11
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen
Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen membuat definisi  untuk  konsumen.  Menurut  undang-undang  ini,  definisi  konsumen  adalah
setiap  orang  pemakai  barang  atau  jasa  yang  tersedia  dalam  masyarakat,  baik  bagi kepentingan  sendiri,  keluarga,  orang  lain,  maupun  makhluk  hidup  lain  dan  tidak
untuk diperdagangkan.
3.1.2 Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi pilihan suatu restoran. Beberapa restoran  mempunyai  pelanggan  dengan  profil  tertentu,  sementara  restoran-restoran
lain  juga  memiliki  pelanggan  dengan  profil  berbeda.  Menurut  Engel  et  al.  1995, beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi sikap dan persepsi terhadap proses
pembelian performa restoran adalah : 1
Karakteristik  demografi  :  Restoran  yang  mengerti  karakteristik  pelanggan  inti mereka  dengan  variabel  demografi  seperti  jenis  kelamin,umur,  tempat  tinggal,
pendidikan  akhir,  pekerjaan,  status,  pendapatan  per  bulan,  maka  tempat  jual bersangkutan  dapat  memaksimumkan  daya  tariknya  melalui  produk  dan  bauran
pelayanannya. Semua variabel tersebut sangat penting dalam menentukan pilihan suatu restoran.
2 Karakteristik psikologi : Psikologi memungkinkan pengecer membuat profil gaya
hidup para pemakai yang mayoritas. Hal tersebut dilakukan dengan mengadaptasi bauran produk dan jasa restoran bersangkutan sesuai dengan aktivitas, minat, dan
opini kelompok pelanggan.
3.1.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Keputusan  yang  dibuat  oleh  konsumen  sangat  erat  kaitannya  dengan  tingkat keterlibatan  konsumen  customer  involvement.  Menurut  Engel  et  al.  1994
12 keputusan  konsumen  yang    dilaksanakan  dalam  bentuk  tindakan  pembelian  tidak
muncul begitu aja, akan tetapi melalui lima tahapan proses keputusan yang terdii dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil.
Pengenalan Kebutuhan
Kebutuhan  muncul  akibat  adanya  perbedaan  antara  kondisi  dan  keadaan  aktual konsumen  pada  saat  sekarang  dengan  kondisi  yang  diinginkan.  Kebutuhan  ini
dipicu  oleh  adanya  rangsangan  dari  dalam  diri  internal  maupun  dari  luar  diri eksternal.  Rangsangan  internal  yaitu  kebutuhan  dasar  yang  timbul  dari  dalam
diri  seseorang  untuk  mencapai  titik  tertentu  sehingga  menjadi  suatu  pendorong untuk memenuhi keinginan tersebut. Rangsangan eksternal yaitu kebutuhan yang
ditimbulkan  dari  luar  diri  sendiri  seperti  adanya  rangsangan  pemasaran.  Adanya kebutuhan ini menyebabkan konsumen memulai suatu proses pembelian.
Pencarian Informasi
Suatu  proses  pembelian  dimulai  dengan  adanya  kebutuhan.  Langkah  pertama yang  dilakukan  dalam  proses  pembelian  ini  adalah  pencarian  informasi  yang
berhubungan dengan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Informasi  yang  dikumpulkan  dapat  berasal  dari  berbagai  sumber  dan  dengan
mengumpulkan  informasi  konsumen  dapat  berbentuk  kesadaran  serta pertimbangan mengenai produk yang diinginkan.
Evaluasi Alternatif
Dalam  menentukan  evaluasi,  konsumen  harus  menentukan  kriteria.  Kriteria evaluasi  merupakan  dimensi  atau  atribut  yang  dipergunakan  dalam  menilai
alternatif-altrnatif  pilihan  akhir.  Konsep  dasar  yang  dapat  membantu  untuk memahami proses evaluasi alternatif, yaitu konsumen berusaha memuaskan suatu
kebutuhan  dan  konsumen  mencari  manfaat  dari  solusi  produk.  Konsumen memandang  setiap  produk  sebagai  rangkaian  atribut  dengan  kemampuan  yang
berbeda  dalam  memberikan  manfaat  yang  dicari  dan  memuaskan  kebutuhan. Atribut-atribut  produk  yang  dianggap  sesuai  dan  menonjol  akan  mendapat
perhatian kosumen.
13
Pembelian
Kotler  2000  mengatakan  terdapat  dua  faktor  yang  mempengaruhi  maksud pembelian  dan  keputusan  membeli.  Faktor  pertama  adalah  sikap  orang  lain
terhadap  pembelian  yang  dilakukan,  akan  memberikan  motivasi  positif  atau negatif  terhadap  konsumen.  Motivasi  positif  akan  mendorong  terjadinya
pembelian.  Sedangkan  motivasi  negatif  menyebabkan  konsumen  mengabaikan preferensi  yang  telah  diberikan  terhadap  produk  atau  jasa  yang  diakhiri  dengan
tidak  terjadinya  keputusan  pembelian.  Faktor  kedua  yang  dapat  mempengaruhi maksud  pembelian  dan  keputusan  membeli  adalah  faktor  situasi  yang  tidak
terantisipasi, seperti adanya kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Hasil Pembelian
Perilaku  konsumen  setelah  proses  pembelian  yaitu  konsumen  akan  mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Hal ini akan mempengaruhi tindakan
pembelian selanjutnya. Konsumen yang tidak puas akan menghentikan pembelian atau  akan  menceritaan kurang baik kepada orang lain. Hal ini akan memberikan
pengaruh buruk akan suatu produk tertentu. Sebaliknya jika konsumen puas maka mereka akan melakukan pembelian selanjutnya loyal dan mengkonsumsi produk
dalam jangka panjang.
3.1.4 Kepuasan Konsumen dan Upaya Mempertahankan Pelanggan