitrogen dalam jumlah banyak Soepardi, 1983.
Nitrogen tanah dibagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk organik dan anorganik. Bentuk organik di dalam tanah pada umumnya terdapat dalam bentuk
asam-asam amino, protein, gula-gula amino dan lain-lain. Sedangkan bentuk anorganik yaitu NH
4 +
, NO
2 -
, NO
3 -
, N
2
O, NO dan gas N
2
yang hanya dimanfaatkan oleh Rizhobium. Bentuk N
2
O dan N
2
merupakan bentuk-bentuk yang hilang dari tanah dalam bentuk gas sebagai akibat proses denitrifikasi. Tanaman mengambil
nitrogen dari tanah dalam bentuk NH
4 +
dan NO
3 -
yang berasal dari pupuk-pupuk N dan bahan organik yang diberikan Tisdale et al., 1999.
2.4.2. Transformasi Nitrogen di dalam Tanah
Bahan organik tanah secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif sulit didekomposisi dan bahan organik yang mudah didekomposisi. Dalam
proses dekomposisi bahan organik, apabila bahan organik yang didekomposisikan mengandung kadar N yang tinggi dibandingkan dengan kadar C maka tidak ada N
yang diimobilisir, artinya pelepasan nitrogen dari bentuk N-anorganik menjadi bentuk N-organik. Sebaliknya, apabila bahan organik yang didekomposisikan
kadar N-nya rendah dibandingkan kadar C maka akan terjadi immobilisasi N tanah, akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia.
Perubahan nitrogen dari bentuk N-organik menjadi bentuk N-anorganik dilakukan oleh mikroorganisme Tisdale et al., 1999.
Perbandingan kadar C dan N dikenal dengan nama rasio CN. Nilai CN memberikan gambaran tentang mudah tidaknya bahan organik dilapuk, selain itu
menunjukkan tingkat kematangan dari bahan organik ataupun immobilisasi dari N-tanah. Untuk menghindari imobilisasi hara bahan yang digunakan perlu
dilakukan pengomposan terlebih dahulu. Pengomposan adalah suatu proses penguraian bahan organik dari bahan dengan nisbah CN tinggi mentah menjadi
bahan yang mempunyai nisbah CN rendah 15, yang berarti bahwa bahan atau pupuk organik telah matang. Bahan organic digunakan oleh mikroorganisme
untuk memperoleh energi. Populasi mikroorganisme yang tinggi memerlukan hara untuk tumbuh dan berkembang, yang diambil dari tanah yang seharusnya
digunakan oleh tanaman, sehingga mikroorganisme dan tanaman saling bersaing memperebutkan hara yang ada Atmojo, 2003.
Nitrogen yang diberikan dalam jumlah banyak akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlangsung hebat dan warna daun menjadi hijau tua.
Kelebihan N juga dapat memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses pematangan karena tidak seimbang dengan unsur lainnya seperti P, K dan S.
Sebagai unsur yang mobil, gejala khlorosis mula-mula timbul pada daun yang tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Apabila kekurangan nitrogen
menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan dan daun-daun mengering Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.
2.4.3. Kemampuan Tanah Menyediakan Nitrogen